Semua Bab The King Of Denver (INDONESIA): Bab 31 - Bab 40
130 Bab
BAB 30
Sebuah pesan baru saja masuk ke ponsel Mia saat dia hendak memulai shift pagi itu. Melihat nama Jaxon tertera di sana, Mia pun langsung membuka ponsel setelah merapikan barang-barang pribadi di loker.‘Hari ini ke Red Cage, kita mulai latihan fisik hari ini.’Bunyi pesan yang tertera.Kening Mia berkerut heran karena pagi itu dia tidak bertemu Jaxon di meja makan. Piper bilang Jaxon sedang sibuk sehingga tidak pulang sejak malam, membuat Mia bertanya-tanya kemana lagi pria itu pergi.Perkataan Piper pagi itu terngiang di kepala Mia.“Mr. Bradwood memiliki kamar pribadi di gedung Red Cage, Miss Heart. Biasanya dia menginap di sana bila ada pekerjaan yang belum selesai.”Tentu saja penjelasan tersebut membuat hati Mia was-was karena selama ini dia tidak pernah melihat Jaxon bersama wanita di luar, dan bisa saja pria itu melakukan bisnis-nya di sana. Pikiran-pikiran kotor tersebut menyampah di kepala Mia hingga
Baca selengkapnya
BAB 31
“Perlihatkan bagian atas tubuhmu, Mia, biarkan kami memeriksa apa yang kau sembunyikan di sana,” kata Gavin setelah kekalahan Mia yang ke tiga.Satu pukulan mendarat di punggung Gavin, dan terdengar kekehan dari penonton sekitar.Rey melirik Gavin tajam, dia bahkan memutar otak bagaimana cara menghentikan permainan.Tubuh bagian atas Mia masih ditutupi tank top, sedangkan baju kaos dan celana training yang menutupi kaki jenjangnya tergeletak di lantai tidak jauh dari sepatu kets yang tadi dia pakai.Gadis itu hendak menarik segelas minuman yang sedang Danny pegang, tetapi pria itu bergerak cepat menjauhkan Mia dari minuman-minuman memabukan di sekitar.“Aku tidak ingin terlibat dan menjadi alasan kau berada dalam pengaruh sesuatu,” ucap Danny sembari berjalan menjauh.Melihat ada banyak pasang mata di sekitar, Mia merasa sedikit panik, tidak mengira tantangan spontan-nya balik menyerang. Tadinya dia tidak berniat untu
Baca selengkapnya
BAB 32
Setelah pintu di belakang tubuhnya tertutup, Jaxon pun hanya berdiri diam mematung sembari menunggu suara teriakan, atau mungkin lemparan barang-barang dari dalam, tetapi setelah lebih dari lima menit tidak terdengar suara keributan, Jaxon pun menghela napas. Setidaknya dia tidak harus mengganti lampu tidur yang Nana beri, atau mungkin barang-barang antik lain yang sengaja dia koleksi untuk menghiasi kamar. Bukan karena harga barang antik itu yang bila dikalkulasi mencapai jutaan dollar, melainkan nilai seni pada barang tersebut yang sangat langka dan sulit didapat yang sangat dia sesalkan.Jaxon pun menoleh pada Joe yang sejak tadi berdiri di sebelah pintu.“Jaga dia, jangan sampai keluar ruangan ini. Kau tahu betapa bebas keadaan di bawah ketika waktu semakin larut.”Hiburan pesta di Red Cage bisa dikatakan liar, akan banyak wanita parade tanpa busana atau mungkin pertunjukan exhibitionists lainnya. Jaxon tidak ingin Mia melihat semua itu, dia terl
Baca selengkapnya
BAB 33
