Semua Bab Love : Bab 31 - Bab 40
56 Bab
30. Keanehan Bian.
Bunyi minyak makan yang nyaring saat dimasukan ikan untuk digoreng memenuhi rumah Cinta. Wanita itu sudah sibuk pagi-pagi ini membuat bekal makan siang untuknya dan Bian. Sudah lama dia tidak memasakkan bekal untuk Pak bos nya itu. Dan entah kenapa Cinta merasa hari ini dia harus memasak lebih enak dari biasanya.Ponselnya berdering menampilkan nama Mila. "Ya mil? Oke siap!" Cinta mematikan sambungan telpon lalu membalik ikan yang dia masak. Hari ini dia akan memasak ikan saos dengan capcay juga tempe goreng tepung. Setelah semua selesai dimasak oleh Cinta, dia menatanya ditempat bekal lalu bergegas masuk ke kamar mandi. Cinta siap dengan pakaian kantor nya serta kotak bekal yang lumayan besar kali ini. Dia mengayuh sepeda nya dengan senyuman. Dia sangat berharap Bian memuji masakannya nanti. Suara klakson mobil membuat Cinta menoleh. "Cinta," panggil pria yang paling tidak ingin Cinta lihat itu. Namun Cinta enggan menjawab. Melihat Da
Baca selengkapnya
31. Aku Baik-baik saja.
Awan gelap sedang menahan Cinta, dia berputar-putar pada hembusan angin yang semakin membuatnya bingung. Hujan kembali turun namun Cinta belum juga bergerak pergi dari rumahnya. Pagi ini seluruh tubuh Cinta tidak bisa diajak berkompromi. Kejadian melihat Stevani dan Bian keluar kantor bersama seolah menurunkan semangatnya menjalani hari-hari yang harus dia lewati. Dia hanya ingin terus mengurung dirinya dikamar dan terus mencoba menelpon Bian. Berharap pria itu mau mengangkat telponnya. Sudah seminggu dan Bian masih terus mengabaikannya. Cinta berpikir mungkin Bian merasa tidak pantas untuknya, seperti yang dulu pria itu katakan. Sehingga dia sepertinya harus berusaha meyakinkan Bian kalau pria itu sangat sempurna untuknya. Dia merasa nyaman, damai, dan tenang jika Bian ada. Dia bisa lepas tersenyum dan tertawa bersama Bian, semua itu sudah sangat sempurna baginya. Dan yang paling penting mereka saling mencintai. Tapi kenapa Bian sulit sekali mengerti hal itu.
Baca selengkapnya
32. Ending Bag.1
Cinta keluar dari kantor dengan wajah sembab membuat semua pegawai kantor bertanya-tanya. Mila menyentuh bahunya dan berjalan bersama Cinta. "Loe mau kemana? Kenapa gak cerita kalau ada masalah?" Cinta memeluk Mila masih didepan halaman kantor, Bella melihatnya dan ingin memanggil Cinta. Namun niat nya itu dia urungkan karena sedang bersama temannya. "Tamatlah riwayat loe Mas Bian..," gumam Bella lalu masuk kedalam mobilnya.Sementara Cinta dan Mila memilih memanggil taksi, Cinta bersikeras ingin ke makam kedua orangtua nya sendiri namun Mila memaksa ikut. Dia khawatir melihat Cinta yang seperti ini.Sampai di Makam Cinta menceritakan semua didepan Makam orangtua nya. Mila ikut meneteskan airmatanya saat Cinta bilang dia mungkin mendapatkan kutukan karena dulu pernah membuat orangtua nya meninggal karena seorang Pria. Sehingga kali ini mungkin Tuhan menghukumnya, dia tidak bisa bersama dengan Pria yang sangat dia Cintai. "Ta, loe yang sa
Baca selengkapnya
32. Ending Bag.2
Dua wanita yang menuruni taksi dapat dilihat Bian dengan jelas melalui cctv yang dia buka. Bian memang sedari tadi heran kenapa Cinta belum juga datang ke kantor, padahal biasanya wanita itu akan bersamaan datang dengannya tiba dikantor. Cinta terlihat baik-baik saja jika dilihat dari cctv itu, dan hati Bian lega melihatnya.Rindu dihati Bian membuatnya sulit bernapas, dan tiba-tiba saja dia merasa lelah. Sangat lelah hingga membuatnya malas untuk mengangkat telpon yang berdering. "Ya hallo Ma," jawab Bian yang akhirnya mengangkat panggilan itu."Bian Mama dengar dari Bella kalau kamu memperlakukan Cinta dengan buruk. Kenapa kamu lakukan itu? Bukankah Mama sudah bilang kalau Cinta itu__,""Ma, iya Bian tahu dan Bian punya alasan kenapa melakukan hal ini. Mama tidak usah khawatir, semua demi kebaikan Cinta Ma. Sudah ya Ma Bian ada pekerjaan." Bian menutup telponnya lalu memijit pangkal hidungnya. Semua orang dikeluargan
