Semua Bab CEO Mencari Cinta: Bab 251 - Bab 260
273 Bab
Jatuh Cinta Lagi?
Mungkin hampir tamat novel ini Readers ... komen dong   Galih tersenyum penuh arti melihat wanita itu itu berlalu meninggalkannya dan masuk dapur. Dia menggigit bibir bawahnya, seolah mengisyaratkan sesuatu yang berdesir dalam hatinya.  Mungkin saja akan terulang pengkhiantannya kepada pernikahannya sendiri. Tapi akan lebih hati-hati, dia menginginkan seorang Mira, tapi juga menginginkan Gibran tetap disisinya. “Kita lihat saja nanti?” Dia menyorot tajam ke arah punggung Mira yang terlihat, karena dia sedang mencuci piring di dapur. Sepertinya memang Galih mudahs ekali jatuh cinta, tepatnya kelelakianya membutuhkan pelampiasan, setelah hampir lima bulan tanpa sentuhan dari Milea. Apakah malam ini dia akan memakan Mira? Sepertinya tidak! Karena dia ingin Mira selamanya, bukan hanya pemuasnya malam ini. Dia jatuh cinta pada pengasuh anaknya itu.  “Apakah aku ma
Baca selengkapnya
Milea Pulang
“Aku seperti merasakan hidup kembali. Nggak usah pulang, Milea. Tiga bulan saja, maka jatuh talakku.” Galih menyeringai. Galih bangun tidur agak siang karena semalaman tidak bisa tidur. Perkaranya apa lagi kalau bukan pengasuh dari putranya, Mira selalu menari di pelupuk mata.  “Bisa pakaikan ini?” dia memberikan dari garis merah hitam pada Mira.  Terlihat Mira ragu masuk ke kamarnya.  Karena memang dari semalam Gibran tidur di kamarnya, maka Mira mau tidak mau harus ke kamar majikannya tersebut. Walau dada tidak bisa mengelak. Dentumannya sangat keras saat dekat dengan majikannya tersebut.  “Bapak sudah mau berangkat?” Mira sedikit gugup.  “Iya, bisa minta tolong inkatkan aku dasi?” ulang Galih.  “Tapi Pak?” Mira terlihat bingung. Bagaimana bisa dia mengikatkan dasi untuk majikannya. Apalag
Baca selengkapnya
Aku Akan Kembali
 “Kamu itu keterlaluan ya, Mas. Aku telepon nggak diangkat, WA juga nggak dibales maunya apa sih, ih?” kesal Milea.  Galih tidak menggubris ucapan Milea. tetapi Demi Tuhan dia jadi tidak selera makan. Dia Letakkan kembali roti gandum tersebut. Kemudian minum susu coklat buatan Mira. “Hah, kamu minum susu coklat? Lagian Sejak kapan kamu pagi-pagi minum susu?” Milea langsung pasang tampang sangar merasa miliknya telah dipecundangi oleh Mira. Ya, pasti Mira yang mengurus Galih. “MIra!” Dengan arogansinya Milea berteriak memanggil Mira.  “Iya, Bu.” Mira membopong Gibran yang masih diselimuti oleh handuk karena memang baru selesai mandi.  “Kamu mau buat anakku sakit? Kok cuma diselimuti handuk? Nggak dipakein baju.” Suara Milea yang cempreng sudah laksana kaleng ditabuh.  “M
Baca selengkapnya
Ciuman Pagi (21+)
“Aku akan kembali lagi Mas. Dia anakku. Lihat saja apa yang akan dilakukan. Para netizen akan aku pengaruhi untuk menghancurkan perusahaanmu!”  “Silakan saja! Aku punya sejuta jurus untuk membuatmu menyesal melakukan itu.” Galih memandang punggung lemas sang istri yang pergi meninggalkannya. Galih berbalik bermaksud untuk mengambil tasnya yang masih ketinggalan. Tapi bertemu dengan Mira yang kini sudah memegang kereta Gibran. “Mas, Mas kamu tega sekali, sih sama istrimu. Kasihan ‘kan Mbak Milea.” Mira akan berlari menyusul Milea tapi Galih menariknya dan pada akhirnya jatuh ke pelukan. Sedangkan Gibran ada di kereta anteng dan hampir tidur.  “Dia yang mulai Mira, jadi biarkan dia pergi.” Galih memandang bibir ranum milik Mira. Sepertinya Galih tidak lagi bisa menahan bibir itu untuk dia sentuh. Lelaki itu menyentuh dengan ujung jemarinya
Baca selengkapnya
Ngidam
“Sepertinya aku akan segera mempersiapkan surat cerai untuk Milea. Tunggu Mira, aku akan melamarmu ke orang tuamu.” Senyumnya merekah bagai bunga dahlia di musim panca roba, mekar dan cantik pada sore hari. Dia merasa kesusahan Ketika istrinya meminta hal yang menurutnya sangat aneh. Dia meminta cilok yang langsung dari Bandung. Padahal di seluruh sudut Jakarta makanan itu sudah tidak asing lagi. Kali ini dia pura-pura saja beli di Bandung. Sehingga dia membawa cilok yang sudah dibeli tersebut untuk diberikan kepada sang istri.  Aneh bin ajaib walaupun tidak mengetahui dan tidak melihatnya, istrinya bisa tahu bahwa suaminya tersebut telah berbohong. Bukan cilok yang dibeli langsung dari Bandung, melainkan beli di Jakarta. “Kamu membohongiku,” Tias mencium cilok itu.  “Bukan, bukan cilok ini dari Bandung.” Tias mencibir.  “Ini cilok paling di po
Baca selengkapnya
Tukang Cilok
Mereka menyusuri jalanan untuk sampai ke tempat tujuan. Harus melewati tol antar kota cukup dua jam mereka sudah sampai di Bandung. Maka lelaki itu turun setelah menemukan tukang cilok yang diinginkan oleh sang istri.  “Ini aku sudah sampai di Bandung. Beneran ini?” Ilham vidio call sama istrinya. “Bukan,” tukas Tias. “Bukan cintaku, bukan yang ada di restoran. Aku maunya cilok yang ada di Jalan Pasteur.” Ilham membelalakan matanya.  “Masya Allah, baiklah.”  “Ah, gini amat ya ngurusin wanita hamil. Ngidamnya aneh-aneh saja.” Ilham sedikit menggerutu dalam hati.  “Jangan menggerutu kalau menggerutu saya tambah nanti ngidamnya.” Ilham masih terhubung dengan  “Iya, iya oke. Aku cari dulu ya, kita udahan dulu teleponnya.” 
