Share

Firasat Buruk Arsen

Allice tidak mengerti, kenapa Arsen seperti ini sejak tiga hari lalu dia ijin ke Singapura. Pria itu terlihat begitu manja.

Sama seperti pagi kemarin, Allice terbangun dan sulit untuk beranjak. Sebab Arsen memeluknya terlalu erat. Bahkan enggan untuk melepas.

“Sayang .... Aku mau masak.” Allice melihat wajah suaminya yang masih tidur. Tapi kaki dan tangan sudah memiliiki tenaga untuk menahan Allice di ranjang.

“Arsen, Sayang ....”

“Aku maunya begini saja.”

Arsen justru kini menarik kepala Allice untuk menempel di dadanya.

Allice menghela nafasnya. Dia tersenyum dan membalas pelukan suaminya.

“Aku harus berangkat siang ini, Arsen. Jadi pagi ini aku ingin memastikan kebutuhan sekolah anak-anak aman selama beberapa hari ke depan. Aku juga mau cek ulang barang bawaanmu,” ucap Allice dengan lembut.

Arsen menggeleng.

“Kali ini aku boleh egois? Aku berat kamu pergi, Allice.”

Allice memundurkan kepalanya hingga dia bisa melihat mata suaminya yang sudah terbuka. Ekspresi yang Arsen tunjukkan m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status