Share

Terjerat Skandal dengan Bosku
Terjerat Skandal dengan Bosku
Penulis: Jihei Nanco

Aplikasi Dating Online

"Arumi, jangan ganggu aku terus dong! Aku lagi chat-an nih sama pacar aku!" pekik Julia, sahabat dari Arumi si gadis yang banyak di juluki jomblo abadi.

"Dasar! Giliran ada butuh aja sama aku." Arumi berhenti menggoda sahabatnya dan mulai memasang wajah kesal dengan tangannya di lipat di atas dadanya.

Julia menghela nafas pasrah. Dia menyimpan ponsel yang sedang dia mainkan pada tas miliknya.

Saat itu, Julia dan Arumi sedang berada di kafetaria kampus. Julia dan Arumi sama-sama baru menyelesaikan tugas akhirnya. Mereka ingin merayakannya dengan berlibur, maka dari itu Julia mengajak Arumi bertemu di Kafetaria untuk membahas hal tersebut.

"Ada apa? Kenapa kau menggangguku?" tanya Julia dengan tangannya yang mengambil kentang goreng di depannya dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

Wajah Arumi mendadak berubah. Tangannya yang sedari tadi di lipat, langsung di lepas dan dia simpan di pahanya. Dia meremas pelan gaun pendek yang sedang dia pakai.

"Kau kenapa? Apa kau sedang ada masalah?" tanya Julia lagi.

"Begini..." Arumi mengambil nafas besar sebelum melanjutkan ucapannya, "Aku ingin punya pacar!" Arumi menutup matanya setelah mengucapkan kata-kata yang selama ini tertahan di hatinya.

Julia mengerjapkan matanya berkali-kali. Dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar. 

"Tunggu! Apa? Pacar? Kau ingin punya pacar?" tanya Julia dengan wajah bingung dan kagetnya.

Arumi mengangguk yakin. Baginya sudah waktunya dia meninggalkan zona nyaman kesendiriannya. 

"Tunggu!" Julia menutup matanya dengan tangannya yang memegang dadanya karena masih kaget dengan pernyataan Arumi.

"Kau kenapa sih? Aku kan cuma bilang aku ingin punya pacar, tapi aku tidak tau harus mulai dari mana!" ucap Arumi dengan nada bicaranya yang naik satu oktaf. Arumi sudah sangat kesal karena Julia tidak juga menanggapi ucapannya.

Julia menarik nafas berkali-kali, lalu mengeluarkannya dengan perlahan. Dia mencoba untuk meyakinkan dirinya kalau yang ia dengar itu memang benar.

"Bukan begitu," akhirnya Julia menyadarkan dirinya, "Kau! Arumi, gadis yang tidak pernah mengenal pacaran, secara tiba-tiba mengatakan kalau kau ingin punya pacar." Julia menghentikan kata-katanya mencoba untuk meminta pengertian dari Arumi.

"Memangnya kenapa? Memangnya aku yang tidak pernah pacaran ini tidak boleh ya punya pacar?" tanya Arumi dengan wajah kesal. Arumi yang tadinya ingin meminta pendapat dari sahabatnya, kini menjadi sangat kesal.

"Bukan begitu, aku hanya kaget," ujar Julia jujur.

Arumi hanya menghela nafas berat dan mengalihkan pandangannya pada kentang goreng di depannya. Dengan wajah kesal, dia langsung memakan kentang goreng di hadapannya.

"Baiklah, baiklah. Jadi kau ingin punya pacar kan? Lalu, apa yang bisa aku bantu?" tanya Julia, sembari mencoba menenangkan sahabatnya yang sudah mulai kesal padanya.

Arumi berdehem dan pandangannya kembali pada Julia.

"Begini, kau kan punya banyak teman laki-laki. Apa kau tidak bisa mengenalkan aku pada mereka?" akhirnya Arumi berhasil mengungkapkan maksud hatinya.

“Tunggu! Jadi kau ingin aku mengenalkan kau pada teman laki-lakiku begitu?” Tanya Julia dengan tenang.

“Iya. Aku tau kau punya banyak kenalan pria, jadi-”

“Tidak!!” pekik Julia, “Aku tau aku banyak memiliki teman pria, tapi mereka tidak terlalu baik untukmu. Kebanyakan dari mereka hanya ingin bermain-main dengan wanita. Aku tidak ingin kau menjadi salah satu dari wanita yang akan dipermainkan oleh mereka,” lanjutnya.

