Semua Bab AEONIAN : Yang Pernah Terjadi Akan Abadi: Bab 31 - Bab 40
62 Bab
PART XXXI Arga Dan Alana Untuk Alka
“Seseorang yang siap menjadi tameng pelindung dan maju paling depan saat kita dalam bahaya atau terluka adalah orang yang istimewa bagi kita”   Alka menarik jauh Alana hingga hampir sampai di kandang jerapah “Kak, jerapahnya ada di sana. Ayo” tarik Alka pada Alana “Iya, pelan-pelan Alka” jawab Alana “Wah, tinggi sekali jerapahnya, aku mau tumbuh tinggi” kata Alka pada Alana “Nanti kamu akan tumbuh tinggi, setinggi Arga” jawab Alana “Betul” jawab Arga “Ayo, kita keliling” Alka menarik tangan Alana di sebelah kiri dan Arga di sebelah kanan “Iya” jawab Alana dan Arga bersamaan Setelah melihat jerapah, Alka ingin melihat gajah, singa, beo, beruang, dan kelinci. Mereka bertiga jalan-jalan bersama dan melihat berbagai macam hewan di kebun binatang tersebut. Alka terlihat sangat bahagia. Begitu pula dengan Arga dan Alana “Mau foto bareng?” tanya Arga pada Alana “Boleh” jawab Alana “
Baca selengkapnya
PART XXXII Will You Be My Girl Friend?
“Beberapa cowok pandai bermain kata dan dibumbui sedikit rasa. Hati-hati saat mendengarnya. Bisa jadi cinta atau duka”   “Alana, will you be my girl freind?” tanya Arga tiba-tiba pada Alana sambil menatap dan memengang tangan Alana Deg “So sweet” jawab Alka spontan “Anak kecil ikut-ikutan” ucap Arga pada Alka “Terima aja kak, Alana” ucap Alka pada Alana Alana terdiam dan tampak berpikir dalam-dalam “Haruskah aku menjawab sekarang?” tanya Alana pada Arga “Sure” jawab Arga singkat Alana menghela nafas panjang, lalu mengeluarkannya, dan kemudian menjawab pertanyaan Arga “Thank you for loving me, but I’m so sorry” ucap Alana sambil menundukkan kepala “Why?” tanya Arga penasaran “I’m don’t want in a relationship right now” balas Alana “What’s wrong?” tanya Arga “Us” jawab Alana dengan tegas
Baca selengkapnya
PART XXXIII Pura-Pura Ada Rasa
“Seseorang dapat berlaku tidak adil karena dua hal, terlalu cinta dan terlalu benci”   Beberapa orang berlalu lalang di sekitar alun-alun kota. Begitu ramai suasana senja di kota bunga itu Alana yang dari tadi tidak tahan untuk hanya berdiam diri di tempat menunggu Arga, akhirnya melihat Arga datang dengan gesit “Ayo” ajak Alana yang langsung berlari mendahului Arga “Tunggu, Alana. Jangan berpencar” pinta Arga yang masih memarkir sepeda motornya Akan tetapi, Alana semakin panik, bahkan lebih panik daripada Arga, karena naluri seorang cewek selalu leih tajam dari cowok “Kamu mau kehilangan keponakanmu itu?” tanya Alana dan langsung berlari kembali Arga dan Alana berpencar, Alana ke arah kiri, dan Arga ke arah kanan. Alana yakin bahwa Alka sedang ada di sekitar alun-alun kota. Karena hanya itu lokasi yang paling dekat dengan kebun binatang tadi, bahkan Alka sendiri tidak tahu rumah Alana, dan jauh jika harus pulang s
Baca selengkapnya
PART XXXIV Surat Cinta Untuk Alana
