Share

100. Syarat

Happy Reading

*****

Semua orang yang ada di kamar rawat Fandra terdiam. Fatimah bahkan tidak bisa mengungkapkan apa yang ada di hati bahwa dia tidak setuju dengan keputusan suaminya. Sementara itu, Fandra menunduk makin dalam. Apa yang ditakutkan terjadi.

"Bapak kok bisa gitu?" ucap Wening. Suaranya bergetar hebat.

"Mbak," panggil Fandra. Dia menggelengkan kepala. Tentu sebagai tanda agar Wening jangan menangis. Satu kelemahan lelaki itu adalah tangisan dan kesedihan pujaannya. "Apa pun keputusan Bapak. Kita harus menerimanya. Jika memang Bapak ingin membatalkan pernikahan kami. Saya akan menerimanya."

"Fan, kenapa mudah sekali menyerah. Nggak harus dibatalkan, kita bisa menundanya sampai kakimu sembuh. Aku nggak keberatan." Wening kembali menyahuti perkataan tunangannya.

"Jika selamanya dia nggak sembuh-sembuh. Apakah kamu kan tetap menunggunya? Ingat umur, Nduk. Ada batas usia pada setiap perempuan. Kamu nggak bisa menunggu Fandra." Mahmud berbalik menatap putrinya.

"Pak, jangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status