Semua Bab The King Of Denver (INDONESIA): Bab 41 - Bab 50
130 Bab
BAB 40
Setelah Mia pergi dari ruangan dan pintu di balik tubuh gadis itu tertutup rapat, barulah Rey menyuarakan isi hati yang tersimpan selama percakapan tadi berlangsung.“Kenapa?” tanya Jaxon dengan alis bertaut dan berjalan menuju jendela saat dia mendapat tatapan Rey yang tidak biasa.“Kau berbohong tentang Allen pada Mia,” kata Rey mengingat penjelasan Jaxon tadi.Rey memilih diam sejak tadi karena dia memang tidak ingin ikut campur dengan rencana Jaxon. Sahabatnya hanya meminta dia membuatkan draft perjanjian untuk Mia serta menyiapkan dokumen dari pengadilan yang Allen ceritakan kemarin, lalu mengatakan bahwa dia ingin Rey hadir saat melamar Mia agar gadis itu tidak merasa canggung ketika mereka hanya berdua saja, tetapi dia tidak mengira Jaxon akan mengarang cerita seolah Allen adalah musuh yang sulit dibasmi dan Mia tidak memiliki pilihan selain menikahi Jaxon.Jaxon mengedikan bahu. “Mia tidak perlu tahu bahwa Allen sudah
Baca selengkapnya
BAB 41
Mobil yang membawa Mia dan Jaxon tiba di pelataran parkir gedung berlantai dua puluh milik Danny Johanson. Pria itu tinggal di penthouse yang terletak di lantai teratas gedung.“Aku akan menjemput besok, hubungi jika terjadi sesuatu,” kata Jaxon menahan Mia yang hendak membuka pintu.Jaxon melarang Mia menyetir sendiri terutama setelah Joe terluka. Pria itu bahkan menjadi overprotektif ratusan kali lipat dari biasa. Tidak sekali pun dia membiarkan Mia menghilang dari pandangan. Bahkan terjadi kekacauan di Aurelia saat Jaxon tidak menemukan Mia di dalam kamar. Pria itu mengerahkan seluruh penjaga kastil hanya untuk mencari Mia yang ternyata duduk bersantai dengan empat pelayan terdekat gadis itu; Piper, Emily, Allana dan Greta di Gazebo dekat taman mawar yang baru setengah jadi.Lima kepala menatap kumpulan pria berwajah panik saat melewati mereka yang sedang mengadakan pesta teh di kebun.“Mia!” teriak Jaxon saat itu, hingga akhirn
Baca selengkapnya
BAB 42
Mia dan Slaine saling tatap begitu Gideon pergi. Keduanya pun melirik ke arah Kalista yang duduk manis di sofa dengan senyum malu-malu mengulas di wajah.Slaine berdehem dan berjalan ke dekat wanita itu.“Hey,” sapa Slaine sedikit meninggikan suara.Kalista melambaikan tangan, membalas sapaan itu sembari bibirnya bergerak mengatakan Hey juga.Takut suasana berubah canggung, Mia pun mengeluarkan ponsel dan mengetik sesuatu di sana.‘Namaku Mia dan ini Slaine’ꟷ tulis Mia di ponsel dan menunjukannya pada Kalista.Wanita itu pun mengeluarkan buku catatan dan pena dari dalam tas yang tadi Gideon bawa.‘Aku Kalista’ ꟷ tulis wanita itu. ‘Terima kasih sudah menerimaku. Gideon bilang dia tidak ingin meninggalkanku di Gardenia karena terjadi masalah di sana.’Mia dan Slaine membaca penjelasan Kalista di atas buku catatan.Tidak mau ketinggalan, Slaine pun mencari pena dan kertas dari
Baca selengkapnya
BAB 43