“Seseorang bisa berubah karena mereka terluka cukup parah”   Arga yang mengetahui ada barang yang terjatuh dari tas sling bag Alana langsung mengambilnya, akan  tetapi dalam hati kecilnya dia sangat penasaran tentang isi barang tersebut. Sebuah kertas berwarna vintage dengan lipatan tertentu seperti bukan kertas sembarangan. Arga memilih untuk menyembunyikannya dahulu di genggaman tangan arga di balik punggungnya “Alana, aku mau ke toilet, tolong jaga Alka sebentar ya” pinta Arga pada Alana “Oke” jawab Arga Arga melangkah pergi dan bersembunyi di balik semak-semak “Aku ingin mengetahui apa isinya” bisik Arga dalam benaknya Arga mulai membuka perlahan dari lipatan surat Alana dan membacanya dengan mata tajam   SURAT CINTA UNTUK ALANA Alana, Perempuan datang atas nama Alana Menebar tawa, menghapus duka Memberi warna pada gelapnya dunia Dia pe
Baca selengkapnya
PART XXXV Tanda Tanya Besar Dalam Benak Arga
“Dunia tidak boleh tahu kamu sedang babak belur. Dunia hanya boleh tahu kamu masih tegak dan tidak hancur”   “Kenapa tiba-tiba perasaanku jadi tidak enak? Pertanda apa ini?” tanya Alana dalam hati dengan nada gelisah “Aku harus telepon Arga sekarang” kata Alana Alana berjalan meraih ponselnya dengan jari telunjuk yang masih berdarah dan belum diobati. Alana lebih mengkhawatirkan Arga dan Alka, daripada jarinya sendiri Kring...[Satu telepon dari Alana tidak terjawab] Kring...[Dua telepon dari Alana tidak terjawab] Kring... [Ponsel Arga berdering] “Arga please, angkat teleponnya” ujar Alana sambil berjalan mondar-mandir di kamarnya Lalu, Arga menjawab telepon Alana, akan tetapi bukan suara yang dikenal Alana selama ini  “Halo Arga, kamu dimana?” tanya Alana “Halo, ini siapa?” orang yang sedang menjawab telepon Alana kembali bertanya “Saya Alana, temannya Arga” jawab Alana
Baca selengkapnya
PART XXXVI Bye Vs. See You
“Orang terakhir yang ada di pikiranmu sebelum tidur adalah orang yang menjadi alasan kamu bahagia atau justru alasan kamu terluka”   “Sudah selesai” kata Alana sambil membereskan peralatan P3K “Eh, tunggu sebentar” ucap Arga tiba-tiba “Kenapa?” tanya Alana dengan menaikkan sebelah alisnya mengisyaratkan kebingungan “Tanganmu juga terluka, sini aku lihat” ujar Arga sambil menarik tangan Alana untuk dilihatnya lebih dekat “Ini hanya luka kecil, Ga” Alana mengelak “Luka kecil kalau tidak diobati akan jadi besar” ucap Arga “Nanti saja aku obati sendiri di rumah” balas Alana “Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti?” tanya Arga kembali Alana terdiam. Tidak ada kata yang terucap dari mulut Alana lagi “Sini cerita, kenapa?” ajak Arga pada Alana untuk mendekat dan bercerita padanya “Luka karena pecahan kaca” jawab Alana pelan “Kok bisa?” tanya Arga merasa heran “Aku nggak mau
Baca selengkapnya
PART XXXVII Arka Si Posesif
“Kita didewasakan oleh masalah dan dikanak-kanakkan oleh cinta”   Kling... [Satu pesan dari Arka belum dibaca] “Sudah pulang? Sudah di rumah?” tanya Arka sekali lagi pada Alana “Sudah, kenapa memangnya?” tanya Alana kembali “Tidak apa-apa, hanya ingin menitip gitar” jawab Arka “Maksudnya?” Alana semakin tidak paham dengan pesan yang dikirim Arka malam ini, terasa sungguh random “Kamu baru saja dari rumah sakit bukan?” tanya Arka memastikan jawaban Alana “Kok tahu?” Alana terkejut “Apa sih yang aku nggak tahu dari kamu” jawab Arka membuat Alana sedikit kesal “Memangnya gitarmu ada dimana?” tanya Alana “Di rumah sakit” jawab Arka “Kamu juga baru dari rumah sakit? Siapa yang sakit?” tanya Alana “Seseorang” jawab Arka kembali “Kenapa tidak kamu bawa pulang sekalian tadi gitarmu?” tanya Alana sambil menggeleng-gelengkan kepala “Lupa” jawab Arka dengan sing
