All Chapters of The King Of Denver (INDONESIA): Chapter 51 - Chapter 60
130 Chapters
BAB 50
Satu per satu anggota Red Cage mendatangi Compund dengan wajah-wajah menahan marah dan kesal. Mereka baru saja dihubungi oleh Jaxon dan diberitahu bahwa kemarin Romero mendatangi rumah sakit tempat Mia dirawat. Bahkan, Gavin yang biasanya update dengan pemberitaan di Denver juga kesal luar biasa karena Jaxon menyuruh semua bawahannya untuk tutup mulut sementara, agar tidak terjadi keributan yang tidak perlu.“Kenapa kau baru menjelaskan semua ini sekarang? Bukannya kemarin kami semua ada di Aurelia?” sungut Gavin sembari menarik lembaran kertas yang Danny baca sejak tadi, tetapi kening Gavin malah berkerut bingung saat membaca apa yang ada di sana.“Danny, apa kau merubah profesi menjadi wartawan gossip? Mengapa kau membawa kertas berisi cerita seperti ini ke ruang rapat?” cerca Gavin sembari terus membaca kertas berhalaman tiga yang memiliki narasi tentang kisah cinta seseorang.Danny merebut kertas itu dari tangan Gavin dan memasukannya
Read more
BAB 51
Saat keluar dari kantor Grant, Mia kembali berpapasan dengan Ruth yang sibuk melayani. Sekilas Mia melihat dari ekor mata tatapan Ruth yang masih menyimpan marah, tetapi dia mengabaikan karena tidak mau membuat keributan.Masih jelas dalam ingatan Mia bagaimana pertengkarannya dengan Roxane waktu lalu, dan ada rasa bersalah karena tidak sempat berbaikan dengan wanita itu sebelum kematiannya yang tragis.Dia hanya tidak ingin memiliki penyesalan yang sama.Setelah melewati pintu, Mia pun berpapasan dengan Vero yang saat itu hendak masuk ke dalam.Terlebih dulu Mia melihat kedatangan wanita itu, dan langsung tersenyum bermaksud menyapa, tetapi Vero yang baru menyadari kehadiran Mia pun menghentikan langkah. Senyum Mia sirna seketika, mendapati wajah tidak bersahabat Vero yang tidak biasa.Ada jejak amarah di balik mata wanita di hadapannya, semakin membingungkan Mia.“Hey, Vero,” sapa Mia sembari tersenyum ragu.Yang disapa
Read more
BAB 52
Kepala Mia menoleh ke arah Jaxon yang masih menata napas dengan mata terpejam. Jemari Mia menyentuh pipi Jaxon pelan dan dia pun bertanya; “Yang tadi itu apa?”Mendengar pertanyaan tersebut, sebelah mata Jaxon pun terbuka. Dia melirik ke arah Mia dengan dahi berkerut heran.“Yang tadi bagaimana?”Rona merah menjalar ke seluruh tubuh Mia, termasuk kuping dan leher yang selalu membuat Jaxon takjub setiap kali Mia memperlihatkan ekspresi malu yang benar-benar murni tanpa dibuat.Mia berdehem dan berbisik pelan, “Yang barusan,” ucapnya sembari berusaha menutupi wajah dengan selimut.Mendapati ekspresi Mia yang kesulitan melakukan kontak mata dengannya, Jaxon pun mulai paham apa yang sedang Mia tanyakan, dan hal itu membuat Jaxon tertawa keras hingga mendapat pukulan kecil di dada.Seketika Jaxon memiringkan tubuh dengan tangan kanan menumpu kepala, sedang mata menatap jahil ke arah Mia yang seluruh kulitnya be