Arumi menghela nafas berat. Dia tahu Julia khawatir pada Arumi yang akan memulai kisah percintaannya. Julia takut kalau Arumi akan bertemu dengan laki-laki yang bahkan tidak sebanding dengan Arumi yang memiliki kepribadian polos dan terlalu baik pada semua orang.

“Kalau aku boleh menyarankan, lebih baik kau gunakan aplikasi dating online. Kau bisa berlatih untuk berkenalan dan mengenal banyak orang. Tapi satu yang ingin aku ingatkan padamu, jangan pernah sekalipun percaya pada apa yang mereka ucapkan. Aku tau tidak semua orang di aplikasi dating online itu orang yang jahat, tapi kau sendiri juga harus memilah sendiri orang yang akan kau ajak untuk berkenalan,” jelas Julia. 

Julia sengaja menyarankan aplikasi dating online pada Arumi agar dia bisa berlatih untuk menjalin hubungan dengan seseorang, tetapi meskipun begitu Arumi akan tetap aman karena orang yang akan ditemui oleh Arumi hanyalah sebatas virtual saja.

“Kau benar, lagi pula aku belum terlalu siap untuk bertemu dengan laki-laki secara langsung. Seperti yang kau lihat sendiri, aku tidak terlalu cantik,” ucap Arumi, lalu menunduk karena merasa tidak percaya diri.

“Hey! Hey! Hey!” Julia memotong ucapan Arumi dengan wajah kesal, “Berkali-kali aku katakan padamu kalau kau itu sangat cantik, Arumi,” ucap Julia dengan tegas. Julia hanya bisa menepuk jidatnya sendiri karena memiliki sahabat yang selalu tidak merasa percaya diri dengan tubuhnya sendiri.

Julia memang benar, Arumi adalah gadis yang sangat cantik. Dengan bentuk tubuh yang mungil, Arumi kerap kali di panggil anak SMA oleh sebagian orang yang ditemuinya. Wajahnya yang manis dan cantik, kulitnya yang seputih susu, ditambah dengan mata birunya yang selalu menarik perhatian orang lain. Bagaimana tidak? Arumi adalah gadis asal Indonesia, sedangkan orang yang bermata biru kebanyakan berasal dari Eropa.

Setiap orang yang mengenalnya pasti selalu bertanya-tanya tentang mata birunya itu, tapi dia sendiri tidak bisa menjawab dari mana asal mata biru miliknya. Alasannya cukup sederhana, karena Arumi adalah anak yatim piatu yang dibuang di panti asuhan oleh kedua orang tuanya. 

Sedari kecil sampai SMA, dia dihidupi oleh panti asuhan tempat dia dibesarkan. Barulah setelah lulus SMA, Arumi hidup mandiri dengan hidup yang sangat amat sederhana. Dia tinggal di sebuah kost-kostan yang sangat sederhana. Arumi hidup dengan uang hasil kerja kerasnya sendiri.

Arumi sudah biasa bekerja. Dia bahkan bekerja sambil kuliah. Untung saja, Arumi mendapatkan beasiswa ketika kuliah, sehingga dia bisa mengirit uang kuliahnya untuk biaya hidup sehari-hari.

Berbanding terbalik dengan Julia yang terlahir dengan sendok emas di tangannya. Dia merupakan anak dari salah satu pebisnis terbesar di daerahnya. 

Sikap polos dan baik hati Arumi, sudah mengetuk hati Julia untuk bisa berteman dan bahkan sampai bersahabat dengannya. Arumi tidak pernah malu atau pun patah semangat terhadap hidupnya. Itulah yang menjadi alasan mengapa Julia sangat memperhatikan dan sayang pada Arumi sahabatnya.

“Benarkah? Aku merasa kau orang yang paling cantik yang aku temui,” ucap Arumi dengan senyum polosnya.

Julia hanya menghela nafas pasrah. Dia sudah menyerah untuk memberitahu Arumi kalau dirinya juga tak kalah cantik.

“Baiklah, kita hentikan pembahasan tentang kecantikan. Sekarang aku akan tunjukan aplikasi dating online padamu,” ujar Julia, lalu kembali mengeluarkan ponsel dari tasnya.

Julia membuka ponselnya, begitupun dengan Arumi. Rencana mereka yang akan membahas liburan setelah lulus kuliah nyatanya tertunda karena keinginan Arumi yang menginginkan seorang pacar.

Julia menjelaskan cara kerja dari aplikasi dating online tersebut. Julia bahkan menyarankan agar Arumi berdandan ketika mengunggah foto dirinya di aplikasi tersebut agar semua laki-laki yang melihat foto Arumi menjadi tertarik untuk berkenalan.