Baca selengkapnya
PART XXXVIII Pra-Drama
“Semakin lama kamu menyimpan perasaanmu kepada seseorang, kamu akan semakin jatuh hati kepadanya”   Butuh sekitar 7 menit untuk mandi dan mengecek kembali keperluan apa saja yang harus dibawa untuk pementasan drama Transformer Kling.... [Satu pesan dari Alya belum dibaca] “Alana, kamu dimana? Kita semua nungguin kamu. Cepat kesini” tanya Alya Alana masih menyiapkan sebungkus makanan untuk scenenya bersama Agha nanti dan membawa beberapa camilan ringan berukuran kecil untuk property “Aku perlu membawa scriptku tidak ya? Ada waktu berlatih lagi nggak ya?” Alana benar-benar kebingungan “Sudahlah aku bawa saja, daripada bingung” lanjut Alana lalu segera memasukkan lembaran scriptnya ke dalam tas ransel berwarna cream Alana langsung berlari keluar kamar dan berpamitan kepada Ayah dan Bunda “Ayah, bunda Alana berangkat dulu” kata Alana sambil berlari “Eh, jam tangan kam
Baca selengkapnya
PART XXXIX Drama Transformer
“Keberadaanmu sudah punya arti, kamu hanya perlu lebih memaksimalkannya” Alana tampak menghirup nafas dalam-dalam  dan mengeluarkannya perlahan sebanyak 3x. Agha yang mengetahui itu, hanya melirik Alana dan memberikan senyuman, karena sebenarnya Agha juga sama gugupnya dengan AlanaBahkan mungkin detak jantung Agha lebih cepat dari semua irama di dunia, dan itu karwna dia akan beradu peran dengan cewek dihadapannya itu [DRAMA DIMULAI, SELAMAT MENYAKSIKAN]“Pada suatu hari, di tengah hutan belantara, hidup seorang putri yang bernama Samba Paria. Dia hidup bersama seorang adik laki-lakinya yang masih berumur sepuluh tahun. Mereka berdua adalah yatim piatu. Walaupun begitu mereka hidup rukun dan saling menyayangi” ujar seorang Master of CeremonyDari arah jauh, rumah Samba Paria dan adiknya itu hampir tidak terlihat, karena tertutup oleh pepohonan rindang di sekitarnya dan diselubungi o
Baca selengkapnya
PART XXXX Pasca Drama
“Kamu yang sekarang adalah kamu yang pernah terluka, dan berusaha untuk tidak melukai”   Setelah pertunjukan drama Transformer selesai, Alana dan teman-temannya menuruni panggung dengan hati-hati. Lalu, perhatian Alana tertuju pada Aksa yang selalu mengusap-usap matanya “Aksa, matamu kenapa?” tanya Alana dengan nada penasaran “Gapapa kok” jawab Aksa dengan mengusap matanya beberapa kali “Pasti kelilipan karena tadi aku melempar bedak tabur sebagai adonan kue di drama terlalu keras ya? Jadi masuk ke mata?” tanya Alana kembali sambil memastikan “Mungkin cuman kelilipan debu” Aksa mengalihkan pembicaraan dan tidak ingin Alana terus merasa tidak enak hati dan sering merasa bersalah hanya karena hal sepele “Coba sini aku lihat” kata Alana sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Aksa Aksa hanya diam “Aku coba tiup ya? Biar nggak kelilipan lagi?” tanya Alana sekaligus meminta izin “Boleh” jawab Aksa pelan dan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status