Share

Part 19

"Ilsya.. sayang." Ilker kembali memanggil nama putrinya lirih. Bibirnya selama ini selalu tertutup, tak berani mengucap nama itu. Namun sekarang, nama itu berulang kali ia sebut seolah itu adalah mantra yang harus dia hafal. "Maafin Papa, Sayang. Maafin Papa." Ucap Ilker dengan bahu bergetar dan airmata yang terus turun.

Ilsya menatap Ajeng dengan sorot bingung khas seorang anak, Ajeng menjawab tanya di mata itu dengan senyuman.

Tangan Ajeng terangkat dengan gerakan seolah sedang balas memeluk dan mengusap serta menepuk sesuatu. Ilsya hanya mengangguk dan balas memeluk Ilker. Meletakkan dagu kecilnya di bahu lebar ayahnya seraya menepuk punggung Ilker dengan pelan seolah menenangkan.

"Ilsya maafin Papa kok." Ucap Ilsya dengan nada datarnya. "Makanya, Papa jangan sakit lagi, biar gak ninggalin Ilsya lagi." Keluh bocah itu yang membuat Ajeng yang awalnya terharu jadi terkekeh sendiri. Ilker pun tampaknya demikian. Bahu pria itu terlihat bergetar dan Ajeng mendengar kekehan lirih dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status