All Chapters of Fight For Love: Chapter 71 - Chapter 80
100 Chapters
Chapter 71 - Good News
Mengingat salah satu momen terindah mereka, sang Pangeran menuntun wanitanya dengan menggandeng tangannya menuju tempat pelamaran saat itu. Persis dengan apa yang mereka lakukan, kini mereka mengulangi memperagakkan lamarannya, namun bedanya kali ini tidak ada ornamen apapun. Walaupun tidak ada ornamen yang menghiasi suasana romansa, tapi apa yang mereka lakukan terlihat sangat romantis. Sepasang kekasih itu saling bergandengan tangan mengikuti jalur yang dibuat, lalu berhenti tepat di posisi proses lamaran terjadi. “Tepat di sini, aku melamarmu waktu itu,” ucap Gabriel tersenyum hangat. “Aku masih mengingatnya dengan jelas. Bahkan kau sampai bertanya aneh padaku dulu, kau sungguh berlebihan!” “Karena aku takut kau masih meragukanmu. Kita sudah memiliki hubungan asmara selama bertahun-tahun, aku takut mungkin kau akan merasa bosan padaku.” Tangan kanan Charlotte menyentuh pipi suaminya, menatap dengan senyuman bahagia. “Aku tidak mungkin bosan
Read more
Chapter 72 - Romantic Riding
Menjelang hari pernikahan, sang Pangeran dan tunangannya kembali mempersiapkan pernikahan mereka dengan memeriksa kembali kelengkapan kebutuhan yang akan dibutuhkan pada saat itu juga. Seperti dekorasi ballroom untuk menggelar acara resepsi pernikahan, kelengkapan bahan makanan yang akan dihidangkan saat acara nanti, kualitas kereta kuda, ketersediaan katedral kerajaan yang akan dijadikan tempat pemberkatan pernikahan, dan masih banyak hal lagi yang harus dipastikan supaya nantinya akan berjalan sempurna. Di antara semua persiapan yang harus mereka lakukan, bagian paling utama adalah melakukan fitting gaun pengantin untuk terakhir kalinya. Kini sang Pangeran dan kekasihnya berada di sebuah ruangan istana, yang merupakan ruangan khusus untuk mencoba gaun apapun. Tubuh Charlotte dibaluti gaun pengantin megah yang bermotif rumbai pada bagian rok dan memiliki ekor gaun sedikit panjang. Gaun yang dipakainya saat ini merupakan gaun rancangan khususnya yang juga dibantu kekasihnya
Read more
Chapter 73 - Royal Family
Usai berkuda bersama, sang Pangeran dan wanitanya beristirahat bersama sambil memberi makan kuda putih yang sempat mengambek akibat iri dengan momen kemesraan majikannya. Memang inj terdengar sangat konyol dan aneh, apalagi hanya seekor hewan berani mengambek terang-terangan. Untungnya dengan memberi wortel andalan berkualitas tinggi membuat kuda itu menjadi jinak. Charlotte hanya bisa tertawa anggun membayangkan kejadian tadi sambil melepas pelindung kepala. “Dasar kuda aneh!” ketus Charlotte menggelengkan kepala. “Kau jangan mengejek kudanya begitu. Justru aku harus berterima kasih padanya karena bisa memiliki perasaan cemburu pada kita.” Gabriel mengelus kepala kuda sambil tertawa usil. “Untung saja kudanya masih pengertian padaku. Tetap saja dia membuatku takut.” “Tenang saja, kuda ini selalu menurutiku sejak aku masih remaja. Tidak mungkin dia memberontakku hanya karena masalah kecil begini.” “Sedangkan sama aku tidak menurut. Das
Read more
Chapter 74 - Banquet Plan
Sebenarnya dibalik kemesraan sang Pangeran dan kekasihnya di ruang silsilah kerajaan, tanpa sengaja sang Ratu mengintip momennya secara diam-diam bersembunyi di balik tembok. Walaupun dirinya sudah sering menyaksikan itu, namun entah kenapa kali ini memiliki perasaan berbeda seperti ruangan ini awalnya hampa, kini menjadi terasa manis akibat energi manis tersalurkan sepasang kekasih itu sampai menyebar ke seluruh ruangan. Awalnya ingin menaruh kalung pemberian Raja di dalam kotak khusus itu, ia mengurungkan niatnya merusak momen itu, memilih kembali menuju ruang santainya sambil tersenyum sendiri. Sebagai seorang ibu yang baik, tidak mungkin menjadi perusak momen demi kebahagiaan putranya. Sementara sang Pangeran dan kekasihnya memutuskan meninggalkan ruangan itu, menyapa orang tuanya di ruang santai itu. Sepanjang jalan menuju sana, Charlotte sengaja menggoyangkan tangan kanan Pangeran seperti ayunan, tatapannya terpaku padanya. “Sayang,” panggil Charlotte m
Read more
Chapter 75 - Wine Banquet
Semua orang sibuk mempersiapkan apa yang diperlukan saat pesta perjamuan anggur nanti. Ratu Evelyn memerintahkan salah satu asistennya untuk mendekorasi taman tempat perjamuannya sesuai dengan rancangannya. Tata letak para tamu menikmati santapannya dan juga gazebo untuk sang Pangeran dan wanitanya memimpin acara harus didekor dengan sempurna. Sementara Raja Arthur menghubungi anggota keluarga kerajaan lainnya dan beberapa pejabat pemerintah yang dekat dengannya juga turut meramaikan acara ini. Bintang tamu dari acara ini yaitu Pangeran dan wanitanya sendiri mempersiapkan pakaian yang akan dikenakan mereka nantinya. Sudah pasti urusan ini diserahkan langsung pada Diana, semua pasti diselesaikan dengannya cepat. Diana sendiri juga memiliki studio khusus untuknya membuka usaha rancang pakaian, meski ia bekerja sama dengan Charlotte mengelola sebuah butik pakaian luxury. Kali ini Charlotte dan Gabriel yang menghampirinya di studio sambil menata
