Semua Bab Salah Ranjang: Bab 131 - Bab 140
164 Bab
Dijemput
        Shassy langsung berdiri dari kursinya, ia pun menatap tajam pada wanita yang baru saja menamparnya itu. "Siapa kamu?" tanya Shassy sambil memegangi pipinya yang memerah karena bekas tamparan wanita itu. "Kamu yang siapa?" bentak wanita tersebut. "Berani-beraninya menggangu tunanganku," ujar wanita berbaju merah itu meledak-ledak. 'Jadi mas Raka sudah bertunangan,' batin Shassy sambil menatap Raka dengan heran. Raka pun segera berdiri. "Ray, sudah," ucap Raka dengan tegas. "Tapi Ka, kenapa kamu bertemu dia?" tanya wanita berbaju merah itu dengan suara yang manja. "Ray, dia itu temanku. Dia membicarakan masalah penting denganku, kamu jangan  keterlaluan," ujar Raka dengan lembut memberika
Baca selengkapnya
Naina kan?
       Setelah sampai di rumah sakit, Keen dan Shassy pun berjalan dengan lambat melewati lorong-lorong rumah sakit. "Bapak bisa berjalan lebih dulu, saya akan menyusul belakangan," ujar Shassy yang sadar kalau ia memperlambat langkah Keen. "Kita akan sampai di sana bersama-sama. Kalau kamu capek, biar aku menggendong kamu," sahut Keen sambil menatap Shassy yang terlihat sangat letih. "Ti-tidak Pak, saya hanya—" Kalimat Shassy pun terhenti ketika Shassy tiba-tiba saja merasakan perutnya kram. "Ishh," desisnya. "Kamu kenapa?" tanya Keen yang khawatir melihat Shassy memegangi perutnya. "Ti—" Belum sempat Shassy menyelesaikan kalimatnya, Keen pun dengan cepat menggendong Shassy. "Dokter! Su
Baca selengkapnya
Jangan Bertingkah
'Sebenarnya aku tidak percaya dengan hal ini, tapi … ah sudahlah, terserah saja, asal dia bahagia,' batin Keen lalu mempercepat langkahnya dan tak membahas hal itu lagi. 'Apa dia benar-benar percaya padaku?' batin Shassy penuh tanda tanya, tapi tak berani mencari tahu lebih lanjut.          Setelah berjalan lebih dari lima menit, akhirnya Keen sampai di depan sebuah ruangan dan berhenti di depan pintu ruangan tersebut. "Shass," panggil Keen dengan lembut. Tapi tak ada respon dari Shassy. Keen pun memanggilnya lagi. "Shass." "Eh maaf, maaf saya ketiduran," ucap Shassy sambil mengusap-usap wajahnya karena benar-benar baru saja tertidur. Keen pun t
Baca selengkapnya
Jangan Menipuku
         Setelah itu Nyonya Tiara pun masuk ke dalam ruang makan. Iya menatap Dira yang tengah duduk di di kursi makan, menanti semua makanan disiapkan. "Dir," panggil Nyonya Tiara dengan lembut. "Iya Ma," sahut Dira sambil menatap ke arah Nyonya Tiara. "Di mana kakakmu?" tanya Nyonya Tiara lalu menatap sekitar. "Kak Shassy sedang di dapur, sedangkan kak Keen sepertinya belum pulang," sahut Dira dengan santai. Lalu Nyonya Tiara pun mengarahkan kursi rodanya mendekati Dira.  "Ada apa Ma?" tanya Dira yang penasaran. "Aku sudah mendengar dari kakakmu tentang hubungan kamu dengan pemuda itu," ucap Nyonya Tiara memulai pembicaraan tersebut.
Baca selengkapnya
Turun Bersama
"Dira!" teriak Shassy saat sosok yang memakai baju putih dengan rambut panjang dan juga wajah yang ternyata memakai masker di wajahnya tersebut berbalik menatapnya. Dira pun cengengesan saat melihat Shassy yang kini memelototinya. "Hehehe," tawanya canggung. "Kamu sedang apa?" tanya Keen dengan tatapan tajamnya. "Maaf, aku tadi mendengar kalian berteriak jadi aku masuk ke kamar ini, takut jika terjadi sesuatu," ungkap Dira menyatakan alasannya. Shassy lalu mengusap-ngusap wajahnya. "Lalu kenapa kamu memakai pakaian dan masker seperti itu?" tanyanya yang terlihat sedikit kesal. "Ini kan gaun tidur," ucap Dira sambil menarik sedikit pakaian yang dikenakannya. "Dan masker ini obat dari dokter, setiap malam aku memang menggunakannya." 