Setelah kepergian Jaxon, Mia pun bangkit dari kasur dan memeriksa sekitar. Barulah dia menyadari bahwa ruangan itu didominasi warna hitam dan merah dengan barang-barang antik di sekitar. Mata Mia tertuju pada lemari baju Jaxon yang berada di dekat kamar mandi. Mia memeriksa lemari itu, menarik sebuah kaos berwarna hitam dan celana boxer pria itu lalu memakainya.Untuk sesaat Mia terdiam dan memeriksa isi lemari, mengacak-acak isinya, mencari tanda-tanda apakah ada benda milik wanita di sana, tetapi tidak menemukannya. Perhatian Mia kembali pada kamar mandi, dia membuka segala laci dan ruangan yang mungkin menyimpan barang-barang pribadi wanita yang tertinggal, bahkan hingga ke kolong kasur.Ruangan itu benar-benar bersih dari benda-benda feminim. Semua ruangan hanya diisi barang-barang pribadi Jaxon saja. Walau sedikit lega, tetapi Mia masih tidak percaya sepenuhnya dan terus mencari celah yang Jaxon sembunyikan.Setelah pencarian cukup lama, Mia pun menyerah. D
Baca selengkapnya
BAB 34
Shift malam Mia di De La Crush akan berakhir tiga puluh menit lagi. Slaine mendatanginya saat Mia baru saja menyelesaikan pesanan di meja delapan. Saat itu waktu menunjukan pukul sepuluh malam.“Kudengar kemarin kau ikut berpesta di Red Cage, padahal aku juga ingin ikut,” ucap Slaine terlihat sangat iri.Mia tertawa mendengar kecemburuan Slaine.“Kau beruntung tidak pergi ke sana, karena tempat itu lebih seperti rumah bordir,” bisik Mia penuh konspirasi. “Kali pertama aku melihat wanita dengan pakaian seterbuka itu parade di hadapan ribuan pria dengan sangat percaya diri. Aku bahkan tidak berani melakukannya,” kata Mia tanpa menjelaskan tentang taruhannya bersama Gavin.“Ya ampun, kau pasti pertama kali ke pesta yang Red Cage adakan,” ucap Slaine terdengar tidak terkejut sama sekali.“Apa kau pernah ke sana?”Slaine tersenyum melihat ketidakpercayaan Mia.“Aku tidak sep
Baca selengkapnya
BAB 35
Tubuh Mia gemetar saat dia berada di dalam mobil dengan pria monster di sebelahnya. Dia bahkan meringkuk membentuk bola di atas lantai yang dingin saat mereka tiba di sebuah mansion mewah yang sengaja pria itu sewa untuk menjemput Mia di Denver.“Tetap di sini dan jangan membantahku lagi, Mia. Kau tidak boleh meninggalkan kamar ini sampai aku kembali. Apa kau mengerti?” perintah pria itu sembari menekankan pertanyaan. Setelah menunggu beberapa detik dan tidak ada jawaban dari Mia, pria paruh baya itu pun kembali melemparkan pertanyaan. “Apa kau mengerti!” bentak pria itu dengan suara meninggi hingga Mia menjerit sembari menutupi telinga dengan kedua tangan. Tubuhnya bahkan semakin meringkuk dengan posisi melindungi diri.Pria paruh baya tersebut berjongkok di hadapannya dan menarik paksa wajah Mia serta memeras dagu wanita itu dengan kasar hingga tertinggal jejak merah di wajahnya yang putih.“Kau tidak bisu, jawab aku!” benta
Baca selengkapnya
BAB 36
Suasana sekitar hening seketika. Semua pria di sana saling tatap karena mereka baru saja menyadari bahwa Mia sengaja merubah namanya dan kini Jaxon tahu alasan sebenarnya. Dia bahkan terdiam cukup lama karena Jaxon mendengar banyak cerita tentang kekejaman Allen Lewis. Tidak bisa Jaxon bayangkan apa yang mungkin Mia alami selama berada di bawah pengasuhan Allen.“Aku ingin kau meninggalkan Denver saat ini juga, dan jangan pernah kembali untuk mencari Mia. Aku mengenal gadis itu sebagai Mia Heart, tidak peduli bila kau menganggap dia sebagai Allisa. Kuberi waktu kurang dari satu jam bagimu untuk angkat kaki dari kotaku,” ucap Jaxon dengan tatapan mengeras.Mendengar ultimatum tersebut, Allen pun menolak untuk tunduk.“Kau pikir aku takut pada ancaman barusan? Lihat saja, aku bisa menghancurkanmu hanya dengan satu jentikan jari,” desis Allen dengan tatapan sama.Kepala Jaxon miring ke samping, dia menatap pria di hadapannya dengan pa
