Share

85. Kemarahan

Happy Reading

*****

Semua mata tertuju pada sosok tinggi dengan perut buncit serta kulit sedikit gelap. Lelaki itu tak lain adalah Hartawan. Datang dengan membawa beberapa paper bag di tangan. Matanya membulat sempurna ketika mendengar dan melihat percakapan anak dan menantunya.

"Jadi, kenapa kamu mengatakan lelah, Ra? Apakah tidak ada pembantu di rumah Fahri atau Karima berbuat jahat padamu?" tanya Hartawan. Lelaki paruh baya itu masih saja memasang wajah menakutkan, antara marah, ingin tahu dan juga khawatir.

Fahri diam dan malah tersenyum miring. Tahu pasti jawaban Tiara akan melenceng dari yang dia ucap tadi. Empat buan hidup bersama perempuan itu, tentunya si lelaki mulai paham sifat sang istri.

"Bukan gitu. Pa. Tiara itu baru sampai sini, tapi sama Fahri sudah diajak pulang. Kan, jadinya capek, Pa. Maunya pengen nginep aja, besok berangkat kerja sama Papa atau Mbak Hermin," jelas istri Fahri.

Untuk meyakinkan sang Papa, dia mencolek paha sang kakak ipar supaya ikut mendukung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status