Baca selengkapnya
33. Tidak Lari dari mu.
Coretan-coretan abstrak memenuhi kertas yang ada diatas meja dikamar Cinta. Dia semalam memilih pulang dan hari ini pun dia tidak masuk kerja. Perutnya yang merasa lapar hanya di isi mie instan. Namun anehnya Cinta hari ini tidak lagi menangisi kisah asmara nya dengan Bian. Mungkin airmata nya sudah habis karena dia semalam menangis hingga dia sendiri tidak tahu kalau dia tertidur di sofa ruang tamu rumahnya. Hari sudah mulai sore namun Cinta belum juga beranjak keluar dari kamarnya selain makan siang dengan mie nya tadi. Cinta duduk diatas tempat tidur sambil mengadahkan kepala melihat atap rumah. Semuanya begitu sakit, hingga sesak itu masih terasa sangat jelas. Sayup-sayup Cinta mendengar namanya dipanggil, dia menajamkan pendengarannya dan dia turun dari tempat tidur. Perlahan membuka pintu Cinta lalu mengetahui siapa yang memanggilnya. "Iya sebentar," ujarnya lalu membuka pintu."Ta, loe gak apa-apa kan?" Mila serta Renata sudah b
Baca selengkapnya
34. Barisan Para Mantan.
Hola.... tekan bintang dulu dong biar aman. Bian udh nongol lagi nih.💞💞💞💞💞Bian sedang memijat pelipisnya sakit akibat Stevani yang selalu berjalan bolak-balik diruangannya. Sudah disuruh pergi secara baik-baik namun wanita ini dengan perkataan lembutnya mengatakan akan menunggu Bian makan siang lalu makan bersama dengan masakan yang dia masak sendiri. "Ah...Bian ayo kita makan. Kita dulu sering makan siang bersama, piknik, ah..apa kamu mau kita pergi bersama untuk piknik?" Bian menjauhkan tangan Stevani dari bahunya. "Stev cukup! Pulanglah, aku banyak pekerjaan. Kamu bisa menghambat pekerjaan ku jika terus berkeliaran disini." Stevani duduk dipangkuan Bian dengan kotak bekal yang sudah dia bawa lalu menyuapi Bian dengan senyuman lembutnya itu. Dia menulikan telinganya untuk mendengar apapun yang Bian katakan. Dia akan berusaha membuat Bian kembali padanya, dia masih dan selalu mencintai Bian. Semua wak
Baca selengkapnya
35. Bian Yang Sendiri.
Jika aku seorang yang kau cintaMaka beruntunglah aku pernah bertahtaNamun cinta ku hanya membendung asaLupakan semua karena aku sungguh jauh dari kata sempurna...Meski kesempurnaan bukanlah ukuran untuk mencinta,Tapi aku tidak akan bisa mengurungmu ditempat ku berada.Biar nama mu hanya aku yang menjagaHapus nama ku agar kau bahagiaBahagialah dengan dia yang membuat mu melihat seluruh dunia.Lagi, Bian menatap hamparan bintang dan menyampaikan perasaannya. Cinta, andai dia tahu kalau yang Bian lakukan adalah demi kebaikan wanita itu. Bian meremas kedua lututnya dan sakit diseluruh tubuhnya menguar dengan rasa putus asa. Dia jauh lebih hancur, tidak seperti saat merelakan Stevani pergi. Kali ini bukan hanya hati nya yang sakit. Tapi seluruh  saraf dalam tubuhnya. Bahkan logika nya pun ikut merasa putus asa dengan keadaannya. Bian sunggu
