Setelah meninggalkan hotel, Tanaya berdiri di depan pintu hotel sambil melihat kembali ke arah ruang perjamuan. Dia mengerutkan bibir merahnya dan tatapannya dingin.Tidak lama kemudian, sebuah Lamborghini biru tua berhenti dengan mantap di depan Tanaya.Tanaya membuka pintu dan masuk ke dalam mobil tanpa ragu.Miguel mengenakan kacamata hitam besar di wajahnya yang membuatnya terlihat tidak seanggun saat berada di perjamuan sebelumnya dan lebih mirip pemuda nakal."Mereka nggak mempersulitmu, 'kan?" Miguel menoleh ke arah wanita di kursi penumpang dan melihat raut wajah tenangnya. Sepertinya dia tidak begitu khawatir."Nggak, Vera nggak bisa memberikan bukti apa pun." Tanaya berkata dengan acuh tak acuh.Miguel yang memberikan pisau itu. Setelah menggunakannya, dia diam-diam mengembalikan pisau itu kepada Miguel agar tidak ada yang menyadarinya."Tuan Besar Arya memintaku untuk menghadiri acara sosial atas nama Keluarga Mauel besok malam. Kalau negosiasi berjalan dengan baik, Keluarga
Terlebih lagi, Tanaya tidak merencanakan semua ini hanya untuk membiarkan Keluarga Mauel duduk santai dan menikmati keuntungannya. Dia tidak berniat memberikan proyek ini ke Keluarga Mauel."Charles itu sombong dan mendominasi, juga sulit untuk didekati. Dia pernah mendengar orang menyebutmu sebelumnya, tapi kemudian seorang artis menarik perhatiannya, jadi dia nggak repot-repot mencarimu." Miguel berkata perlahan."Lebih baik begitu. Karena nggak ada tempat untuk bersembunyi, jadi lebih baik manfaatkan kesempatan ini." Suara Tanaya sangat tenang, nyatanya dia tidak terlalu peduli.Miguel menoleh ke arahnya. Wajah wanita itu cantik. Sepertinya tidak banyak berubah dari sebelumnya, tetapi ini terlihat seperti mutiara yang baru muncul dari cangkang kerang atau kupu-kupu yang baru selesai berevolusi.Merasakan tatapan Miguel, Tanaya mengulurkan tangan dan melepas kacamata hitam dari wajah pria itu dan berkata sambil tersenyum, "Kok pakai kacamata hitam di malam hari, nggak takut menabrak
Saat ini seberang lautan.Di kamar hotel, Henry duduk di mejanya sambil menatap panggilan yang ditolak dan berpikir.Setelah Tanaya mematikan komputer, dia naik ke atas kasur dengan ponselnya dan melakukan panggilan video ke Henry yang jauh lebih mahal daripada panggilan telepon langsung.Henry tertegun selama beberapa detik saat melihat panggilan video tersebut, lalu menjawabnya."Tuan Henry mencariku?" Tanaya bersandar di samping kasur dan berbicara dengan ramah, suaranya terdengar agak bersemangat.Di kamera, lampu meja di meja hotel menyala dan Henry masih mengenakan setelan jas."Gaunnya cantik sekali." Henry perlahan melepas jaket dan melonggarkan dasinya.Tanaya menyadari selama dia tidak membuat Henry kesal, sebenarnya pria ini adalah pria yang sangat lembut, setidaknya baginya.Tanaya memutar matanya dan berkata dengan manja, "Cuma gaun?"Henry berhenti sejenak sambil memegang dasinya. Dia berdiri di depan meja dan menatap wanita di kamera dari kejauhan.Rambutnya tergerai den
Karena mengetahui hal inilah Tanaya menerima lamaran Henry untuk jalan-jalan. Dia tidak lagi terlalu peduli dengan pendapat orang lain dan menemaninya ke luar negeri saat dia bekerja dan bersantai.Henry tetap diam, pandangannya tertuju pada wajah merah muda lembutnya.Bagaimana kalau kamu tidur lebih awal dan aku akan mentraktirmu makan setelah kamu kembali? Tanaya tidak tahan dengan kerja kerasnya dan mendesaknya dengan lembut.Henry tidak menjawab, melainkan berkata, "Besok malam ada rencana apa?"Tanaya memikirkannya dan menyadari sepertinya tidak ada lagi yang bisa dilakukan dalam dua hari terakhir ini selain menggambar desain Taman Roseyard dan rancangan desain perhiasan untuk pesanan."Ada rencana yang cukup penting." Tanaya membuyarkan lamunannya dan berbicara dengan lembut."Hmm?" Henry mendengarkan kata-katanya dengan sabar dan berencana untuk mengingatnya.Tanaya membangkitkan rasa ingin tahu pria itu dan berkata dengan hangat, "Kamu istirahatlah dulu, nanti akan kuberi tahu