***

Arumi pulang ke kostannya dan langsung melemparkan tubuhnya di kasur yang selama ini menjadi tempat istirahatnya. Saat akan memejamkan mata, dia ingat kalau dia harus mengunggah foto dirinya di aplikasi dating online tersebut. 

Arumi lalu bangkit dari tidurnya dan berjalan ke arah lemari pakaian miliknya yang tidak terlalu besar. Arumi memilih baju yang cocok untuknya. Bahkan Arumi merias wajahnya dengan alat rias yang dihadiahkan oleh Julia padanya ketika ia berulang tahun.

Setelah merasa sudah cantik, Arumi berpose di depan ponselnya. Dia mengambil gambar dirinya berkali-kali sampai dia menemukan gambar yang menurutnya sangat cantik.

“Oke, yang ini kayanya menarik,” gumam Arumi, kemudian memilih foto yang akan dia unggah.

Setelah mengunggah foto miliknya, ponsel Arumi tiba-tiba mati. Arumi langsung beranjak dari duduknya dan memasang ponselnya ke pengisi daya. Sembari menunggu ponselnya menyala kembali, Arumi memutuskan untuk mandi dan bersiap untuk pergi ke kafe tempat ia biasa bekerja.

Arumi adalah seorang barista kafe. Dia sudah menjadi seorang barista selama 3 tahun. Bisa dibilang, semua biaya hidupnya berasal dari hasil kerjanya menjadi seorang barista.

Setelah selesai bersiap-siap, Arumi pergi ke kafe tempat kerjanya. Tidak lupa dia membawa ponsel yang sudah ia isi dayanya agar dapat digunakan kembali.

Jarak dari kostan Arumi ke kafe tersebut sangatlah dekat, bahkan bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki. Sesampainya di kafe, Arumi langsung menyimpan semua barang-barangnya di loker miliknya.

“Tumben sekali kau sudah sampai,” sapa salah seorang karyawan kafe bernama Rian.

“Iya, tugas akhirku sudah selesai, jadi aku tidak terlambat lagi. Kau sudah mau pulang?” tanya Arumi sambil memasang celemek di badannya dengan logo kafe tempat ia bekerja.

“Iya, pacarku ngomel terus dari tadi. Aku duluan ya!” ujar Rian, kemudian pergi dengan tangannya yang melambai ke arah Arumi.

Arumi hanya membalas lambaian tangan Rian. Sikap ramah dan murah senyum Arumi membuatnya disukai oleh banyak orang, termasuk karyawan tempat ia bekerja.

“Oh iya, aku tadi belum mengecek ponselku.” Arumi baru teringat dengan ponselnya yang masih mati.

Dia menghidupkan kembali ponselnya sambil bersenandung melihat ke sekeliling kafe yang mulai ramai oleh pengunjung karena saat itu sudah jam 5 sore.

Setelah ponselnya dihidupkan, Arumi mengecek aplikasi dating online miliknya. Dia sangat kaget karena orang-orang yang berada di aplikasi dating online tersebut, banyak sekali mengirimkan pesan padanya. Setelah Arumi hitung sendiri, ada lebih dari 20 orang yang mengirimkan pesan padanya.

“Wah!! Apa begini rasanya akan PDKT dengan orang lain?” Ucap Arumi sambil tersenyum.

Dia memilih orang yang menurutnya sangat menarik. Arumi terhenti di nama yang berada di urutan paling bawah. Arumi tersenyum ketika melihat foto seorang pria yang menurutnya sangat tampan, namun terlihat sederhana. Arumi memang tidak ingin mencari laki-laki yang terlalu kaya karena takut akan menjadi masalah untuknya.

Arumi mengklik nama orang tersebut dan munculah pop up chat dari laki-laki tersebut.

“Hai, Arumi. Aku Bima, salam kenal ya!” gumam Arumi yang membaca chat dari pria tersebut, “Astaga! Dia tipe aku sekali!” lanjutnya sambil menatap foto Bima yang sengaja ia klik untuk melihatnya lebih jelas.

Ketika Arumi akan membalas pesan dari Bima, dia dipanggil oleh salah satu karyawan yang sedang kesulitan menghadapi costumer di kafenya.

“Arumi, apa kau sudah selesai siap-siap? Aku butuh bantuanmu disini!” teriak seorang perempuan yang merupakan karyawan di kafe tersebut. Dia bernama Ranti.

“Iya aku ke depan sekarang!” Arumi langsung memasukkan ponselnya ke saku celananya dan mulai bekerja.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status