Slaine memberikan sebuah Lingerie pada Kalista yang menatap empat wanita di hadapannya dengan wajah tercengang.‘Pakailah, kau pasti akan terlihat sangat cantik memakai ini,’ tulis Slaine di atas catatan.Sekali lagi Kalista memperhatikan lingerie tersebut. Tampaknya dia tidak berminat untuk memakai itu karena beberapa kali matanya melihat ke arah perut yang sudah membuncit.Krista mendekati wanita berparas malaikat itu dan menulis sesuatu di atasnya.‘Sekarang sedang trend berfoto dengan memakai lingerie kemudian memamerkannya di sosial media, terutama bagi wanita hamil. Yakinlah, banyak wanita di luar sana berpose di depan kamera dan menguploadnya ke Ingram. Apa kau mau aku tunjukan beberapa selebriti yang melakukannya?’Krista hendak mengeluarkan ponsel saat Kalista menahan gerakan wanita itu.‘Aku percaya,’ balas Kalista yang langsung mendapat senyuman lebar dari Krista.‘Tenang saja, kau
Baca selengkapnya
BAB 44
Setelah pesta piyama mereka berakhir, Mia dan dua wanita lain, yaitu Krista dan Audrey berpamitan pada Slaine, sedangkan Kalista tetap tinggal bersama Slaine di penthouse.“Kau ingin kami antar?” tanya Krista pada Mia begitu mereka masuk ke lift untuk turun ke lantai bawah dimana parkiran berada.“Tidak, terima kasih, Jaxon akan menjemputku,” tolaknya halus.Kedua wanita itu memasuki mobil begitu sampai di parkiran. Mia menunggu beberapa saat sebelum akhirnya dia melihat Jaxon keluar dari salah satu mobil yang baru kali itu Mia lihat. Pria itu berjalan penuh urgensi mendekatinya, membuat Mia tanpa sadar menggigit bibir karena sadar pastilah ada sesuatu dalam kepala pria itu. Dalam hati Mia mengutuk diri, terlalu berani mencari masalah hingga memancing reaksi Jaxon yang pastinya tidak akan baik-baik saja.“Dolcezza,” geram pria itu begitu tiba di hadapan Mia.Agar tidak kentara dengan rasa takut, Mia pun mengipas
Baca selengkapnya
BAB 45
Kastil Aurelia kedatangan tamu tidak diundang, yaitu Gia Leonore yang diikuti pengawal setianya, Henrieta.Terdengar keributan di sepanjang gerbang hingga ke dalam Kastil, membuat semua pelayan dan penjaga bersiap antisipasi pada kekacauan yang mungkin saja terjadi, karena Gia terkenal suka membuat kehidupan cucunya seperti neraka setiap kali wanita tua itu datang ke Aurelia.Bahkan orang-orang masih ingat dengan ratusan wanita mengantri di sepanjang gerbang hanya untuk audisi mencari istri idaman bagi Jaxon Bradwood. Emily dan Piper sangat ingat dengan selebaran yang menyampah di jalan, dan disebar hingga ke kota tetangga. Belum lagi papan-papan Billboard di sepanjang kota, dan iklan dimana-mana menampilkan tulisan besar yang berbunyi; ‘Jaxon Bradwood mencari Istri idaman’.Saat itu, Jaxon merasa malu luar biasa karena ulah neneknya. Dan sejak saat itu neneknya tidak lagi pernah diizinkan menginjakan kaki di Kastil Aurelia, namun sepertinya larangan
Baca selengkapnya
BAB 46
Orang-orang yang berada di dalam supermarket menyingkir seketika saat melihat serombongan pria berjas hitam keluar dari deretan mobil yang parkir tepat di depan loby masuk supermarket Denver. Seorang petugas keamanan membuat jalan untuk memudahkan pria-pria itu memasuki TKP.Tubuh Mia yang tadi terbaring di antara tumpukan botol dan rak yang jatuh kini sudah berada dalam ruang loker karyawan. Seorang dokter terlihat berada dalam kumpulan pria berjas hitam.“Dokter Timothy,” sapa manajer supermarket saat melihat salah satu dokter yang cukup terkenal di Denver masuk terburu-buru.“Dimana gadis itu?” tanya sang Dokter yang langsung diarahkan ke ruangan dimana Mia dibaringkan.Gia Leonore dan Henrieta berjaga di sebelah Mia saat Dokter Timothy masuk ke ruangan itu.“Oh, akhirnya kau tiba,” kata Gia menyambut Timothy. “Dimana cucuku?” tanya Gia saat dia tidak melihat Jaxon di belakang pria tersebut.
