Share

Bab 55

Setelah empat puluh hari meninggalnya Bapak, rumah seakan masih diliputi kesedihan. Terutama Ibu dan juga Mas Helmi. Kakak laki-lakiku itu, terlihat sangat tertekan.

"Mas berasa sangat bersalah karena telah menyusahkan Bapak di sepanjang hidupnya, Fir. Apakah Bapak sudah mengampuni semua kesalahanku?" tanyanya pagi ini, saat aku tengah duduk di depan warung bersama Ataya.

"Insya Allah, Mas. Nggak ada yang nggak mungkin. Jangan lupa untuk mengirim do'a selalu untuk Bapak, ya, Mas. Kita semua sayang sama Bapak. Semoga almarhum di terima amal baiknya di sisi Allah," ucapku.

"Aamiin."

Mas Helmi masuk ke dalam rumah, sementara aku menjemur Ataya karena matahari sudah menampakkan sinarnya.

Kulihat Mas Lian tengah membuka bengkel. Setelah pertengkaran kami waktu itu, aku selalu membawa Ataya ke mana pun aku pergi, meskipun hanya di warung.

Kemarin, Mas Lian juga membelikan anak kami stroller, agar memudahkanku menaruh Ataya. Aku bersyukur, karena ia mengertiku.

"Assalamu'alaikum," ucap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status