Share

Bab. 24

Keras. Hidungnya panjang dan lurus, tidak pesek dan lebar seperti kebanyakan hidung orang Apache. Lagi-lagi Azura mensyukuri darah kulit putih lelaki itu. Ia terkesiap pelan ketika matanya beralih ke mata Rodriguez dan mendapati lelaki itu ternyata sedang mengawasinya. Rambutnya tampak sangat hitam di sarung bantal yang putih bersih.

“Kenapa kau diam saja?” bisik Azura.

“Kebiasaan.” Hanya dengan susah payah Azura bisa tetap diam ketika lelaki itu mengangkat satu tangan dan mengambil sehelai rambut pirang berombak dari pipi Azura.

Sambil menatapnya dengan saksama, ia menggosok­-gosokkan rambut itu di antara jemari. Akhirnya ia menaruh helaian rambut dengan hati-­hati di batal Azura.

“Tapi selama beberapa tahun belakangan ini

aku belum terbiasa terbangun dengan seorang wanita di sampingku. Aromamu enak.”

“Terima kasih.”

Laki­-laki lain mungkin akan bertanya,

“Kau pakai parfum apa?”

atau

“Aku suka wangi­wangianmu.” Tapi

lelaki yang satu ini tidak banyak bicara, tidak banyak memuji, namun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status