Baca selengkapnya
BAB 37
Jaxon menemukan Mia dalam keadaan tidur di atas ranjang. Setelah memeriksa tidak ada luka pada Mia, dia pun meninggalkan gadis itu, lalu berjalan menuju jendela, melihat ke luar pada halaman di depan. Lampu-lampu di halaman menyala terang hingga menutupi langit malam. Cukup lama Jaxon berdiri dengan postur tegak sedang kedua tangan berada dalam kantung pada sisi celana hingga akhirnya terdengar suara Mia yang mengigau dengan isak tangis mengiris hati Jaxon, membuat dia mengepalkan buku-buku jarinya di sisi tubuh, menahan diri untuk tidak meninju tembok di hadapannya.“Tidak … Ayah,” tangis Mia dalam tidur. “Jangan … Ayah, aku janji akan jadi gadis baik. Aku janji Ayah … maaf kan aku,” isak Mia.Jaxon berjalan cepat mendekati gadis itu dan menariknya dalam pelukan.“Ssshhh … semua baik-baik saja, Dolcezza. Tidak ada yang perlu kau takutkan, aku di sini,” bisik jaxon dengan suara pelan menenangkan.
Baca selengkapnya
BAB 38
Di luar Kastil Aurelia langit tampak mulai gelap, membuat Mia duduk gelisah di kursi baca dalam kamar pribadinya. Dia sengaja menghindari Jaxon karena insiden pagi tadi. Bahkan jantung Mia masih berdetak tidak karuan hingga dia tidak mau turun ke lantai bawah, bergabung sarapan bersama pria itu di meja makan.“Miss Heart.” Terdengar suara Piper dari luar kamar.Mia menurunkan novel yang sejak tadi dibaca dan terhenti di halaman empat puluh tanpa berpindah halaman sejak lima menit lalu. Dia menghela napas dan membuka pintu, mengintip keluar.“Ada apa?” tanya Mia saat Piper muncul di balik celah pintu yang Mia buka.“Mr. Bradwood memintaku untuk memanggil anda ke perpustakaan,” kata Piper menyampaikan pesan Jaxon.Mendengar nama pria itu, lagi-lagi Mia merasa bulu kuduknya merinding. Dia masih tidak siap untuk bertatap muka dengan Jaxon.“Aku akan ke sana,” jawab Mia, tidak ingin membuat Piper me
Baca selengkapnya
BAB 39
“Menikahlah denganku, Dolcezza,” kata Jaxon dengan mata penuh keyakinan.Mia kembali membaca kata demi kata dalam dokumen di tangan, dia menggigit bibir bawah dan menatap Jaxon berulang kali, merasa tidak yakin dengan pendengaran tadi.“Kau … ingin menikah denganku?” tanya Mia memastikan.Di satu sisi Mia merasa kecewa. Dia berpikir seseorang akan datang dan melamar padanya dengan sebuah kejutan atau mungkin makan malam romantis. Bukan seperti ini yang ada dalam pikirannya. Disodorkan selembar dokumen berisi surat perjanjian pernikahan, bukannya sekotak cincin berlian.Kertas dalam genggaman Mia mengerut seketika. Jantungnya yang tadi berdebar terdengar retak dalam pendengarannya sendiri. Dia bahkan kesulitan mengatur napas dan menata emosi, sedang matanya menatap Jaxon terluka.“Seingatku kita tidak memiliki hubungan sejauh itu,” ucap Mia yang susah payah untuk tidak menjeritkan amarah. “Tidur satu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status