Share

37. Musibah

Aku hanya bisa mengangguk dengan gerakan pelan.

“Sendiri?”

“Enggak, diantar sama Pak Narto. Tadi waktu berangkat belum hujan, Mas. Ini tiba-tiba airnya kek ditumpah dari langit, deres banget.”

“Bukannya besok kalian mau berangkat ke Semarang?”

Aku kembali mengangguk.

“Kenapa enggak dicegah aja Vino mau keluar?”

Tuh, kan, perasaanku semakin tidak tenang mendengar kalimat dari Mas Alan. Papa menghentikan tatapannya dari layar ponsel.

“Harusnya tadi ketemuannya di rumah saja, Kal. Vino suruh share lokasi rumah Om ke temennya itu.”

Aku menatap Papa, pun beliau. Kami tampak baru sadar dengan ide Mas Alan. Ah, sudah telanjur.

Hingga jarum jam menunjuk angka sepuluh malam, Mas Vino juga belum sampai rumah. Tidak ada kabar walau hanya sekadar chat yang mengabarkan mau pulang jam berapa. Hujan masih deras. Awet sekali. Aku terus berzikir setelah salat Isya. Mukena masih kupakai. Ponsel suami tidak bisa dihubungi. Mungkin terkendala sinyal karena hujan benar-benar lebat. Begitu juga dengan Pak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
udh dblg jgn kluar mlh ngeyel, pst ulah alan
goodnovel comment avatar
Gav Ri
kasiannn vini... kenapa mesti keluar rumah
goodnovel comment avatar
Ardhya Rahma
Dirampok ya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status