Share

Bab 56

"Besok kita ke rumah Mas Cahyo, Bu?" tawar Mas Lian saat kami tengah makan malam. Kali ini Mbak Ambar memasakkan sop ayam khas klaten, segar.

"Boleh. Apa tidak merepotkan?"

"Nggak, Bu. Ibu pasti kangen sama cucu-cucu Ibu, kan?"

Ibu mengangguk.

"Makasih ya, Lian, Fira. Kalian selalu baik sama Ibu, maaf kalau selalu merepotkan kalian."

"Untuk apa Ibu minta maaf? Ibu kan ibu kandung kami, nggak ada kata merepotkan. Justru kami bangga, karena bisa merawat Ibu di usia senja," ucapan Mas Lian membuatku terharu.

Ibu tersenyum, lalu kami melanjutkan makan.

"Ibu ke kamar dulu ya, Fir."

"Iya, Bu."

Aku membereskan meja makan, sementara Mas Lian duduk di depan televisi bersama Ataya. Bayi berusia tiga bulan itu tiba-tiba bangun.

"Ke kamar yuk, Mas," ucapku.

Mas Lian mengangguk, lalu mematikan televisi. Kuambil Ataya agar memudahkan Mas Lian untuk mengunci seluruh pintu.

"Anak cantik, bobo lagi, yuk?" ucapku pada Ataya yang hanya mampu tersenyum itu.

Kubaringkan tubuhnya di atas kasur,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status