Share

98. Titik Terang

Happy Reading

*****

Wening terdiam mendengar percakapan Fandra dan Rahmat. Bersyukur dalam hati ketika dia sudah menceritakan keadaan calon suaminya tadi pagi pada Fatimah. Si gadis sengaja bercerita pada ibunya supaya ada yang mendukung ketika Mahmud berubah pikiran nantinya.

"Mbak, gimana itu?" tanya Fandra yang melihat Wening malah menanggapi dengan cuek. Bahkan si gadis pujaan malah membuka kotak-kotak bekal yang dibawa oleh Silvia.

"Menurutmu, aku harus bagaimana? Kita kan sudah membahas hal ini. Apa pun yang terjadi nantinya, ya, kita hadapi. Masak mau lari, Dek. Ya, capeklah." Mata Wening berbinar ketika membuka salah satu kotak bekal yang isinya pancake madu kesukaannya.

"Mulai pinter ngebanyol Mbak Ning," sahut Silvia, "nggak tahu mukanya Mas bos sudah pucat gitu."

"Ngebanyol gimana, Vi. Apa yang Mbak omongin itu benar. Kalau kita lari dan menghindari masalah, pasti kita akan capek. Jadi, mari hadapi bersama semua masalah yang akan datang." Wening menyendokkan pancake tersebu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status