Semua Bab Obsesi Terlarang: Bab 141 - Bab 150
162 Bab
Dress dan Makanan
“Kamu mau membeli gaun yang mana?” Suara sang Tante menyela kegiatan Kejora yang tengah kebingungan memilih.Kejora menoleh pada Inara, Tantenya. Dia menggeleng lesu. Dia tak terlalu memusingkan soal baju, tapi keluarga dari pihak ibunya yang terus mengajaknya pergi setelah pertemuan keluarga dan menyambut kedatangan mereka.“Tidak usah Tan, sepertinya gaunku masih baik-baik saja kok,” tolak Kejora dengan halus.Namun Ina menggeleng tegas. “Kamu harus memilihnya Jora, Wijaya adalah kesombonga. Tante enggak yakin mereka akan tersenyum melihat kedatanganmu dan Mamamu.”Kejora terdiam, dia tak paham kenapa semua itu begitu sensitif soal derajat keluarga, dia kembali pusing memikirkan gaun yang mana. Bukan soal harga, dia juga terbiasa dengan harga ribuan euro saat Marje memberikannya hadiah. Hanya saja, bukan tentang harga. Marje datang bersama Rina yang menyusul masuk ke dalam butik. Rina dan Ina suda
Baca selengkapnya
Seorang Pembunuh
“Sudah siap?” Tangan Mike terulur pada Kejora yang keluar dari kamarnya.Wanita itu semakin cantik saat ini, berjalan dengan gaun indah yang dikenakannya. Tak lupa rambutnya tersanggul dengan anak-anak rambut yang dibiarkan menjuntai menghiasi sisi wajahnya.Wanita itu menatap Mike malu-malu, pria  yang menjadi kekasihnya ini selalu tampan, apa lagi dengan jas yang dikenakannya. Menjadi warna yang serasi dengan gaun yang dikenakannya. “Dia cantik bukan Mike?” Rina memancing jawaban Mike.Tentu saja Mike tertawa dan mengangguk setuju pada Ibu dari kekasihnya. “Tentu saja, hanya orang buta yang tak bisa melihat kecantikannya, Tante.”“Kau sedang mengejekku ya?” Kejora merasa malu, dia selalu saja dipuji oleh Mike jika mereka bertemu seperti saat ini.Bersyukur wajahnya dipakaikan make up yang tak bisa melihat rona pipinya selain rona pipi buatan dari perkakas make up miliknya.
Baca selengkapnya
Menunggunya Datang
Bagaimana bisa seorang wanita bisa dengan tega membunuh calon anaknya sendiri? Memikirkannya saja membuat Andromeda merasa pusing, dia benar-benar tak bisa mencari alasan yang tepat jika memikirkan bagaimana Kejora yang lembut  bisa melakukan itu.Perasaan bencinya pun kini semakin mengembang sempurna.*** Flashback onPria itu sudah berkali-kali menyakiti dirinya sendiri dan berharap kalau dia akan bisa melupakan Kejora dengan cara dia memilih mati. Sayangnya Malaikat maut tak berpihak padanya dan malah membuatnya harus terbangun di rumah sakit untuk kesekian kalinya. Dia merasa hidupnya sudah tak bisa dikatakan normal untuk dijalani.Bahkan sayatan-sayatan di tangannya menjadi sebuah keabadian bagaimana dirinya menjemput maut. Namun, karena menjemput maut juga lah dia malah didatangi oleh Ibunya. Wanita itu nampak khawatir saat mendengar kabar Andromeda yang terbilang tak begitu baik dan mengenaskan. Dengan
Baca selengkapnya
Sepotong Kue Coklat
“Apa kamu ingin bertemu Kejora?” tanya Rina dengan lembut.Andromeda yang masih berbaring di perut Ibunya pun mengangkat pandangannya, memandangi Rina dengan rasa tak percaya.“Apa dia akan datang?”Kali ini Andromeda semakin stabil, usai Rina membujuknya sembuh dengan alasan Kejora akan menemuinya jika dia tak lagi menyakiti dirinya sendiri.“Ya, dia akan datang. Mama jamin itu.” Rina sudah memberikan satu kartu jaminan di ucapannya saat ini. Kali ini Andromeda tersenyum, membayangkan dia akan kembali melihat Kejora.“Tapi … bisakah kamu menerima kenyataan dan kondisi kalian? Kalian hanya bisa menjadi kakak beradik. Kejora sudah banyak menderita saat pergi. Kamu tak akan bisa mencintainya sebagai wanita.”Andromeda diam, kali ini pikirannya seolah menerima.“Kenapa Kejora menderita?”“Karena … dia sama denganmu.”A
