Share

Hutang

"Nana!" Suara lembut menyapanya disertai sebuah sentuhan di puncak kepalanya.

Nana menggeliat malas dan berbalik. Tidak Lagi tiduran menengkurapkan tubuhnya. Kini dia telentang sambil memeluk bantal gulingnya.

"Na, Mami tahu kamu marah. Tapi coba pikirkan lagi tawaran Phakde." Maminya membujuknya dengan lembut.

"Mi harus berapa kali Nana bilang. Nana belum ingin menikah lagi." Nana berguling dan memeluk gulingnya erat-erat.

Dia enggan menatap langsung wajah wanita yang telah melahirkannya itu. Maminya hampir selalu berekspresi sedih atau muram. Nana sudah menghapal ini semenjak masih kecil.

"Na, mami tahu kamu masih belum sepenuhnya melupakan Gilang. Tapi hidup berjalan terus to nduk." Dengan lembut wanita yang rambutnya sudah memutih seluruhnya itu membelai kepala Nana.

Nana hanya terdiam mendengar ucapan sang ibunda. Tidak dipungkiri ucapan itu ada benarnya. Hidup memang terus berjalan apapun yang terjadi. Tapi bukan berarti dia harus menerima pinangan lelaki yang tidak dikenalnya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status