Baca selengkapnya
BAB 47
Nicko keluar dari sebuah kamar dan mendekati Jaxon yang berjalan dengan langkah menghentak.“Aku menemukan sepaket bubuk kristal,” kata Nicko yang mensejajarkan langkah dengan Jaxon.Mendegar itu, Jaxon pun berhenti dan menatap Nicko dengan pandangan tidak dapat dibaca.“Bawa semua bukti yang ada. Kita akan berkunjung ke suatu tempat, katakan pada yang lain untuk bersiap dan menambah penjagaan. Akan ada pembicaraan berat,” jelas Jaxon sembari menarik sepaket sabu dari genggaman Nicko. Dia menatap benda itu lama dengan sebersit tatapan benci.Di belakang mereka terdengar suara Maxon yang menjeritkan sumpah serapah. Tubuhnya diseret pada bagian pergelangan oleh Rey hanya dengan satu tangan keluar ruangan, sedangkan kedua pergelangan tangan Max dibelenggu borgol yang tadi Fritz pasang.“Kalian tidak akan selamat dari ini, aku bersumpah kalian akan mendapat balasan! Hidup kalian tidak akan tenang, asshole!” jeritnya
Baca selengkapnya
BAB 48
Jaxon keluar dari kamar perawatan Mia dalam keadaan mengeratkan rahang dan tubuh tegang.Fritz dan Rey yang saat itu berada di luar melirik ke arah Jaxon, awalnya mereka tampak mengabaikan tetapi kepala keduanya kembali berputar cepat ke arah bagian bawah tubuh Jaxon yang terlihat jelas sekali mensesaki celana hingga membentuk tenda.Tawa kedua pria itu pun pecah seketika, sedang kerutan kesal semakin dalam di wajah Jaxon.“Kau melarikan diri dari sana? Coba lihat, betapa menyakitkannya itu,” ringis Rey yang mendapat tatapan tajam dari Jaxon.“Diamlah, aku tidak bisa berpikir sekarang!” geram Jaxon sembari berjalan cepat hendak melarikan diri dari rumah sakit. Dia benar-benar butuh mandi air dingin.“Kau bisa taruh ini di sana,” saran Rey sembari menyodorkan minuman kaleng dari freezer yang tentu saja Jaxon tolak. Dia bahkan menatap benda itu seolah masalah di balik celananya bersal dari sana.“Janga
Baca selengkapnya
BAB 49
Berada di rumah sakit selama beberapa hari membuat Mia merasa bosan. Dia melirik ke arah Jaxon yang sejak tadi fokus pada ponsel dengan konsentrasi penuh hingga dahinya pun berkerut.Melihat itu, Mia pun penasaran dan berdehem untuk menarik perhatian pria tersebut.Kepala Jaxon terangkat, dan senyumnya terkembang seketika.“Apa kau lapar?” tanya Jaxon sembari menyimpan ponsel kembali dalam celana.Mia menggelengkan kepala dan melirik ke arah pintu.“Aku bosan berada di kamar terus-menerus. Bisakah kau bertanya pada dokter; apa aku diizinkan untuk sedikit jalan-jalan di taman rumah sakit?” tanya Mia dengan binar mata memohon.Mendengar itu, Jaxon pun merasa sedikit bersalah, karena dialah alasan Mia terus berada dalam ruangan. Entah mengapa rasa takut Jaxon menjadi lebih besar sejak cincin berlian yang dia beli tersemat di jari manis Mia yang lentik.“Akan kutanyakan pada dokter, tunggulah,” kata Jax
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status