Baca selengkapnya
Bersiap Menghadapinya
Wanita itu untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di negara kelahiran Ibunya. Indonesia. Turun di bandara Internasional semakin jelas perbedaan suhu di tubuhnya. Sangat berbanding jauh. Terasa hangat dan menggerahkan seperti saat dirinya masih tinggal di sini.“Kamu benar-benar baik-baik saja?”Sudah kesekian kalinya Marje bertanya begitu. Kejora menganggukkan kepalanya, tak lagi merasa harus takut akan hatinya yang goyah. “Aku sudah memutuskannya Dad. Jadi kumohon cukup dukung aku dan tak perlu bertanya soal itu terus menerus.”Marje terkekeh mendengarnya, dia mengusak lembut rambut panjang Kejora. “Maafkan aku, hanya saja aku terlalu khawatir.” Marje mengeluarkan segala uneg-uneg yang dirasakannya.Kejora menggelengkan kepalanya saja. Mereka akan tinggal di hotel untuk sementara waktu agar bisa beristirahat dari jet lag yang dirasakan usai perjalanan sangat jauh. Kejora hanya b
Baca selengkapnya
Menjadi Sang Waktu
Banyak hal yang terjadi dan membuat Kejora beberapa kali melintasi Rumah Sakit Jiwa dan menjenguknya sesekali, namun bertegur sapa adalah hal paling Kejora ingin hindari, sebab cinta ingin selalu menjaga. Jika dirinya terus di samping Andromeda dan selalu ada untuknya akan membuatnya semakin ingin memiliki Andromeda. Tapi yang namanya sesuatu yang diinginkan selalu berbanding terbalik dengan realita, yang selalu saja akan terlihat buruk, karena Andromeda mungkin saja tidak bisa miliki, atau banyak kemungkinan lainnya lagi.Di samping keinginannya yang banyak itu kepada Andromeda ada sesuatu yang ingin Kejora jaga yaitu hati milik Andromeda. Namun keinginannya itu selalu pupus saat melihat Andromeda di ruang perawatannya termenung, menangis, kesepian, dan menderita. Kejora awalnya bimbang, karena jika hanya membiarkan ini semua, maka yang terluka bukan hanya dirinya tapi Andromeda juga. Setelah memikirkan begitu panjang kemungkinan-kemungkinan apa saja yang bisa terjadi, Kejor
Baca selengkapnya
Sembuh Tak Semudah Itu
Kejora seperti namanya bintang timur yang selalu berjanji untuk tetap terang itu menjadi satu-satu hal yang bisa membuat Andromeda berhasil menjalani hari-harinya sebagai pasien dengan baik dan saat ini Andromeda menjadi orang yang paling beruntung di dunia, sebab Kejora sudah kembali ada di hidupnya.Seminggu semuanya dapat berjalan dengan normal dan Kejora akhirnya benar-benar bisa berdamai dengan Andromeda dengan banyak rahasia yang belum ia katakan kepada Andromeda. Meskipun menanggung beban itu Kejora membuat Andromeda juga berhasil pulih dalam waktu yang tidak terduga yaitu satu bulan, dan Dokter pun memperbolehkan Andromeda keluar dari Rumah Sakit karena Andromeda sudah cukup bisa disebut sembuh dan pulih berkat kehadiran kembali Kejora di hidupnya.“Kejora …,” panggil Andromeda menatap Kejora yang sudah berada di depan rumahnya sambil menenteng tas yang berisi baju-baju Andromeda dan semua hal yang Andromeda bawa selama di Rumah Sakit.
