Share

Bab 88. Malam Panas

"Jadi kamu sengaja pulang malam agar diantar Tsabit?"

Itulah kalimat pertama yang aku dengar ketika diri ini baru saja menutup pintu apartemen setelah menyimpan bunga di vas.

Aku reflek menoleh ke arah sumber suara dan mataku seketika membelalak terkejut melihat sosok pria muncul dari balik tembok seolah sudah lama bersembunyi. "Astaghfirullah! Mas Aksa? Mas udah pulang?" tanyaku kaget sekaligus tak menyangka.

Bukan apa-apa, masalahnya aku masih mengira Mas Aksa ada di rumah sakit. Jadi, agak syok melihatnya tiba-tiba sudah ada di sini.

"Ya udah, saya udah pulang lebih awal dibanding kamu. Sekarang, jawab pertanyaan saya! Kenapa kamu gak angkat telepon saya? Dan kenapa kamu gak bilang mau ke mana?" tanya Mas Aksa dengan sikap dingin. Sepertinya dia belum tahu kalau ponselku tertinggal di rumah.

Aku berdehem sekali, menggosok punggung tangan dengan tiga jari. "Oh itu, aku lupa Mas ponselnya ketinggalan. Maaf ya Mas? Betewe kabar Nadia gimana? Masa kritisnya udah lewat kan?" tanyaku me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Dewi Nurul aeni
Aksa itu gak peka banget,,, gemesss lama lama.... di tunggu selanjutnya Thor,,
goodnovel comment avatar
Sury yani
Aksa itu dokter Jingga. jangan berpikir negatif terus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status