Share

Bab 19

"Terima kasih, Sayang. Kali ini kamu tidak menolak Mas lagi."

Aku mengeratkan dekapan. Kurasakan Khanza mengangguk lemah dalam pelukanku. "Aku hanya menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri. Berdosa kalau aku terus menerus menolak Mas."

Ya, aku paham meski sedikit kecewa. Khanza melakukannya bukan karena menginginkannnya, tetapi hanya sebatas kewajiban. Namun meski begitu, aku tetap merasa puas karena telah menuntaskan rasa rindu yang selama ini hanya bisa kutahan sendirian.

"Mas akan menginap di sini," ucapku kemudian.

"Menginap? Lalu bagaimana dengan Najwa?"

"Ada Mama. Mas sudah menitipkan dia padanya. Najwa juga mengizinkan bahkan ia meminta Mas menyampaikan permintaan maafnya padamu."

Khanza tidak menjawab. Kami dilanda keheningan beberapa saat hingga ketukan di pintu kamar terdengar. Khanza bergegas memakai kembali handuk yang tadi sempat kulempar. "Tolong buka pintunya, Mas. Tapi jangan lupa pakai pakaianmu dulu," ujarnya tergesa seraya bergegas menuju kamar mandi.

Aku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
ya itu prinsip kita,,beda sama aithornya say,,lebih milih kontol si emir dri pada pisah wkwkkwkw
goodnovel comment avatar
Langit
apa aku malah maunya khanza aja yg cerai anjir
goodnovel comment avatar
Sri Hartati
maksudnya gak setuju klo khanza ma emir luka dikhianati gak akan bs ilang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status