All Chapters of Tentang Harga Diri: Chapter 141 - Chapter 150
1073 Chapters
142. Group Chat
"Hei teman-teman, coba lihat apa yang kutemukan," Seseorang dengan nama Brenda Walsh menuliskan pesan setelah jam makan malam tadi, saat mayoritas anggota grup tengah stand by karena tak ada kegiatan lain.Tentu saja apa yang dituliskan Brenda mengundang rasa penasaran anggota yang lain. Semua mendesak Brenda untuk segera menceritakan berita temuannya pada mereka.Sejak dulu, Brenda memang dikenal sebagai tukang gosip di sekolah. Entah darimana ia bisa mendapatkan berita yang sebenarnya sifatnya rahasia atau bukan konsumsi anak remaja.Brenda dengan mudah bisa menemukan berita tentang siswa yang membeli produk fashion dengan diskon besar-besaran. Atau tentang orang tua salah satu siswa yang dipecat, perselingkuhan orang tua dll. Berita miring itu tak hanya berkutat tentang siswa, guru pun tak luput dari sasarannya.Sebuah foto tentang Josephine yang tengah dicium keningnya oleh Nicko pun muncul dalam grup chat itu. Di foto itu juga
Read more
143. Rencana Nicko
Nicko masih bersandar pada sandaran kasurnya. Tangan kirinya mengusap rambut sang istri lembut, sementara tangan kanannya memegang ponselnya sendiri."Raymond, tolong cari tahu tentang salah satu direktur di anak perusahaan kita, namanya Kevin Stoner. Kirim file tentangnya di emailku besok!" tulis Nicko pada waki direktur Richmond.Pria itu kemudian menghubungi Kyle Brenan asisten ayahnya. Ia meminta untuk menggunakan mobil Rolls Royce untuk acara reuni bersama istrinya."Tolong antarkan mobil itu di hotel Emerald ya!" pinta Nicko."Kenapa tidak diantar ke tempat Anda saja Tuan Muda?" tanya Kyle yang saat itu memang belum tertidur."Tidak, keluarga istriku tak perlu tahu kalau aku memilikinya. Katakan saja kalau kau pemilik mobil itu dan bermaksud meminjamiku sementara waktu sebagai ucapan terima kasih karena telah membantumu memperbaiki sistem aplikasi di perusahaanmu!" kata Nicko."Baik Tuan Muda."
Read more
144. Ini Baru Awal
"Jo, ada yang mencarimu!" seru Nicko dari pintu depan.Josephine yang sedang menegak teh pagi harinya pun mengangkat bahu. Ia tak tahu siapa yang mencarinya hingga ke rumah.Kuat dugaannya kalau yang datang kali ini bukanlah Adrian ataupun Nate. Ia mengetahuinya dari nada suara sang suami yang tidak ada nada kesal atau mengejek sama sekali.Dengan langkah santai, Jo pun melangkah ke pintu depan.Perempuan berambut pirang itu tampak mengernyitkan dahi saat mendapati suaminya sedang duduk bersama seorang laki-laki yang sepertinya seorang pengantar barang."Apa dia mencariku?" tanya Josephine langsung duduk di samping suaminya."Yah, dia ingin mengirimkan ini, dan membutuhkan tanda tanganmu kalau kau sudah menerimanya," kata Nicko sambil menyodorkan sebuah amplop pada istrinya."Ini apa?" tanya Jo pada laki-laki pengantar barang."Saya tidak tahu Nyonya, tugas saya hanya mengantarkan
Read more
145. Tamu Istimewa
