Semua Bab The King Of Denver (INDONESIA): Bab 61 - Bab 70
130 Bab
BAB 60
Setelah mencari Mia ke seluruh Denver, Jaxon pun meminta teman-temannya untuk berkumpul di Red Cage, dan menyuruh bawahan mereka untuk terus melanjutkan pencarian.Rey melihat Jaxon yang tampak menunggu kabar dengan gelisah. Pria itu memutar gelas kristal di tangan  sejak tadi, sedangkan tatapannya kosong menatap ke lantai. Beberapa kali Jaxon juga terlihat meremas gelas dalam genggaman seolah hendak menghancurkan gelas kaca tersebut hingga berkeping.Nicko, Gideon, dan Rey saling lirik, mengerti bagaimana perasaan Jaxon saat ini.Jelas sekali sahabat mereka sedang cemas namun berusaha menutupi.“Apa kau sudah mendapatkan kabar?” tanya Jaxon tiba-tiba entah pada siapa dalam ruangan.Serentak mereka semua menggelengkan kepala sembari mengecek ponsel di tangan masing-masing.“Tunggulah sebentar lagi, aku yakin Mia masih berada di Denver,” ucap Rey dengan nada tenang.Jaxon melemparkan tatapan tajam sembari m
Baca selengkapnya
BAB 61
Mia tidak mau melepas kedua lengannya yang melingkar di leher Jaxon, sehingga pria itu terus mendekapnya lama hingga mereka duduk di atas ranjang, dengan diisi suara sisa-sisa isakan tangis Mia yang perlahan mereda.Kedua tangan Jaxon melingkar erat di tengah tubuh gadis itu, sembari membisikan kata-kata lembut yang menenangkan.“Ular itu tidak berbisa, kau tidak perlu takut.”Namun kepala Mia menggeleng cepat.“A-aku … ta-takut u-ular,” isak Mia terbata.“Ssssttt … ular itu sudah dibawa pergi,” ucap Jaxon yang merasa yakin teman-temannya telah mengurus ular tanpa akhlak tersebut. “Biasanya dia sangat tenang berada di sangkar, mungkin Gavin lupa menutup pintunya dan membuat Blacky keluar begitu saja.”Mia mengangkat kepala dan menatap Jaxon dengan mata berkaca-kaca.“B-Blacky …?” tanya Mia di tengah sesenggukan.Jaxon yang gemas mendaratkan kecupan
Baca selengkapnya
BAB 62
Mia menatap bingung pada rumah sakit di hadapannya. Beberapa kali dia mengerjabkan mata dan meyakinkan diri bahwa Jaxon membawanya ke rumah sakit, bukan ke Kastil Aurelia.Dia menoleh pada pria yang sejak tadi duduk tenang di sebelah sambil mengobservasi Mia lekat-lekat, seolah tidak ada yang lebih menarik dibanding dirinya.“Kenapa kita ke rumah sakit?” tanya Mia dengan dahi berkerut.Sebelah sudut bibir Jaxon tertarik sedikit ke atas sedangkan matanya tidak lepas menatap.“Aku ingin meyakinkan saja tubuhmu tidak perlu perawatan lanjutan,” jelas Jaxon sembari membuka pintu dan berjalan memutari mobil, menuju ke sisi Mia berada.“Aku baik-baik saja Jaxon, bahkan aku tidak lagi merasakan sakit di kepala,” ucap Mia mencoba bernegosiasi, dia benar-benar tidak ingin mati bosan bila Jaxon akhirnya memutuskan untuk merawat inap Mia kembali.“Bisa saja ada sesuatu yang tidak bisa dilihat mata dan butuh peme
Baca selengkapnya
BAB 63
