Share

Bab 43

Amel berinisiatif menunjukkan niat baik. Penampilannya yang manis dan menyenangkan itu membuat Dimas tidak bisa menolaknya.

Dimas mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Amel. Telapak tangan Dimas yang lebar dan panas itu terasa agak dingin di tangan Amel yang mungil itu.

"Hmm." Dimas menganggukkan kepalanya tanpa mengatakan apa pun. Sebenarnya dia merasa sangat senang di dalam hati.

Pada saat itulah, ponsel Amel tiba-tiba berdering.

Amel melihat nama si penelepon dan menjawab telepon tersebut dengan perasaan aneh, "Halo, Bu?"

Begitu Amel berkata seperti itu, terdengar suara tajam manajer toko. "Amel, apa yang kamu lakukan? Apa kamu nggak menyelesaikan semua pekerjaanmu tepat waktu saat pulang kerja? Cepat kembali! Kamu lembur malam ini."

Amel berada dalam situasi yang sulit. Tokonya selalu sepi, untuk apa harus lembur?

Amel merasa bingung. Setelah berpikir keras, dia memutuskan untuk kembali dan melihat situasinya terlebih dahulu.

Amel memasukkan ponselnya ke dalam tas dan memand
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status