Suasana yang berbeda terjadi di kediaman keluarga Blanc. Kali ini mereka tengah mengadakan acara jamuan di rumah mewah mereka.Armando yang terkadang masih suka merasakan nyeri akibat benturan pada tulang ekornya pun berjalan perlahan. Ia mendekati salah satu pelayan yang tengah bekerja."Ada acara apa ini?" tanya Armando yang memperhatikan kesibukan di ruang keluarganya."Tuan Roberto memerintahkan kami untuk mengadakan jamuan karena akan ada seseorang yang datang," kata pelayan itu."Seseorang, siapa?"Pelayan yang tengah menata alat makan pun hanya mengangkat bahu kemudian undur diri. Pelayan itu juga mengatakan kalau ia sama sekali tidak mengetahui siapa yang akan datang."Apakah ada tamu besar yang akan datang ya? Kalau iya kenapa aku tidak diberi tahu?" pikir Armando.Pria bertubuh kekar itu pun segera mencari sosok Ayahnya dan meminta penjelasan. Berdasarkan yang sudah-sudah, jamuan sep
Read more
146. Kehadiran Sepupu
Bibir Armando terasa kelu saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang Ayah. Pria bertubuh kekar ini bahkan mencubit pahanya sendiri karena tak menyangka akan mendapatkan kejutan tidak menyenangkan di tengah hari."Ayah, apa aku tidak salah dengar?" katanya mencoba berharap jika Ayahnya tidak salah bicara.Namun Roberto hanya melirik ke arah Raina kemudian putra semata wayangnya. Laki-laki yang biasanya angkuh ini mendadak terlihat sangat kecil."Raina memiliki latar belakang pendidikan tehnik pertambangan. Ditambah lagi ia memiliki jabatan sebagai kepala cabang di salah satu perusahaan minyak di Timur Tengah. Apa ada alasan bagi Ayah untuk tidak meminta Raina melakukannya?"Perempuan berambut panjang yang mendengar pernyataan Pamannya itu hanya tertunduk malu. Kemudian bibirnya yang tebal tersenyum."Paman, kurasa Paman terlalu berlebihan dalam memujiku. Aku belajar ini semua darimu. Apa Paman tidak ingat kalau Pamanla
Read more
147. Kejutan Apa Lagi?
Josephine berdiri di depan cermin sambil mengamati bayangan dirinya yang mengenakan gaun baru sepanjang lutut. Kulitnya yang putih tampak sempurna mengenakan gaun berwarna peach dengan kerah sabrina yang memamerkan pundaknya. "Bagaimana menurutmu, Sayang?" tanya Jo pada suaminya yang kali ini sudah berpakaian rapi. Penampilan Nicko tampak berbeda dengan biasanya. Josephine membelikannya satu set pakaian formal dari J Couture. Celana Chinos cokelat tanah dengan kemeja lengan pendek dilengkapi dengan jas hitam membuat pemuda ini terlihat semakin tampan. "Kau selalu cantik mengenakan apapun, Sayang," puji Nicko yang terlihat senang karena bisa menyenangkan istrinya secara diam-diam. "Kita berangkat sekarang?" ajak Nicko sambil menekuk lengannya membentuk sudut sembilan puluh derajat. Jo pun segera melingkarkan tangannya pada lengan suaminya dan bersama menuju Restoran Cantaloupe tempat acara reuni berlangsung. Saat kedua pasan
Read more
148. Sambutan Saat Reuni
Jo tak dapat menyembunyikan keterkejutannya kala mendapati siapa yang membunyikan klakson. Terlebih lagi saat melihat mobilnya."Sa ... Sayang, kau mengemudikan ini?" tanya Jo kemudian menutup mulutnya.Nicko yang kini berpenampilan mentereng pun berdiri sambil bersandar di mobil Rolls nya. Ia kini benar-benar pantas disebut sebagai seorang Tuan Muda."Ya aku mengemudikannya, tapi ini bukan mobilku," kata Nicko.Jo yang masih terkagum pun menyentuh body Rolls Royce yang mengkilat. Sepertinya ia masih tak percaya akan menumpang mobil semewah ini."Lalu ini punya Bos mu. Kenapa dia baik sekali?" tanya Jo penasaran, atau mungkin curiga.Pemuda ini pun mendekat pada istrinya. Perlahan ia menyentuh tangan sang istri dan menggenggamnya. Tak lupa kedua mata hazelnya menatap wanita pujaan dalam-dalam."Sayang, maaf aku sempat memergoki apa yang dibicarakan oleh teman-temanmu yang ada di grup chat alum
