Share

BAB 25. 250 ribu rupiah.

“Apa!” bentak Mas Arman.

“Jatahku mana? Kamu gajian kan, Mas?”

“Giliran uang aja gasik, kamu!”

“Mau kasih, enggak, Mas!” Kini aku balik membentaknya.

“Ya, Ini.” Mas Arman memberikan amplop putih padaku. Rupanya dia sudah menyiapkannya terlebih dahulu karena setahuku gaji dari kantornya di transfer langsung ke rekening.

“Oke, pas 15 lembar. Ini akan aku gunakan untuk tambahan sewa ruko. Sekarang aku minta untuk kita makan sehari-hari,” kataku lagi. Mas Arman tidak terima dia melototiku.

“Tidak ada ini untuk Ibu dan Reni, kamu bilang harus adil, kan?”

“Bulan kemarin Reni dapat 2 juta rupiah aku hanya 400 ribu. Bulan ini kamu mau kasih berapa ke gundikmu itu, Mas! Pokoknya aku minta kalau tidak, maka aku tidak akan masak apa pun untuk kamu!” Ancamku. Adil, katanya? Uang saja dia tidak bisa. Adil dari Hongkong!

“Sisanya hanya tinggal 1,8 juta, Dik. Ibu minta 1 juta sisanya untuk aku dan Reni bagi dua,” ujar Mas Arman.

Sebenarnya aku kasihan padanya, Ibu selalu saja merong-rong anak laki-l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status