Baca selengkapnya
36. Hanya Bila Aku Pergi.
Nama Bian tertera disana, jantung Cinta berdetak dengan keras. Kulit tubuhnya bahkan meremang karena getaran rindu yang dia miliki untuk Bian."Hallo...," jawab Cinta gugup."Hai," jantung Cinta hampir terlepas saat nada suara yang dulu sering menghiasi malam sebelum tidurnya."Em..ada ap_a Pak?""Cinta maaf kan saya. Saya sudah membuat kamu menderita, menangis hingga matamu seperti mata Po." Cinta mengernyit dan dia tersenyum. Sedikit harapan mulai menyeruak hadir, apakah ini karena Bian melihat dia dan Dandy tadi. Ah, dia harus berterimakasih dengan Dandy jika benar hubungan mereka membaik karena  Dandy."Kamu tahu Po kan?""Tau Pak. Itu film Kung fu Panda." Cinta mendengar kekehan kecil Bian yang lepas. Dia begitu bahagia karena tawa Bian. See dia merasa bahagia hanya karena mendengar Bian tertawa. Lalu kenapa Bian tidak mempercayai dia akan
Baca selengkapnya
37. Dua Bulan Kemudian.
Surai coklat dan bergelombang Cinta terlihat sangat cocok dengan dirinya. Setelan baju kerja dengan celana bahan kain yang dia gunakan membalut sempurna tubuhnya yang semakin ramping saja.Cinta tersenyum lebar saat memasuki kantor dimana tempat dia mencari sesuap nasi.Dua bulan terkahir ini Cinta sangat sulit menjalani roda kehidupannya karena Bian pergi tanpa jejak. Tidak ada telpon, tidak ada pesan singkat, dan sosial media semua keluarga Bian tidak pernah menunjukkan wajah Bian. Bella juga tidak pernah lagi datang ke kantor dua minggu setelah Bian pergi karena sibuk dirumah sakit dan mengurus anaknya.Cinta hanya berani bertanya kepada Viza atau tidak Banu, tapi mereka juga tidak pernah terlihat. Mau menelpon dan menanyakan secara langsung dia tidak berani. Sepertinya Tuhan mengerti kegundahan Cinta. Saat dia memarkirkan sepedanya dia melihat Banu dan Viza masuk kedalam kantor. Cinta berlari dengan cepat lalu saat di lobby
Baca selengkapnya
38. Awal untuk Dandy dan Cinta.
Semilir angin malam menyentuh kulit Dandy dan Cinta, angin yang berhembus kencang menerbangkan dedaunan. Cinta membuka kunci pintu rumahnya dan masuk kedalam rumah menghidupkan lampu yang tadinya mati."Masuk Dan," ajak Cinta dengan suara pelannya. Dia sudah tidak ada tenaga karena terus menangis lalu kepalanya mulai terasa sangat pusing. "Kamu sakit?"Cinta menggelengkan kepalanya. "Hanya sedikit pusing." Dandy duduk sendiri diruang tamu rumah Cinta itu. Ini pertama kali dia masuk kerumah Cinta, dulu ia hanya berani mengantarkan Cinta sampai di depan gang rumah. Dulu dia adalah anak nakal, suka tawuran dan juga dia mengamen. Bukan karena tidak memiliki biaya untuk hidup, tapi karena dia suka melakukan hal yang membuat orangtua nya murka. Keluarga Dandy termasuk keluarga berada, ayah nya seorang pensiunan tentara dan Ibu nya seorang Bidan. Dandy juga termasuk anak yang pintar, namun karena perceraian kedua orangtuanya membuat dia meminta untuk lebih diperhatikan.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status