Terjebak Pernikahan Penuh Derita

Terjebak Pernikahan Penuh Derita

By:  Ute Glider  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
18 ratings
157Chapters
66.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Allice Lovania tak menyangka kalau dia ditakdirkan sebagai istri kedua Arsenio Mahardika, CEO berwibawa, suami sahabatnya sendiri. Namun, sebuah tragedi membuat Allice dituduh sudah membunuh istri pertama Arsen, tepat di malam pertama pernikahan dirinya. "Rupanya kamu bukan hanya wanita penggoda, tapi juga pembunuh! Jadi, nikmati saja dunia gelapmu ini, Nyonya Mahardika!” Arsen menatap Allice dengan seringai penuh kebencian. Sejak hari itu, Arsen menjadikan pernikahan mereka bagai neraka. Dia tak pernah memberikan cinta apalagi perhatian pada Allice sedikitpun, bahkan kerap menyakiti. Allice kira, dia akan terbebas dari dendam Arsen setelah dia memberikan keturunan. Tapi tidak, Arsen masih saja mengikatnya begitu erat dan menyesakkan. Akankah Allice bisa membuktikan jika dirinya bukanlah pembunuh? Atau kehadiran cinta dari anak mereka bisa mengalahkan dendam di hati Arsen? Follow Instagram author @ute_glider

View More
Terjebak Pernikahan Penuh Derita Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
hakim luqman
jangan"arsen mau nikah dgn dhea lgi aduhh tk best klu mcm tu jalan cerita ny
2024-01-29 13:49:44
1
user avatar
Masrie Napitupulu
Keren Mak Uthe Glider. Sukses di mana², dan makin sukses terus ya, Mak. Salam hangat dari Mak Masrie Napitupulu
2024-01-20 11:33:34
1
user avatar
Evita Sahara
bagus. wajib baca.
2024-01-20 08:16:21
1
default avatar
eppaanggawi
bagus ceritanya....recomen utk dibaca...
2024-01-19 19:43:54
2
user avatar
Iin Romita
ahh . selamat kak Uthe ... masuk banner besar...
2024-01-18 17:06:09
1
default avatar
edihutahayan0
ayo kak. kpn up. udah nggak sabar nih
2023-12-28 02:38:47
2
user avatar
Jeryson bawoel Bawoel
cerita nya bagus
2023-11-12 05:33:00
1
user avatar
Iin Romita
Kerennn.. masuk pencarian nih.... Otw cuanz, mangat
2023-10-17 19:16:40
2
user avatar
Putri Sagita
kak ute kapan up nya selalu ku tunggu jangan lama lama
2023-08-20 20:30:35
2
user avatar
Iin Romita
WAhh Kak Uthe ada di goodnovel nih,, Hay Senior ku dari Nome... makin keren aja.. smngt
2023-08-10 11:46:31
3
user avatar
Rich Mama
Suka sekali ceritanya, sampai mewek. huaaaa, cemburu gpp tapi jangan bertengkar dong Arsen dan Hexa. Semoha Hexa bisa jelasin ya kenapa mereka basah-basahan dan pelukan, ckckck
2023-08-07 13:10:25
2
user avatar
Reylova
Ditunggu update selanjutnya, Thor ...
2023-07-29 11:42:35
2
user avatar
Syahfa Thea
Bagus bukunya. Kasihan Alice .........
2023-07-27 21:01:22
2
user avatar
YOSSYTA S
weh ... akhirnya kk author favoritku nulis juga di sini ...... harus baca nih. kliatanya seru bgt soalnya .........
2023-07-23 13:07:27
2
user avatar
Angdan
Miris banget nasib Allice, kak ...
