Share

Satu Kecupan Yang Masih Mimpi

“Hah benar hanya mimpi saja, kenapa aku jadi was-was dan merasa ketakutan. Sebaiknya aku tutup jendela dan lekas tidur di samping Rindu.”

Saat aku lihat jam dinding ternyata masih pukul sepuluh malam. Kenapa dalam mimpi itu waktu sudah hampir subuh.

Akankah mimpi itu menjadi nyata. Kakek Haji itu terus memanggil aku cucu. Sebenarnya siapa beliau Pak Haji yang aku temui di trotoar waktu itu? Baiknya aku lekas tidur.

“Ah Cuma mimpi Raja, hanya mimpi dan mungkin aku terlalu lelah. Mungkin otakku terlalu banyak pikiran. Jadilah aku bermimpi yang aneh-aneh. Baiknya aku mulai rebahkan tubuhku di samping Rindu,” sejenak seperti biasanya, aku kecup sedikit kening Rindu.

Menyibakkan rambut beberapa helai yang jatuh di keningnya. Tapi serasa ada yang aneh dengan Rindu.

Saat aku mengecup keningnya bukan tanpa alasan. Aku melakukannya semata-mata untuk mengecek suhu tubuhnya juga.

Suhu tubuh Rindu yang biasanya selalu panas dan selalu aku kompres dengan kain kecil aku basahi air es. Aku ras
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status