Semua Bab Behind The Heirs (Indonesia): Bab 11 - Bab 20
72 Bab
Chapter 10 : Its You
Anna tidak mengurungkan diri untuk mengantarkan berkas tersebut kepada pemilik hotel Produce tersebut. Beruntung dia lebih dulu bertemu dengan Edwin dan mengetahui tentang semuanya dari sepupunya itu. Edwin juga yang membantu Anna agar berkas yang dia bawa sampai ke tangan Dareen tanpa harus bertatapan langsung dengannya.Tapi keberuntungan Anna hanya sebatas itu. Setelahnya dia mendapati Esa tengah menikmati waktu istirahat dengan bercanda gurau bersama Dara di ruang rapat yang kosong. Dara bahkan sesekali terlihat memasukkan snack kedalam mulut Esa, meski Esa terus berusaha menolaknya.Anna geram, sangat. Pasalnya dia sudah menyuruh Esa maupun Dara untuk tidak berdekatan, tapi ternyata mereka mengabaikan itu. Kekesalannya bertambah saat Anna mendapat informasi jika Esa kembali dikucilkan akibat rumor tentang asal-usulnya. Dan dari pengakuan Esa, dia hanya menceritakannya pada Dara.Dengan langkah cepat Anna memasuki ruangan tersebut yang memang pintunya terbuka.
Baca selengkapnya
Chapter 11 : Full of emotion
PLAKSatu buah tamparan yang sangat keras berhasil Wendy layangkan di pipi mulus putranya. Emosinya kini sudah berada pada puncaknya. Setelah mendengar informasi tentang keributan yang terjadi di kantor Dareen, Wendy bergegas menemui putranya.Dan disinilah mereka sekarang, di ruangan Daeen yang kedap suara bersama Wenda dan juga Dara. Keadaan mereka tampak kacau, tak ada satupun dari mereka berempat yang baik-baik saja. Terutama Dareen. Dareen masih tampak linglung, dia belum sepenuhnya menerima jika yang baru saja terjadi adalah sebuah kenyataan bukan mimpi apalagi halusinasi.
Baca selengkapnya
Chapter 12 : Worried
Seminggu setelah kejadian tersebut, Dareen terus berusaha menghubungi Edwin. Namun pria itu lagi-lagi menolak panggilannya. Tidak hanya itu, penjaga rumah Edwin juga tidak mengijinkan siapapun masuk ke rumah tersebut kecuali keluarga mereka dan keluarga Anna tentu saja.Sebenarnya Anna sudah tidak ada di rumah Edwin, keesokan pagi setelah insiden itu pun Anna dan Esa pulang ke rumah Daniel untuk menghindari kecurigaan dari kedua orang tua Anna. Iya, Jessica dan Daniel tidak tahu apa yang sudah terjadi kepada Anna dan Esa.Edwin sengaja menghindari Dareen dan bersikap seolah menjauhinya agar Dareen tidak mencari Anna di tempat lain dan hanya fokus untuk mencarinya di tempat Edwin. Edwin tahu betul jika sahabatnya itu adalah orang yang keras kepala tapi dia juga
Baca selengkapnya
Chapter 13 : My dad was passed away
Anna duduk di balkon kamarnya, sudah seminggu berlalu. Namun rasa sakit di hatinya tidak sedikitpun berkurang. Bayang-bayang ketika Dareen mencengkram kerah bajunya dan juga memukul Esa masih sangat jelas terekam dalam ingatannya."Bagaimana bisa kau melakukan itu by? " Anna bergumam pada dirinya sendiri. "Ah betapa beruntungnya mereka, dicintai seorang Dareen Tucker. " Sebuah senyuman hambar menghiasi wajah cantiknya yang tampak pucat karena udara malam yang menerpa permukaan kulitnya.Anna menghela nafas berat. "Tapi kenapa hanya pada mereka kau mengorbankan semuanya? Padahal masih ada Esa. Esa juga punya hak atas dirimu. " Lirih Anna.*Flashback
Baca selengkapnya
Chapter 14 : Look a like family
"Sa, Esa, Khesa, Khesa Devano, Esa jelek, kkkkkkkkkk. " Panggil Anna sambil tertawa pelan. Sedangkan yang dipanggil hanya memutar bola matanya malas."Mama kenapa sih? " Tanya Esa bingung."Tidak apa-apa, hanya ingin saja. " Lagi-lagi Anna terkekeh pelan."Err, mama membuatku takut. " Esa bergidik ngeri. Ibunya hari ini lebih banyak tertawa tanpa alasan."Hahaha, mama hanya bosan. Kau terlalu sibuk di sini, mama kan jadi tidak punya teman bicara. " Keluh Anna dengan bibir yang di manyunkan."Jangan merajuk, aku bukan kekasih mama
Baca selengkapnya
Chapter 15 : By chance
"Kamu beneran mau sekolah ra? " Tanya Wenda yang masih khawatir dengan kesehatan putrinya."Sebaiknya kamu istirahat saja sayang. Daddy gak mau kamu kenapa-kenapa. " Kali ini Dareen yang bersuara."Aku udah baikan mommy, daddy, jadi kalian tidak perlu khawatir. " Dara tersenyum kearah kedua orang tuanya. "Aku sudah lama tertinggal pelajaran, jadi tolong biarkan aku sekolah ya. " Dara memasang tampang kelincinya demi mendapat ijin dari Dareen."Hm, baiklah. Tapi kamu harus janji kalau ada apa-apa segera hubungi daddy. " Dareen mengusap kepala Dara dengan lembut."Aku akan menemaninya di sekolah. Dengan begitu setidaknya kalau ada apa-apa Dara bisa langsung ditangani. " Ucap Wenda.
