Share

57. Pengakuan Mas Alan

Mas Vino mengurai pelukan dan menangkup kedua pipi ini dengan tangan kekarnya. Menghapus air mata yang menjejak bak air hujan di jendela kaca.

“Sudah, Sayang. Enggak apa-apa. Anak kucingnya sudah dikubur,” ujarnya lembut dengan menampilkan senyum.

Untung kalimat pengakuanku tadi hanya terucap dalam hati saja. Aku tidak akan mengadu pada siapa pun tentang keberanian Mas Alan selain kepada Tuhan. Biarlah rahasia ini kusimpan rapat-rapat. Jika mampu, akan kupendam sendiri hingga akhir hayat.

Bukan ingin melindungi Mas Alan, tetapi aku tak mau jika papa dan mama akan membencinya. Dia hidup sebatang kara. Kami adalah keluarganya. Mungkin dengan nomornya yang sudah kublokir akan sedikit menamparnya, bahwa adik manisnya ini bukanlah wanita kebanyakan.

“Mmm, kalau gitu saya pamit dulu, Bu Kalila, Pak Vino,” ujar Salma. Panggilannya sudah kembali ke mode formal, mungkin tidak enak dengan Mas Vino.

Aku menoleh. “Makasih, Sal. Maaf, enggak jadi nganterin kamu pulang.”

“Enggak pa-pa, Bu. Saya sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Aku Siapa
kalilla emang ga pengen meluaskan masalah tapi kok aku ngerasa vini dibohongin ya... jujur dong kal
goodnovel comment avatar
nawi wina
kalau liat visual Alan, rasanya kok kasihan cowok seganteng itu dicuekin, hehe
goodnovel comment avatar
Siti Haroh
Kalila love sekebon ,,q suka dengan sikap kmu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status