Shawn tertegun selama beberapa detik, lalu berkata dengan raut wajah rumit, "Benarkah?"Meskipun marga ibunya Mauel, Shawn tidak menyukai Keluarga Mauel tanpa alasan. Sebaliknya, dia memiliki hubungan yang baik dengan Tanaya si sepupu yang tidak memiliki hubungan darah dengannya.Shawn selalu merasa dirinya memberontak dan entah mengapa tidak suka terhadap Keluarga Mauel.Akan tetapi, apa boleh buat, Tanaya menyukainya.Anggota Keluarga Mauel juga tidak melakukan kesalahan terhadapnya, jadi tentu saja dia harus berpura-pura.Jadi begitu mendengar Reiga telah meninggal, Shawn pun merasa agak bersemangat.Tidak ... seharusnya tidak ....Benar-benar tidak sepantasnya.Sebagai manusia, dia tidak sepantasnya berpikir begini.Shawn berusaha sekuat tenaga untuk membuat dirinya agak sedih. Setelah menahan diri cukup lama, dia pun berkata perlahan, "Aku akan membakar beberapa apartemen lagi untuknya."Tanaya, "..."...Setelah mengakhiri panggilan, Tanaya kembali berpikir keras.Kakek Shawn yan
"Halo, maaf, bisa pesan sarapan berbentuk hati nggak?""Benar, yakin bisa tambahkan telur berbentuk hati? Oke, terima kasih.""Tertanda ... tulis saja Nona Tanaya ...."Tanaya ragu sejenak. Awalnya dia ingin menulis "Si Manisnya Tuan Henry", tetapi setelah dipikirkan, dia takut akan menakuti Henry dan mengurungkan niatnya. Akhirnya Tanaya pun menggunakan tulisan Nona Tanaya saja.Kemungkinan Henry akan tahu siapa itu.Tanaya menoleh ke arah luar jendela. Bulan bersinar dengan bintang dan langit tidak berawan.'Henry, selamat malam, semoga suasana hatimu lebih baik di hari yang baru.'Keesokan harinya, pagi-pagi sekali.Henry yang baru tidur tiga atau empat jam bangun pagi.Sebelum layanan kamar hotel tiba, Ethan masuk terlebih dahulu dan mulai melaporkan rencana perjalanan hari ini, "Tuan Muda Henry, bukankah ini terlalu terburu-buru ...."Ethan berkata dengan ragu karena khawatir tubuh Henry tidak akan mampu bertahan."Nggak, ayo kembali lebih awal. Ada masalah penting." Henry berbica
Ethan tertegun selama beberapa detik dan bergegas menghentikannya, "Nggak boleh dimakan!"Astaga!!!Akan tetapi, mengulurkan tangannya, pemuda dingin itu menyerangnya dengan pisau. Ethan langsung menghindar dan mengulurkan tangannya lagi. Aaron mengelak dengan mangkuk seolah tidak menatapnya.Ethan ingin menangis, oh langit, kamu mempermainkanku!Aaron adalah yang termuda di antara mereka, tetapi dia yang paling mampu bertarung."Astaga, itu benar-benar nggak boleh dimakan!!!" Ethan menjadi cemas dan mengangkat kakinya untuk menendang Aaron lagi.Sering disela, tatapan Aaron terlihat penuh ketidaksabaran dan dia langsung menendang paha Ethan.Ethan sangat marah sampai tidak sempat menghindar dan langsung jatuh ke lantai.Saat bangun lagi, jangankan semangkuk mi, semua makanan yang bisa dimakan di atas meja sudah lama hilang.Ethan, "..."Dia menampar keningnya, gawat!Beberapa menit kemudian, Henry mengakhiri panggilan dan kembali. Setelah melihat semua yang ada di meja telah dihabiska
Tanaya berbaring di atas kasur dan terus bertanya: "Apa maksudmu "ya"?"Henry menghela napas dan menjawab: "Enak."Setelah mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Tanaya berpura-pura bingung dan berkata: "Seberapa enak telurnya?"Melihat godaan terang-terangan wanita itu, tatapan Henry menjadi dalam dan dia merasa marah.Dia menatap pesan teks itu untuk waktu yang lama, lalu perlahan mengetik sebuah kalimat dengan jarinya yang jenjang: "Akan kuberi tahu setelah kembali".Tanaya melihat pesan itu dan berguling-guling di kasur beberapa kali. Dia takut menunda pekerjaannya dan tidak menjawab.Bagaimana bisa tahu setelah kembali?Telur hanyalah sebutir telur.Henry melonggarkan kerah bajunya dan tidak menjawab lagi. Dia berdiri dan berjalan ke jendela dari lantai ke langit-langit sebelum berkata dengan suara yang dalam, "Ganti makan siang dengan mi kuah.""Baik." Ethan ingin menangis, merasa masalah ini tidak mungkin akan bisa selesai.Tuan Muda Henry ingin makan mi?Yang ingin Tuan Muda H