Share

Bab 86

Setelah tertegun sejenak, dia teringat hal tidur di rumah Henry terakhir kalinya. Dia menyipitkan mata, lalu menatapnya sambil berkata, "Apa kamu serius?"

"Ya, sangat serius." Tanaya menoleh ke arahnya dengan serius.

Lydia mengangakan mulut, tetapi tak kunjung buka suara.

Lebih baik dia terus menoleransi Reiga saja!

Setelah terdiam beberapa lama, Lydia memberi saran dengan tulus, "Boleh main-main, tapi jangan jatuh cinta."

Tanaya tidak mengerti, "Kenapa?"

"Orang seperti Henry tampak nggak berhasrat, lembut dan pemalu, tapi kenyataannya nggak berperasaan dan sangat kejam. Wanita yang jatuh cinta padanya nggak bakal berakhir dengan baik." Lydia mengerutkan kening, jelas tidak setuju.

Akan tetapi, dia juga tahu bahwa pria seperti Henry memiliki daya tarik yang kuat terhadap wanita.

Tanaya merenungkan kata-katanya tanpa suara.

Ya, sebenarnya omongan Lydia benar, tetapi juga tidak sepenuhnya.

"Naya, jangan bodoh. Kalau kamu mendambakan ketampanan dan uang darinya, anggap saja aku nggak pern
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status