Baca selengkapnya
Aku Mau (21+)
“Yah, aku laper. Kita dari Jakarta Bos. Sudah melewati makan siang belum makan siang.”  “Iya, iya bawel. Kita makan siang dulu.”  “Eh takutnya habis, kita beli cilok dulu.”  Ilham kembali ke Jakarta bahkan sudah agak larut. Senyumnya merekah, ketika memandang sang pujaan hati meringkuk di kursi panjang depan TV. “Kasihan kamu, nungguin. Hah, aku bahagia walau agak susah karena harus memenuhi permintaanmu yang kadang nyebelin.” Ilham meraba pipi mulus sang istri. Lelaki itu tersenyum saat wanitanya tersebut membalikkan tubuhnya dan sudut bibirnya keluar sedikit air liur. “Bahkan ilermu juga terasa menambah kecantikanmu.” (Hahaha ada-ada saja Ilham ini)  Dia membersihkan sudut bibir sang istri dengan tisu. Setelah itu mengangkat tubuhnya dibawa masuk ke kamar da
Baca selengkapnya
Pertemuan
Galih dan Mira masuk ke mal untuk belanja bulanan. Tadinya, Mira hanya akan titip Gibran untuk dijaga oleh ayahnya. Namun ternyata, lelaki itu memintanya untuk pergi bersama saja. “Kamu pilih kebutuhanmu juga, jangan selalu mengutamakan anakku tapi milikmu lupa.” Galih memainkan ipad nya, mungkin saja ada yang mau dia kerjakan. Memang akhir-akhir ini dia sibuk. Bahkan perceraiannya juga dia pasrahkan sepenuhnya kepada kuasa hukumnya. “Mas, tolong sebentar saja, tinggalkan tab-mu. Putramu tidak menyukainya,” cakap Mira. “Iya, maaf. Sudah selesai. Biar Gibran bersamaku main ke permainan. Kamu lanjutkan belanja. Aku titip celana dalam saja, sepertinya stok menipis.” Mira mengangguk. Galih mengangkat tubuh sang putra kemudian menuju ke arena bermain. Dia nampak gembira, sesekali mengecup pipi tembem sang putra. Walau lelaki kecil itu bukan darah dagingnya, namun baginya dia adalah seperti
Baca selengkapnya
Getar Asmara
***Meyyis_GN*** Mira datang membawa belanjaan yang bisa dia bawa. Sedang yang lainnya, seperti intruksi dari galih untuk di paketkan saja. Jasa online paling membayar tidak seberapa. “Kok di bawa ke sini? ‘kan sudah saya bilang untuk di paketkan?” Tias dan Ilham saling pandang. Sepertinya keduanya mengerti, mimik wajah galih, bahwa yang dia maksud dengan gairah baru adalah wanita itu. “Ehem, sepertinya sudah ada detak asmara, nih.” Ilham meledek Galih. Tapi lelaki itu hanya tersenyum saja. Sedangkan Mira sudah bersemu mereah. “Iya kenalkan, ini adalah Mira,” ucap Galih. “Oh, saya Tias.” Mira menjadi sedikit berbeda wajahnya, setelah Tias mengulurkan tangan. Mungkin Mira teringat sesuatu. “Kenapa Mbak? Tenang saja, aku hanya mantan. Sekarang kita punya masing-masing kehidupan. Lihatlah, perutku juga s
Baca selengkapnya
Kalian Sudah Menikah?
“Ah, apakah ini tidak terlalu banyak? Kita hanya berempat.” Mira berpendapat. “Aku sengaja, biar kita lama di sini. Aku pingin tanya banyak sama kamu, seputar mengasuh bayi.” Mira terkekeh. “Tidak masalah, namun tidak perlu menyogokku dengan makanan sebanyak ini.” Tias hanya nyengir kuda. Dia memang kalau bertindak masih suka ceroboh. Untung saja, Ilham sangat sayang padanya. “Sepertinya, ada panggilan alam,” tukas Galih Galih pamit untuk pergi ke toilet. Mendengar suara desahan, maka dia berhenti dan mencari arah sumber suara. Dia membelalakan matanya melihat adegan yang sungguh tidak pantas. Galih ketemu dengan Milea yang juga menggandeng seorang laki-laki. Sangat menjijikkan mereka berdua melakukan kissing di pojokan toilet. Bukan hanya kissing yang biasa, tapi panas dan menggairahkan. Galih menggelengkan kepalanya. Sebenarnya, wanita macam apa, yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
232425262728
DMCA.com Protection Status