Share

BAB 23 B

WANITA KEDUA 23 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Thifa seketika mematung mendengar penuturan sahabatnya. Bukan hanya kali ini mendapat wejangan demi masa depan, sudah berpuluh-puluh kali semenjak mengawalli hubungan dengan pria di sana. Akan tetapi, hati berpura buta dan tuli. Ia hanya ingin menjalani dan merasakan apa yang mengusik hari-hari penuh warna-warni cinta. Meskipun tahu ada luka lara yang siap menjemput kapan saja.

Tanpa sadar, air mata itu kembali menggenangi pipi. Entah kenapa dada semakin bertambah pilu. Sakit dan nyeri. Bahkan, sesak itu seolah menyerbu begitu tamak. Rasanya hampir tidak sanggup untuk bertahan.

“Sakit, La ....” Thifa tiba-tiba merintih kesakitan memegangi dadanya.

Yula pun segera mendekat, “Apanya yang sakit? Apa mau ijin enggak berangkat? Nanti aku sampaikan ke Pak Lian kalau bertanya,” ujarnya ikut khawatir.

Thifa menggeleng. Ia tidak mau semakin tenggelam dalam lautan kesedihan jika tidak ada kesibukan. Hanya berpura-pura sibuklah untuk terus berta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status