Share

Buah Ngeyel C

"Saya masih bisa jalan sendiri kok, Sus. Nggak usah pake kursi roda nggak papa 'kan?" Ku ulas senyuman kepada suster, walau badan ini rasanya mulai lemes. Tapi, tetep aja nolak pakai kursi roda.

Aku turun dari brankar UGD, di bantu Eis dan Bude, waduh kok agak kliyengan ya?

"Bentar, kok kliyengan begini!" ucapku sambil terpejam.

"Makanya, saya bawain kursi roda, Mbak. Biar Mbak nya nggak perlu jalan."

Tangan Eis sepertinya memegangi tubuhku. Kenapa rasanya kaya muter-muter begini. Tubuh ini seperti limbung.

"Permisi biar Bayu aja, yang bantuin Rini." Ku dengar Mas Bayu bersuara.

Seketika ku rasakan ada yang memegangi tubuh ini lebih sigap. Kepalaku pusing banget. Mendadak lemes pula.

"Lemes, Mas," lirihku.

"Sus, kata istri saya, dia lemes." Mas Bayu laporan.

"Mbak Rini lemes, duduk dulu, biar saya cek tensi darah nya."

Mataku masih terpejam menahan rasa pusing, lemas, bercampur sakit. Duh, nggak enak, swer deh.

"Duduk dulu, Yang." Mas Bayu perlahan mengarahkan aku duduk.

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status