2023-07-21 08:47:17
1
  • 1
  • 2
157 Chapters
Malam Pertama Menyakitkan
“Pelan-pelan, Arsen. Sakiit!” Seorang wanita memekik sakit saat tangannya ditarik kasar oleh suaminya. Pria itu bernama Arsenio Mahardika. Tubuh tingginya berbanding terbalik dengan wanita berambut hitam di belakangnya. Telapak kekar Arsen terus saja menarik tangan wanita yang 24 jam lalu resmi menjadi istri keduanya. Kaki mereka masih menginjak rumput di lokasi pemakaman yang becek. Sebab, beberapa menit lalu saat semua meninggalkan tempat peristirahatan terakhir, hujan mulai turun. Hingga wanita yang terseok-seok sejak tadi akhirnya terpeleset dan terjatuh. Arsen menghentikan langkahnya. Netra tajam di balik kacamata hitamnya itu menyorot penuh kebencian pada wanita bernama Allice. “Aku sedang tak ingin bermain drama. Cepat berdiri!” Arsen meraih tangan Allice lagi lalu dia paksa wanita itu untuk berdiri untuk meneruskan langkah mereka. Rasa sakit pun menyengat di pergelangan kaki Allice. “Arsen, kakiku terkilir. Please, berhenti!” Rasa sakit di kaki sekaligus dihatinya memb
Read more
Hanya Untuk Menyiksa
LIMA TAHUN KEMUDIAN “Brian! Anna! Sarapannya sudah siap!” Suara teriakan itu khas terdengar setiap pagi. Allice menata meja makannya. Rambut panjangnya dia gelung. Apron juga belum sempat dia lepas. Meski begitu, wajahnya tetap bersinar dan cantik tanpa make up sekalipun. Lima tahun berlalu, hampir lima tahun pula Allice memiliki sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan, anak dari Arsenio Mahardika. Lelaki yang masih menjadi suaminya saat ini. Ya, setelah dia melahirkan tanpa didampingi Arsen. Bertarung nyawa sendirian di ruang bersalin. Allice pikir, dia bisa terlepas dari pria yang pernah berkata akan menceraiakannya setelah memberikan anak. Tapi nyatanya, sampai detik ini, Arsen masih menjeratnya begitu erat dengan status istri sekaligus pembunuh. Kehadiran dua bayi lucu itu di rumah megah sang CEO sama sekali tak merubah sifat dan sikap dingin Arsen terhadap Allice. Meski begitu, Brian dan Brianna adalah satu-satunya alasan Allice bertahan dalam nerakanya Arsen. “Aduh,
Read more
Sakit Hati Tak Kunjung Berakhir
“Arsen.” Allice langsung berdiri sebagai tanda dia meminta penjelasan. Rupanya bukan hanya Allice, dua anak disana pun ikut terkejut dengan suasana ini. “Papa, siapa dia?” tanya Brian dengan pipi masih mengembung isi makanan. Dahinya mengernyit melihat kedua orang dewasa di depannya bertingkah "aneh". Anak itu memperhatikan sosok wanita muda dengan pakaian sedikit seksi berdiri merangkul lengan Arsen. “Terus, kenapa pegang-pegang papa begitu? Kalau di film yang aku lihat. Hanya papa dan mama yang boleh begitu,” lanjutnya. Menyadari posisinya, Arsen pun langsung melepas tangan Nadya. Seketika, keduanya kikuk di hadapan anak berusia lima tahun itu. Jika yang memprotes adalah Allice sudah pasti Arsen tak peduli. Tapi ini dari anaknya sendiri. Sedangkan nama baik seorang ayah tentu harus dia pertahankan di depan kedua anaknya. “Anna ... Brian .... Ini adalah Tante Nadya,” jawab Arsen seraya tersenyum canggung. Merasa disebut namanya, Nadya pun melambaikan tangan dengan anggunnya pa
Read more
Bertemu di Sekolah
