Share

109. Ancaman Kakak Tiri

Sejak dulu aku merasa yatim-piatu bisa jadi akan lebih baik dibanding mempunyai ibu yang tak pernah menganggapku ada. Sejak dulu, aku merasa menjadi yatim-piatu mungkin akan lebih membuatku bahagia dibanding setiap harinya harus disiksa dan dibandingkan. Tolong! Jangan beranggapan aku jahat karena pemikiran ini tentu saja hadir karena aku yang terlampau patah hati pada keluarga sendiri.

Sudah jadi kebiasaan Mamak, jika ada Teh Tari, aku ini bukanlah prioritas utama, seperti sekarang. Siapa sangka aku yang seorang istri sah harus merelakan suamiku diobati Teh Tari di kursi karena Mamak yang minta.

"Mas Tsabit, mana yang sakit sini biar Tari obatin?" Teh Tari yang lemah lembut tetiba muncul dari arah dapur rumah Mamak.

Usai insiden aku membanting Tsabit, Mamak dan Teh Tari meminta aku membawa Tsabit ke rumah Mamak buat diobati. Aku yang merasa bersalah hanya bisa manut saja karena ini demi kebaikan Tsabit yang lagi kesakitan karena kelakuan bar-barku.

Sumpah demi apa pun aku gak bernia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status