Share

Hampir

Laju mobil Mas Danang yang aku kendarai mulai melaju secara perlahan meninggalkan pelataran kantor kami. Mas Danang rupanya tidak mempersoalkan bila aku mengambil alih kemudinya.

Hanya dia mengatakan padaku untuk tetap dalam laju kecepatan normal. Dia tahu bila aku membawa mobil dan memegang kendali. Biasanya aku tidak sabaran dan ingin segera pulang.

Entah kenapa akhir-akhir ini aku selalu ingin cepat pulang. Lalu merebahkan semua lelah dan penat seharian bekerja di atas kasur kesayanganku.

Mungkin ini yang dinamakan dengan kata jodoh. Mas Danang yang cenderung kalem dan apa adanya. Malah bertemu denganku yang cenderung banyak tingkah dan tak bisa diam dalam waktu lama.

“Pelan-pelan Dek nanti juga sampai. Alon-alon asal selamat, jangan mengebut kesehatan itu mahal,” selalu satu perkataan dari rangkaian mengingatkanku.

Selalu terucap dari bibir Mas Danang yang masih merah. Tiada satu kali saja aku lihat bibir itu tersentuh asap tembakau.

“Pelan ini berapa sih Cuma delapan puluh,”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status