Share

Bab 38 (Kekasih Bang Ron)

Alit menyandarkan tubuh lelahnya pada tiang penyangga di samping jasad Bang Ron. Malam semakin larut, dingin semakin menusuk, dan mata terasa berat. Karena lelah, ia pun terlelap.

Alit terbangun di saat orang-orang masih tertidur dengan posisi duduk sambil bersandar satu sama lain. Sleeping bag mereka tampak lembab, bahkan basah karena tempias air hujan yang terbawa angin.

Hujan masih belum reda. Awan kelabu masih enggan pergi. Ilalang, tumbuhan strawberry hutan, dan dahan-dahan pepohonan tampak merunduk menahan guyuran air hujan yang turun dari semalam.

Pagi itu sungguh dingin dan terasa beku karena angin tak henti membelai mereka. Satu persatu, mereka membuka mata, tetapi tubuhnya enggan melepas lilitan sleeping bag yang menyelimuti.

"Belum reda hujannya, kapan bisa pulang kalau gini terus," gumam Luris terbangun.

"Kita terabas saja kalau masih begini. Sepertinya, hujannya bakalan awet," sahut Pak Najam dengan mata masih menutup, lalu merenggangkan badan.

"Jam berapa Ris?" tanya Ali
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status