Baca selengkapnya
Si Gigi Emas
"Kalian, Mingggir!" teriak Keen hingga membuat semua orang yang ada di ruangan itu menatap ke arahnya, begitu juga dengan Shassy dan beberapa laki-laki sedang mengerubunginya.  "Eh, Mas," ujar Shassy dengan santai. Lalu salah seorang laki-laki memanggilnya dengan lembut. "Tuan Keen?" Keen mengernyitkan dahinya mendengar laki-laki itu memanggilnya seperti itu. "Siapa kalian?" tanya Keen dengan cepat. Lalu para laki-laki itu pun segera berdiri berjejer di hadapan Keen. "Kami adalah founder perkumpulan pecinta Syaken," jawab para laki-laki itu dengan kompak dan genit. Keen terdiam melihat tingkah para laki-laki yang bisa dibilang masih remaja itu. 'apa-apaan mereka ini, merusak mata saja,' batin Keen dengan tatapan tak senang. 
Baca selengkapnya
Keuntungan
       Para wartawan itu pun langsung melewati Shassy begitu saja dan masuk ke dalam ruang istirahat tersebut. 'Astaga!' teriak Shassy di dalam hati ketika melihat para wartawan itu berdesakan masuk ke dalam ruangan yang bisa di sebut kamar kecil tersebut. "Shass, bagaimana ini?" tanya Terry yang saat ini berdiri di dekat Shassy. Tapi belum sempat Shassy menjawab pertanyaan Terry, tiba-tiba suasana yang awalnya riuh berubah menjadi sangat hening. Shassy dan Terry pun bergegas menerobos ke dalam ruang istirahatnya tersebut, mereka pun melewati para wartawan yang kini berdiri seperti patung. 'Apa yang terjadi?' batin Shassy dengan jantung yang berdegup kencang. 'Jangan-jangan dua laki-laki itu dalam pose … (Shassy membayangkan Keen sedang berada di atas ranjang besama tuan Jonas
Baca selengkapnya
Hidup
        Setelah itu, orang-orang yang berlalu lalang di jalanan itu pun langsung berhenti menyaksikan kejadian tersebut, sedangkan orang-orang yang sengaja mencelakai Keen dan Shassy pun segera menyelinap pergi meninggalkan tempat tersebut.  ** Dua jam kemudian.           Di kediaman keluarga besar Keen sedang terjadi kekacauan besar. Karena mendengar berita tentang Shassy dan Keen, keadaan nyonya Tiara pun menurun, saat ini ia sedang dirawat oleh Arnold di rumahnya. "Bagaimana keadaan mama, Kak?" tanya Dira yang menunggu di depan pintu kamar nyonya Tiara bersama beberapa orang pelayan. "Beliau baik-baik saja, ia hanya syok dan memerlukan istirahat," ujar  Arnold sambil berjalan ke arah s
Baca selengkapnya
Tanda-Tanda
PYARR! Suara vas bunga pecah di dekat orang yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut. "Kamu jangan keterlaluan, apa seperti ini cara kamu menyambut kedatangan Kakakmu?" tanya Tuan Bastomi dengan tatapan tajam mengarah pada Nyonya Tiara. "Jangan pura-pura Kak, siapa yang mau kamu bodohi di sini, semua orang juga tahu kalau ini semua adalah perbuatan kamu!" teriak Nyonya Tiara sambil menunjuk-nunjuk ke arah Tuan Bastomi. Tuan Bastomi pun terdiam sesaat. "Aku tidak ingin menyangkal apa pun, tapi ini merupakan peringatan juga untuk kamu," ujarnya dengan ringan sambil menatap ke arah Keen. Keen yang mendengar kalimat itu hanya diam dan tak menyahut sedikit pun. "Diam kamu! Dasar orang yang tidak berperasaan, bisa-bisanya kamu melakukan hal seperti itu pada kep
Baca selengkapnya
Dia Pasti Datang
"Maaf Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita tersebut dengan tatapan tenang mengarah pada Tristan. "Apa Anda tidak mengenal saya, Nyonya?" tanya Tristan dengan rasa penasaran yang tak terbendung. Wanita itu pun tersenyum hangat. "Tentu saja saya tidak akan melupakan Anda, Tuan Tristan," sahut wanita itu dengan santai. "Kalau begitu Anda benar-benar Nyonya Shassy kan?" tanya Tristan lagi dengan penuh harap jika apa yang dipikirkannya benar. Wanita itu pun tersenyum lalu menggeleng perlahan. "Bukan, nama saya Ana." "Tidak, saya yakin Anda adalah Nyonya Shassy," kekeh Tristan sambil terus menatap wanita yang kini berjalan mendekati dirinya. "Sekarang nama saya Ana," ujar wanita itu  sambil duduk di dekat T
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status