Mia memasuki Aurelia dengan wajah merah padam bagai kulit goji berry.Snow yang melihat kedatangannya menatap Mia keheranan, terutama ketika gadis itu berbicara sendiri seperti menggumamkan hal-hal yang membingungkan.“Manis katanya? Caranya itu membuatku bisa gila!” sungut Mia saat melintas di sebelah Snow yang berdiri membukakan pintu. “Pria licik itu membuatku ingin mengubur kepala di dalam pasir! Bisa-bisanya dia melakukan itu di tengah-tengah lorong rumah sakit!”Gadis itu terus berjalan menuju lantai dua, tanpa menoleh ke sekitar. Dia bahkan tidak sadar jika Gia Leonore tengah duduk di ruang tamu, memperhatikan Mia yang melintas sembari berbicara sendiri tanpa konteks yang jelas.Setelah tubuh Mia menghilang dari pandangan begitu menaiki tangga, Gia pun menoleh ke arah pintu, melihat cucunya yang berdiri dengan kedua tangan berada di dalam saku celana sedangkan pandangannya ke lantai dua, dimana Mia berada.Tampak sudu
Baca selengkapnya
BAB 64
Jaxon menatap mobil butut Mia yang ditarik menuju gudang rongsokan di halaman belakang gedung Red Cage. Dia menyesap kopi di cangkir sembari menaruh tangan kiri di saku celana, menyaksikan beberapa bawahan yang siap menghancurkan mobil itu jadi beberapa bagian.“Apa kau yakin dia tidak akan marah?” tanya Knight Miller, menatap mobil butut berwarna kuniing pudar itu dengan ragu.“Hmm … hmm …,” jawab Jaxon dengan mengedikan kedua bahu sembari terus menyesap kopi yang tinggal setengah.Melihat bagaimana Jaxon memperlakukan Mia, Rey menggelengkan kepala.Lihat saja nanti, Gadis itu pasti tidak terima mobil butut kesayagannya menjadi puing-puing sampah di antara tumpukan mobil bekas yang tidak terpakai.“Jika diperbaiki sedikit, mobil ini bisa berfungsi dengan baik. Hanya mengganti mesin dan mencat ulang,” ucap Knight memberi penadapat. Pria itu sangat ahli dalam hal mekanik, wajar saja dia merasa sayang
Baca selengkapnya
BAB 65
Setelah menyelesaikan fitting baju, Mia dan Jaxon berjalan keluar sembari bergandengan tangan. Keduanya tampak enggan melepaskan diri satu sama lain. Sementara itu, Gia dan Henrieta berjalan di belakang sembari berbisik-bisik membicarakan sesuatu.“Bagaimana menurutmu jika kita pergi ke suatu tempat dan menikmati waktu berdua selama beberapa hari?” tanya Jaxon tiba-tiba yang membuat Mia memikirkan ide tersebut.“Memangnya kau mau mengajakku kemana?”Jaxon tersenyum kecil sembari membawa punggung tangan Mia ke bibir, dan mengecupnya lembut, mengirim getaran menggelenyar hingga ke punggung gadis itu.“Hmm … coba kupikirkan,” kata Jaxon dengan dahi berkerut seolah ada sesuatu yang dia cari di kepala. “Apa kau suka pemandangan perbukitan hijau?”Mia memikirkan sejenak usualan tersebut dan berpikir apa salahnya mencoba.“Menurutmu itu ide yang bagus?”Jaxon mengangguk pelan
Baca selengkapnya
BAB 66
Pemandangan di hadapan mereka terlihat indah dengan jajaran pohon pinus yang berbaris di perbukitan. Dari Villa yang mereka tempati, Mia dapat merasakan udara sejuk yang mengalir dari balik jendela terbuka.“Tempat ini benar-benar nyaman,” ucap Mia yang membuat Jaxon tertawa pelan sembari menyeruput kopi panas sedangkan Mia menengguk habis nyaris seluruh teh yang tadi dia seduh.“Kau belum melihat bagian terbaiknya,” ucap Jaxon yang membuat Mia semakin penasaran.“Apa masih ada kejutan untukku?” tanya Mia menggoda.Jaxon tersenyum sembari menarik Mia berdiri. “Kau mau ikut? Aku akan membawamu ke danau sekarang juga.”Keduanya mengganti baju dan berangkat menuju jalan setapak yang membawa mereka hingga ke danau, letaknya tidak jauh dari Villa.Mulut Mia nyaris menganga lebar ketika mendapati danau tersebut memiliki air yang jernih hingga dia dapat melihat ikan-ikan berenang bebas di kaki. Semak-