Sesuai dengan perintah Arsen. Allice tak berangkat bekerja. Dia juga tidak mengantar anak-anak. Sejak pagi, Allice membantu Bi Suci membereskan kamar. “Apa kamu bisa berdiri dan membawa kopermu sendiri naik ke lantai dua?” ucap Allice menahan marah. Bagaimana tidak, sejak tadi kerjaan Nadya hanya bermain HP sambil tiduran di sofa ruang tengah. Seolah dia adalah nyonya rumah. Bahkan dengan mudahnya memanggil Bi Suci hanya untuk minta dibuatkan es jeruk manis. “Hufh, aku lelah. Kalau tidak ikhlas membantuku, aku bisa minta Mas Arsen mengantarku ke apartemen,” ancamnya dengan wajah sok polos. Allice memutar kedua bola matanya. “Kau pikir aku peduli?” Benar-benar tak peduli. Yang penting tugas Arsen membereskan kamar sudah selesai. Dia pun melangkah pergi meninggalkan Nadya. Gadis itu hanya mencibir melihat punggung Allice yang menjauh. Saat begitu, ponsel yang sejak tadi menjadi teman gadis berkulit sawo matang itu berbunyi. Sebuah panggilan dari Arsen membuatnya girang. “Halo, Ma
Read more
Penculikan di Klub Malam
Arsen tadinya enggan ikut acara pesta kecil yang diadakan oleh rekan-rekan bisnisnya. Hanya saja, dua orang dari mereka terus saja memperingatinya akan pesta malam ini."Bersiaplah, malam ini ikut aku menghadiri pesta," ucap Arsen pada Allice yang baru masuk ke kamar."Aku tidak mau," jawab Allice menuju walk in closet."Kalau begitu biar Nadya yang aku bawa." Arsen mengatakan dengan santai lalu meninggalkan Allice, masuk ke kamar mandi.Meski tadinya menolak, tapi mana mungkin Allice membiarkan Arsen membawa Nadya sebagai penggantinya. ***Night club, sebuah club malam kelas atas semakin ramai di datangi para pengunjung.“Arsen, kamu yakin pesta di tempat seperti ini?” Allice terkejut melihat dimana dirinya berada.Dari dalam mobil saja, dia merasa tidak nyaman dengan pemandangan di sekitarnya. Apalagi kalau masuk.Lihatlah, mereka tidak tau malu bermesraan di sisi gedung. Bahkan ada yang berciuman. Allice sampai jijik rasanya.Seumur-umur dia tak pernah datang ke tempat seperti ini
Read more
Penolong Datang
“Miss Allice,” panggil pria itu memegang bahu Allice.Hanya saja suaranya terdam air hujan dan guntur. Allice juga masih ketakutan, hingga pikirannya tertuju pada penjahat-penjahat itu.“Ampun! Jangan sakiti aku!” tangis Allice masih belum berani membuka kedua tangannya yang menutupi wajah.“Allice! Hei!” Pria itu akhirnya berjongkok di depan Allice. Dia mengguncang keras bahu wanita itu.“Allice!” teriaknya lagi.Sampai Allice terkesiap, karena ada yang memanggil namanya. Dia perlahan membuka sela-sela jemari, mengintip tipis. Dia harus memastikan kalau di depannya memang orang yang dia kenal.Sampai sosok pria memakai jas putih basah kuyup itu nampak khawatir menatapnya.“He-Hexa?” Allice akhirnya menurunkan kedua tangan. Dia sedikit linglung, bagaimana bisa Hexa ada disini?Takut salah melihat, Allice menoleh ke belakang. Dia mencari para penjahat tadi.“Mereka sudah pergi,” ucap Hexa dengan suara keras.Benar, penjahat itu tentu sudah lari tunggang-langgang ketika kalah dari seran
Read more
Sikap Dingin Arsen
Kepala Allice mulai pusing karena terlalu lama kedinginan. Bibirnya juga makin pucat dan gemetaran. Sebagai dokter, Hexa tentu paham kalau wanita di sampingnya itu sedang tidak baik-baik. Berulang kali pula Allice terdengar bersin-bersin lalu mengusap ujung hidung yang gatal. “Ada paracetamol di rumah?” tanya Hexa masih membawa mobilnya melintas cepat ke kawasan elite rumah Arsen. “Hem ...,” jawab Allice hanya mengangguk. “Maaf, kalau aku hanya bisa mengantarmu pulang. Karena aku tawarkan ganti pakaian di apartemen kamu tidak mau. Berhenti di toko baju pun, kamu tidak mau.” Pandangan Hexa sudah menuju gerbang rumah megah di depannya. Dia menekan klakson dua kali, barulah seorang satpam berlari memakai payung untuk membuka gerbang. Satpam itu tentu sudah mengenal mobil Hexa. Selain sahabat Arsen dari kecil, Hexa juga merupakan dokter keluarga. “Kamu tenang saja, aku bisa mengobati diriku sendiri,” jawab Allice. “Hemm ... ya. Aku tak pernah lupa kalau kamu lulusan S2 kedokteran.