Read more
BAB 53
Pagi itu, Jaxon meminta Fritz untuk menghubungi Vero agar datang ke red Cage, ada hal yang ingin dia bicarakan dengan wanita tersebut.Mendengar perintah Jaxon barusan, Fritz pun terdiam di tempat untuk waktu yang lama dan tidak langsung merespon perintah atasannya.“Kenapa kau masih berdiri di sana, Fritz?” tanya Jaxon yang mengumpulkan beberapa dokumen di meja. Dia hanya melirik bawahannya sekilas saja, karena sibuk mencocokan dokumen yang akan dibawa untuk diberikan pada Gavin mengenai perkembangan klub mereka berdua, GC.Mengingat nama klub itu, Jaxon rasanya ingin membenturkan kepala, karena setuju begitu saja ketika Gavin menamai klub mereka Great Cock, yang seketika itu juga Jaxon negosiasi menjadi GC, karena dia tidak habis pikir mengapa sahabatnya harus menamai nama klub itu menjadi terdengar murahan.Untung saja semua orang berpikir bahwa nama klub itu adalah inisial dari Gavin Caleston, bukan nama asli yang tertera dalam setiap doku
Read more
BAB 54
Saat berada di meja makan, Mia tidak berhenti menatap Jaxon yang menikmati makan malam dengan lahap. Pria itu sangat fokus dengan makanan di meja dan seolah mengabaikan sekitar.Makan malam bersama adalah sesuatu hal yang jarang mereka lakukan, bahkan bisa berada dalam satu meja merupakan kesempatan yang langka. Bisa Mia hitung dengan jari berapa banyak mereka menghabiskan waktu untuk menikmati makan bersama. Bahkan, terakhir kali makan romantis mereka adalah La Fontana.“Apa kau tidak suka dengan makanan di piringmu?” tanya Jaxon tiba-tiba yang menyadarkan Mia kembali hingga pipinya bersemu merah karena tertangkap basah sudah memperhatikan Jaxon tanpa malu.“Oh, aku suka, tidak ada masalah dengan makananku,” jawab Mia yang langsung menyendokan makanan ke mulut.Sudut bibir Jaxon naik sedikit. Sejak tadi dia hanya diam membiarkan Mia memperhatikan, tetapi lama-lama dibiarkan, Mia seolah lupa diri.“Jaxon,” panggi
Read more
BAB 55
Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Jaxon.Dia melirik isi pesan tersebut sebentar sebelum akhirnya menatap ke arah Rey yang sedang menarik sebuah mayat dari ruang bawah tanah Red Cage yang biasanya digunakan untuk tempat penyiksaan.“Apa ada sesuatu?” tanya Rey.Dia melirik Jaxon sebentar sebelum akhirnya kembali sibuk dengan seorang pria tidak bernyawa berusia sekitar tiga puluh yang sedang dia bungkus dalam kantung plastik berwarna hitam.Jaxon mengangkat bahu sedikit dan menaruh ponsel itu kembali ke saku celana.“Hanya laporan  dari Fritz yang mengatakan mereka sedang bersama Mia di Kafe Biji Kopi,” jelas Jaxon sembari mendekati Rey yang sedang mengelap tangan berlumur darah dengan serbet putih.“Apa kau sudah menghubungi Fontana?” Rey melemparkan serbet berdarah tersebut ke dalam tong sampah di sudut ruangan.“Untuk apa?” tanya Jaxon dengan sebelah alis naik mendekati dahi.