Read more
149. Merundung Bos Besar
Ucapan Kevin Stoner menimbulkan tawa diantara semua peserta. Tentu saja tawa yang merendahkan Jo dan suaminya."Dengarkan itu Jo, menikah saja dengan Kevin, kau tahu berapa gaji seorang direktur cabang, apalagi anak perusahaan Richmond," kata salah seorang temannya tanpa mempedulikan kehadiran Nicko di situ. Atau mungkin mereka sengaja mengatakan untuk mengejeknya.Seorang perempuan bertubuh ramping dengan buah dada penuh pun datang ke arah mereka."Hei Jo, kukira kau tidak datang. Mengingat apa yang baru saja terjadi," katanya.Perempuan ini kemudian melirik ke arah Erick Dalton yang merupakan suaminya."Sayang, sudahlah jangan kau permalukan teman kita dan suaminya. Kita di sini untuk melepas rindu kan?" katanya mencoba mengingatkan pria yang bersamanya, dan membuat semua ikut terdiam. Sabrina pun langsung merangkul Jo dan mengajaknya menjauh."Jo, ayo kita ke sana. Saatnya kita berkumpul dengan te
Read more
150. Rest Room Talk
Keempat orang itu tak henti merundung Nicko. Tak hanya dari ucapan, tapi mereka sudah mulai bermain fisik.Mereka berempat merangkul Nicko agar tak menimbulkan kecurigaan dan membawanya ke toilet pria."Cepat bawa dia, jangan sampai ada kecurigaan. Kita eksekusi saja di Toilet!" Kevin mengomando.Tampaknya mantan atlet football kebanggaan sekolah ini masih berambisi untuk mendapatkan Josephine hingga membuatnya mempengaruhi teman-temannya untuk mengerjai Nicko.Bukan Nicko tak berani melawan, tapi ia memiliki rencana yang lebih baik untuk menumbangkan mereka. Ia pun berpura-pura lemah dan membiarkan dirinya menjadi sasaran perundungan."Selalu ada pengorbanan untuk sebuah hasil yang maksimal," pikir Nicko.Brak! Pintu toilet dibuka dengan kasar. Erick dan Jeff pun mengusir dua orang yang berada di sana. Kemudian mengunci pintunya.Kembali mereka berempat berdiri mengelilingi Nicko. "Seka
Read more
151. Sebuah Tantangan
Kevin mengusap-usap telinganya dengan jari. Bersikap seolah telinganya tengah mengalami gangguan pendengaran."Tunggu apa kalian tak salah dengar?" tanya Kevin pada ketiga temannya yang saat ini tengah tertawa lepas."Hei pecundang! Kau ini sungguh lucu. Kenapa tak mencoba untuk jadi pelawak saja, siapa tahu kau bisa punya cukup uang," ledek Michael diikuti tawa mereka semua."Kenapa memang? Kalian takut? Apa kalian yakin jika mobilku adalah yang termurah dan terjelek?" balas Nicko."Jika bukan mobilmu, lalu siapa lagi? Kalian kira Lamborghini itu mobil buruk?" balas Kevin."Hmm begini saja? Jika ternyata mobil yang kukendarai lebih mahal dari kalian, maka kalian harus menempelkan tulisan dijual pada kaca depan dan belakang mobil kalian. Jangan lupa mengunggah dan mengiklankannya dan menyertakan nomor ponselku untuk transaksi, dan hasilnya akan disumbangkan untuk kegiatan amal," tantang Nicko.Ketiga laki-
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
108
DMCA.com Protection Status