Read more
Demam Tinggi
Mata Arsen kembali terbuka ketika mendengar erangan dari mulut wanita yang tidur satu ranjang dengannya."Ma ... bawa aku ....”Ibu Allice sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Lalu kenapa Allice tiba-tiba minta dibawa? Hal itu yang membuat Arsen akhirnya menoleh ke posisi tidur Allice.Wanita itu memunggunginya, masih tergulung di dalam selimut.“Hei,” panggil Arsen. “Kau bisa diam?”Tak ada respon. Bahkan Allice cukup berisik untuk sekedar mengeluarkan nafas.Arsen mulai merasa ada yang tak beres. Dia memposisikan diri untuk duduk kemudian mengguncang ringan bahu Allice yang tertutup selimut tebal.“Allice?” panggil Arsen.Dengan ragu, tangan Arsen akhirnya berpindah menyentuh dahi Allice.Dia cukup terkesiap merasakan hawa panas di tubuh istrinya itu. “Demam.”Arsen menyingkap selimut. Dia turun dari ranjang lalu keluar mencari Bi Suci. Tapi karena ini sudah lewat tengah malam, suasana sudah sangat sepi. Tak mungkin Arsen membangunkan pelayannya apalagi Nadya untuk mengurus Allice.
Read more
Memberikan Bukti CCTV
Salah satu alis Hexa menukik saat mendengar perkataan Axton barusan.“Menginginkan istrimu?” Dokter itu mem-beo.“Hem,” sahut Arsen dingin.Hexa masih bingung. Dia melihat sosok sahabat di depannya dari atas sampai bawah guna mencari jawaban. Kemudian netranya beralih pada mobil Arsen yang parkir tak jauh darinya. Disana Nadya keluar dari mobil lalu memandangi Arsen, seolah sedang menunggu pria itu.“Kau datang dengan Nadya. Allice tidak masuk kerja? Apa dia sakit?” tanya Hexa.“Dia sakit karenamu, bukan? Ada janji temu dengannya semalam? Pergi kemana sampai hujan-hujanan basah kuyup lalu berpelukan di depan rumahku.” Arsen akhirnya mengutarakan kekesalannya.Ah!Hexa terkekeh ringan. Dia hampir tak percaya kalau rupanya Arsen sedang mempermasalahkan soal semalam.“Kau cemburu aku pulang bersamanya? Memangnya Nadya tidak cerita? Atau Allice, mungkin?” Hexa tentu ingat, kalau semalam Nadya yang membukakan pintu rumah.Hexa juga menceritakan apa yang terjadi dengan Allice, hingga dia bi
Read more
Mulai Merasa Bersalah
Arsen hanya memutar-mutar chip itu di jemarinya. Dia berfikir, apa perlu melihat bukti entah apalah itu yang tertangkap di mobil Hexa?Pria itu akhirnya memilih meletakkan chip di laci meja kerjanya. Kemudian melanjutkan pekerjaannya.Tapi gangguan selalu saja ada. Sebuah telefon masuk ke ponselnya.Pak Burhan. Dia adalah pemilik Night Club sekaligus rekan bisnis yang mengundangnya untuk party bersama semalam.Karena dipastikan apa yang akan dibahas Pak Burhan adalah penting, Arsen pun langsung mengangkatnya.“Halo, Pak Burhan. Bagaimana?” tanya Arsen langsung ketika benda pipih itu menempel di daun telinganya. Sedangkan tangan kanannya sedang menggoreskan tinta untuk tanda tangan di atas berkas.“Tuan Arsen, sebelumnya saya ingin memohon maaf karena minimnya penjagaan dan CCTV club masih belum aktif,” ucap Pak Burhan merasa tak enak pada Arsen.Dahi Arsen berkerut tipis. Dia tentu tau kalau itu club masih baru berdiri seminggu yang lalu. Memang belum sepenuhnya jadi. Diibaratk
Read more
DMCA.com Protection Status