Baca selengkapnya
Mama
Andromeda tidak bisa berpikir rasional dan mencap kalau Kejora adalah seorang pembunuh yang membunuh ayahnya. Pikiran yang sudah dikelilingi emosi bagaikan sebuah pohon yang sudah terkena sambaran petir. Tidak ada pilihan yang lain kecuali terbakar tidak beraturan, Andromeda marah besar karena dirinya tahu bahwa Kejora adalah orang yang sangat baik hatinya, karena itulah Andromeda semakin tidak percaya dengan apa yang terjadi.Sayangnya tidak ada satu pun orang yang bisa disalahkan di sini selain Kejora, karena yang sekarang ada di depannya dan bilang anaknya telah ia gugurkan adalah, Kejora, maka Kejora adalah orang pertama yang salah di mata Andromeda tidak terkecuali.“Aku punya penjelasannya Andromeda!” seru Kejora kepada Andromeda yang mendadak diam setelah berteriak-teriak kepada Kejora sangat emosi, dan penuh kekecewaan, Kejora tahu itu.“Sudahlah Kejora, Kau tega.” Setelah mengucapkan itu Andromeda pergi meninggalkan Kej
Baca selengkapnya
Dingin, Menyakitkan
Setelah beberapa hari berlalu, orang tua Laras, calon mertua Andromeda mengusulkan untuk supaya Andromeda melakukan pertunangan dengan Laras, anaknya. Pria itu hanya bisa menerimanya saja, toh dia memang sudah memilih dan memutuskan bahwa Laras memang menjadi pendampingnya, dia merasa jika dirinya menolak maka mungkin saja orang tua Laras akan semakin menekannya untuk ini dan itu. Tidak mau ambil pusing, Andromeda pun menerima kalau dirinya akan mengadakan acara pertunangan di hotel bintang lima di dekat rumahnya.Andromeda menyewa satu ballroom besar di hotel bintang lima itu dan menyebar undangan bahwa dirinya akan segera tunangan di telepon genggamnya, Laras juga selaras menyebarkan undangan bahwa mereka akan tunangan beberapa hari ke depan. Laras nampak senang karena Andromeda mau menerima acara yang diusulkan oleh ibu kandungnya, karena menurut Laras sangat sulit sekali menaklukkan hati orang yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya itu. Lama sudah Laras men
Baca selengkapnya
Kebencian yang Mendarah Daging
Keesokan harinya Mike yang pulang setelah Kejora mengizinkannya, ternyata Mike malah ke rumah Andromeda ingin menemui Andromeda untuk membicarakan sesuatu dengannya, tapi keinginannya itu hampir saja terhalang karena mendapat Kejora yang tiba-tiba sakit yang akhirnya kata Kejora dirinya sudah merasa lebih baik, menyuruh Mike untuk juga istirahat di rumah. Mike sampai ke sana dengan menggunakan mobilnya melaju dengan kecepatan penuh, karena ingin cepat bertemu dengan Andromeda dan mengatakan keinginannya kepada Andromeda beserta mempertanyakan banyak pertanyaan yang sekarang banyak sekali terpatri di kepalanya.Tidak berselang lama Mike sudah berada di depan rumah Andromeda dan kemudian keluar dari mobilnya serta membuka pagar dan mengetuk pintu pelan. Mike juga membunyikan bel, namun tidak kunjung ada yang menyambut atau bahkan membukakan pintu rumah untuknya.Rumah Andromeda nampaknya tidak ada seseorang pun yang sedang ada di dalamnya, termasuk Andromeda sendiri. Mik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status