Read more
BAB 56
Suara sirine mobil polisi memenuhi seluruh udara di sekitar jalanan Kafe Biji Kopi, dan tampak polisi mendatangi tempat tersebut dengan garis kuning yang mulai dipasang di sekitar parkiran.Rey yang datang lebih dulu dari teman-temannya ke lokasi kejadian melihat sekitar dengan pandangan marah. Matanya menangkap pergerakan Dane Loren yang menutup akses jalan di sekitar.Setelah menutup pintu mobil, Rey berjalan mendekat ke depan bangunan Kafe, namun dia dihalangi oleh Noel Kendrick, polisi muda yang masih tidak mengerti bahwa polisi tidak memiliki otoritas berarti di hadapan Anggota Red Cage.“Menyingkir,” desis Rey dengan intonasi rendah.Noel mengangkat dagu dengan pandangan menantang.“Kami sedang melakukan pemeriksaan, kau yang tidak berkepentingan dilarang merusak tempat kejadian perkara,” ucap Noel dengan bahu tegak, postur yang menunjukan bahwa Rey jauh di bawah otoritasnya.Dengan gerakan cepat Rey menarik ker
Read more
BAB 57
Setelah meletakkan Mia di atas ranjang, Jaxon pun menatap wanita itu beberapa saat. Dia mengusap wajah dengan gusar dan berlalu menuju keluar kamar.“Aku ingin kau memanggil Thomas dan menyuruhnya ke Aurelia sekarang,” perintah Jaxon pada Snow yang berdiri di depan pintu.“Baik, Sir.”Snow bergegas hendak menghubungi Thomas saat Jaxon lagi-lagi memanggil.“Apa Dokter Timothy sudah tiba?”“Sebentar lagi dia akan tiba, Sir,” jawab Snow sembari memfokuskan diri pada Jaxon, karena pria itu biasanya tidak akan siap hanya dengan satu pertanyaan.“Selagi menunggu kedatangannya, aku ingin kau mengumpulkan semua pekerja di Aurelia. Ada yang ingin kukatakan pada mereka.”Melihat wajah Jaxon yang tidak bersahabat, Snow tahu diri untuk tidak bertanya mengenai hal apa.Setelah mengundurkan diri, Snow pun melaksanakan semua perintah Jaxon saat itu juga.Ada puluhan pekerja di
Read more
BAB 58
Mia mengintip dari jendela kamar setelah melihat mobil yang Jaxon kendarai meninggalkan pintu gerbang Aurelia. Dia menutup kembali gorden jendela, lalu berjalan keluar dari kamar dan mencari keberadaan Emily, Piper, Allana, atau mungkin Greta.Setelah mencari-cari di dalam kastil yang luas, Mia menemukan Allana serta Emily yang tampak sibuk membersihkan sebuah kamar di lantai tiga. Sebelumnya Mia tidak pernah naik ke tempat ini sehingga dia pun tersesat beberapa saat yang lalu.Emily yang lebih dulu melihat kedatangan Mia menatap penasaran.“Apa ada yang kau butuhkan?” tanya Emily heran karena Mia langsung menutup pintu kamar rapat-rapat sembari melirik keluar, memastikan tidak ada siapa-siapa di sekitar dengan gerakan yang mencurigakan, membuat Emily serta Allana kebingungan dengan sikap Mia barusan.“Aku memiliki beberapa pertanyaan,” ucap Mia sembari menyuruh Allana dan Emily untuk duduk di atas ranjang yang belum sempat dibersi
Read more
BAB 59
Suasana di Denver Park terlihat sepi, hanya tampak bebek-bebek yang berkeliaran di sekitar.Mia yang sejak tadi menatap Danau di taman terlihat termenung dengan pikiran penuh. Dia menanyakan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar. Mengapa rasanya semua orang memperlakukannya seperti kaca rapuh yang slelalu dibungkus sarung sutera. Begitu hati-hati seolah takut dia terluka.“Apa kau juga berpikir aku hanya gadis berkepala kosong dan lemah?” tanya Mia pada seekor bebek yang sejak tadi memperhatikannya dengan kepala miring ke kenan-kiri bergantian.“Kau seharusnya lihat bagaimana Jaxon memperlakukanku. Dia benar-benar menutupi sesuatu!” sungut Mia pada bebek itu lagi dan dibalas dengan wek wek tanpa jeda.Mia menganggukan kepala. “Benar, perkataanmu benar sekali. Dia memang pria keras kepala, sedikit arogan dengan sikap tertutupnya dan suka menyiksa menggunakan tubuh sempurna dan wajahnya yang tampan! Benar-benar tidak adil! Men
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status