Baca selengkapnya
Chapter 16 : Burble
Dareen menatap foto pernikahannya dengan Anna. Foto yang selama 15 tahun masih setia berada diruang tengah rumahnya dulu bersama Anna. Di foto itu, Dareen tengah merangkul pinggang Anna, sementara Anna tersenyum manis. Mereka tampak bahagia. Ya mereka memang bahagia, setidaknya pada saat itu.Dareen tersenyum getir begitu tangannya menyentuh wajah Anna yang berada di foto. "Bahkan jantungku masih merasakan getaran yang sama. " Gumam Dareen.Selama 15 tahun ini, Dareen masih sering bolak-balik ke rumah ini. Terutama disaat dirinya begitu merindukan Anna. Dareen akan datang dan tidur di kamar mereka. Menangis di tengah malam dan berbicara sendiri seolah Anna sedang berada di sana. Dareen tidak gila, dia hanya merasakan penyesalan yang teramat dalam dan cinta yang teramat besar untuk Anna.
Baca selengkapnya
Chapter 17 : Give back
Derap langkah kaki Anna terdengar menggema di lobi sebuah kantor. Tubuh tinggi dan kaki jenjangnya membuat lorong tersebut terasa lebih dekat, padahal untuk ukuran tinggi rata-rata, lorong tersebut cukup panjang.Berkali-kali Anna mendesahkan nafas panjang untuk mengatasi degup jantungnya yang semakin tidak beraturan. Begitu dia sampai di meja sekretaris, Anna dengan segera menetralkan perasaan tidak tenangnya."Ada yang bisa saya bantu? " Tanya si sekertaris dengan sopan."Saya ingin bertemu dengan atasan anda. " Jawab Anna dengan sopan namun enggan untuk menyebutkan namanya."Apa anda sudah membuat janji? ""Tidak. Tapi aku harap bisa bertemu dengannya sekarang. " Anna tersenyum ra
Baca selengkapnya
Chapter 18 : Something crazy
Dara tersenyum miris setiap malam dia harus melihat daddy nya pulang dalam keadaan mabuk parah. Dareen benar-benar kacau pasca Anna mengembalikan kalung yang pernah dia berikan saat melamar perempuan itu dulu.Kondisi Dara yang semakin hari semakin menurun, membuatnya kehilangan akal dan selalu berakhir dengan minuman. Terkadang Dareen akan mengamuk dan meracau tidak jelas melampiaskan segala hal yang menjadi beban hidupnya."Dad. " Panggil Dara pelan dengan sedikit ketakutan. Saat ini Dareen tengah tertawa dan membanting berkas-berkas yang ada di atas meja kerjanya."Kenapa semuanya jadi begini, argghh. " Dareen mengacak rambutnya frustasi."Kau brengsek, Dareen Tucker !!!. Kau pantas mati!!!. " Teriakan Dareen membuat tubuh Dara bergetar."Ti-tidak dad, daddy tidak boleh mati. " Isak Dara. "Dara yang salah. " Dara meremas ujung piyamanya."Kau benar! Semuanya salahmu. Seharusnya
Baca selengkapnya
Chapter 19 : Difficult Choice
Esa berangkat dengan gusar, pasalnya ibunya sejak semalam belum pulang. Padahal dia bilang hanya sebentar, tapi hingga pagi menjelang pun dia tak kunjung datang. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi sama sekali.Jesfer baru saja tiba di kediaman keluarga Anna, seperti biasa dia akan mengantar Esa ke sekolah."Ada apa dengan wajah tampan mu prince? " Tanya Jesfer begitu menyadari Esa yang sejak masuk mobil terus melamun."Tidak apa paman. Aku hanya sedikit lelah. " Esa tersenyum kaku kearah Jesfer."Kau begadang lagi? " Tanyanya yang masih fokus pada jalanan. "Mamamu memang pergi kemana? Tadi dini hari dia memintaku untuk mengantarmu. Tapi sekarang ponselnya malah mati. "Esa mendesah pelan. "Mama sedang menemui temannya yang sakit. ""Teman? " Ulang Jesfer."Ya, temannya dulu sebelum mama pindah ke Jepang. "Jesfer mengangguk. "Pasti keadaan temannya cukup parah. Sampai-sampai Anna harus pergi dini hari. ""Ya, d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status