Share

Bab 42. Sikap Berani

“Tuan, apakah mungkin. Anda sedang sakit?” tanyanya.

Zayden menoleh lagi pada Aara. “Tidak,” jawabnya singkat.

“Tapi, Anda terlihat—“

“Aku bilang tidak, pergi sana!” usirnya kemudian.

Mendapat tatapan dingin Zayden yang semakin terlihat jelas, Aara yang merasa takut itu pun akhirnya menurut.

Dia berbalik, lalu pergi dari sana. Walaupun hatinya merasa ragu, karena di matanya Zayden tampak begitu pucat.

Tapi apa hendak di kata, dia tidak bisa melawan perintah Zayden.

Setelah kepergian Aara, Zayden langsung menyandarkan punggung pada kursi kerjanya.

Dia memegangi keningnya dengan suara nafasnya yang terdengar memburu.

“Kepalaku sakit sekali,” gumamnya.

Sementara itu di luar, Aara yang sudah kembali duduk di tempatnya itu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari ruangan Zayden.

Dari dinding kaca itu, Aara bisa melihat dengan jelas keadaan Zayden saat ini.

“Bukankah dia benar-benar terlihat sakit?” gumamnya.

Namun, sekali lagi. Walaupun itu benar, Aara tidak bisa melakukan apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status