Baca selengkapnya
BAB 67
Setelah insiden ular di dekat danau, Mia menolak untuk keluar lagi atau pun sekedar jalan-jalan di sekitar. Dia tidak mau bertemu makhluk melata tersebut dalam waktu dekat. Kejadian di Compound Red Cage saja sudah cukup membuat Mia trauma, sehingga Jaxon pun memutuskan untuk membawa gadis itu kembali ke Denver.“Kau yakin kita pulang sekarang?” tanya Mia yang sibuk memasukan beberapa baju ke dalam tas, namun Jaxon menahan tangannya dan menyuruh untuk meninggalkan semua karena akan ada orang yang membereskan.“Berlama-lama di sini juga tidak membuatmu senang, lebih baik kita ke kota saja,” jawab Jaxon yang menarik Mia menjauhi lemari.“Bagaimana dengan baju-baju ini? Aku bahkan baru memakainya satu kali,” ucap Mia sembari melirik baju berbahan sutra yang dia pakai sebagai piyama tergantung di lemari.“Salah satu pelayan akan mengumpulkannya dan menyumbangkan ke GodWill,” jelas Jaxon yang tidak sepenuhnya dapa
Baca selengkapnya
BAB 68
“Kau sangat percaya diri sekali, Mister Jaxon Brdwood,” ucap Mia dengan nada sedikit menggoda. Beruntung katanya? Beruntung My Ass. Sungut Mia dalam hati, meski dia tidak keberatan dengan sikap dominant pria itu, tetap saja terkadang Jaxon bisa menjadi pria paling menyebalkan sejagat. Sekalipun pria itu memiliki semua kualitas yang diinginkan, tapi tetap saja dia adalah pria berdarah dingin, dan akan berubah menjadi berdarah panas bila berhadapan dengan Mia. Tadi itu hanyalah bukti kecil bahwa Jaxon dapat melakukan apa saja dengan tangan kosong. Jaxon hanya mengedikan bahu dan memangku Mia ketika sampai di dalam mobil. Selama dalam perjalanan, dia memilih untuk bersama gadis itu di bangku belakang dan memeluknya sampai mereka tiba di Denver. Jaxon tidak ingin berpisah dengan Mia walau hanya sebentar, karena kejadian tadi juga membuat dia terkejut. Awalnya Jaxon ingin mengendarai mobil sendiri, namun setelah berpikir panjang, dia pun me
Baca selengkapnya
BAB 69
“Kau memiliki rambut yang indah,” puji wanita yang kini merias wajah serta merapikan rambut Mia membentuk sanggul.“Mmm … terima kasih?” Mia tidak tahu apakah harus menerima pujian tersebut atau bertanya, karena tiba-tiba saja dirinya dikelilingi oleh banyak wanita yang mulai merubah penampilan Mia mulai dari kepala hingga kaki.Sementara itu, Nana tampak sibuk memberi instruksi bagaimana penampilan Mia yang seharusnya, mulai dari make up sampai style rambut. Namun anehnya, semua instruksi itu sama seperti dandanan yang Mia inginkan di hari pernikahannya nanti.“Nana?” panggil Mia diliputi kebingungan.“Ada apa Mia?” tanya Nana sembari mendekat dan membantu merapikan sisi rambutnya yang menyulur.“Kenapa aku didandani seperti ini? Bukannya kita hanya akan memotong rambutku saja?”Gia mengibaskan tangan ke udara dan berkata dengan nada teramat lembut; “Oh, kau cantik sek
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status