Read more
Chapter 76 - Girl On Fire
Api amarah semakin membara akibat seseorang sengaja mengompori dulu. Memang apa yang dikatakan wanita bermulut pedas itu ada benarnya juga. Wajah tampan yang dimiliki sang Pangeran membuat para wanita sangat terpukau memandanginya. Sedikit ada rasa kegelisahan timbul pada Charlotte, takut kejadian terakhir dialami bersama Pangeran terulang kembali. Mengetahui tingkah wanitanya semakin lesuh, dengan cepat sang Pangeran membantahnya langsung sambil membelai rambut wanitanya perlahan. “Anda salah besar, Nona Tiffany. Saya sebagai pangeran tidak mudah tergoda oleh wanita lain. Saya hanya mencintai Charlotte sepanjang hidup. Jangan menyebarluaskan berita aneh sebelum melihat fakta.” “Benarkah? Lalu, apa yang terjadi sebenarnya pada malam itu?” selidik Tiffany menatap tajam pada Gabriel tanpa rasa bersalah. “Urusan itu Anda tidak perlu tahu! Asalkan Anda harus tahu satu hal bahwa, saya dan Perdana Menteri tidak ada hubungan istimewa apapun. Lagipula dia jug
Read more
Chapter 77 - Love Is In The Air
Beberapa saat kemudian, Gabriel memberhentikan mobil SUV di lahan parkir sebuah menara tinggi terlihat classic dari luar. Sebenarnya menara ini adalah menara khusus biasanya tempat bersantai Gabriel dan Charlotte melepas lelah. Maka dari itu, jika ingin memasuki menara harus memiliki kartu akses. Kartu akses itu ditempelkan pada sistem keamanan pintu, membuat pintu itu terbuka otomatis. Saling bergandengan memasuki menara itu dan menaikki sebuah lift tersedia untuk mencapai lantai paling atas. Seketika mencapai lantai paling atas, pandangan Charlotte langsung terpukau memandangi pemandangan indah malam hari jika dilihat dari sini. Meski ini bukan ruangan tertutup sepenuhnya, ia bisa menikmati pemandangan sambil menghirup udara segar. “Ternyata kau mengajakku ke sini.” “Sudah lama kita tidak berkunjung ke sini. Dulu aku selalu mengajakmu saat pikiranmu kacau. Selain itu, menara ini adalah tempat khusus kita berkencan.” “Tempat ini jug
Read more
Chapter 78 - Royal Wedding
Sehari sebelum pernikahan, Raja Arthur mengadakan makan malam keluarga kedua belah pihak. Charlotte dan orang tuanya duduk saling berhadapan, sedangkan Gabriel sibuk bermanja dengannya hingga membuat Charlotte menunduk malu di hadapan Raja dan Ratu. Sedangkan kedua orang tua Charlotte tertawa anggun melihat sang Pangeran terus melekat pada putri mereka. “Ternyata Pangeran kalau sudah jatuh cinta pasti tidak memandangi orang di sekitarnya,” tutur Christian. “Maaf kalau sikapnya kadang berlebihan, kami sudah menegurnya beberapa kali tapi dirinya tidak peduli sama sekali,” balas Ratu Evelyn menunduk sopan. “Tidak apa-apa, justru kami sangat lega melihat tingkah Pangeran begini. Tandanya dia sangat cinta pada putri kami,” ujar Tiana tersenyum ramah. Sedangkan Charlotte menghentikan aksi menyantap makanannya sejenak, tatapannya beralih pada suaminya yang terfokus pada dirinya dengan senyuman godaan. “Gabriel, sebaiknya kau habiskan makananmu saja.
Read more
Chapter 79 - Dream Come True
Usai melakukan beberapa prosedur dalam prosesi pemberkatan pernikahan, kini acara telah berakhir dengan lancar, tanpa adanya suatu halangan. Sepasang pengantin baru, saling bergandengan tangan  dan menatap dengan senyuman bahagia, sambil melangkah keluar dari aula secara perlahan yang diikuti keluarga mereka masing-masing. Di luar katedral, sudah ada kereta kuda dan beberapa pengawal yang berjaga di sana. Namun, sebelum itu sepasang pengantin menyapa semua tamu dengan melambaikan tangan dan memperlihatkan cincin emas yang terpasang pada jari manis mereka. Para tamu undangan menyorakki pernikahan sang Pangeran dengan tepuk tangan meriah. Kini Pangeran dan istrinya berdiri saling berhadapan, saling memandang memasang raut wajah bahagia. “Charlotte, akhirnya mimpi kita sejak dulu menjadi kenyataan sekarang,” ucap Gabriel. “Ini semua berkatmu, kau memperjuangkan hidupmu demi menikah denganku. Rasanya aku semakin bahagia ketika kita sudah menjadi pasangan sua
Read more
Chapter 80 - Night Ball
Di tengah ruangan, sudah disediakan piano yang akan dimainkan sepasang pengantin baru. Mereka menduduki sebuah bangku di depan piano, lalu posisi tubuh mereka sama seperti saat ketika berada di rumah khusus kerajaan, maupun di istana. Namun, hal ini sedikit berbeda dengan merayakan di rumah khusus kerajaan. Kalau memainkannya bersama di acara resepsi pernikahan, semua hadirin bisa menyaksikan pertunjukannya langsung. Lengan kekarnya Pangeran mendekap tubuh istrinya hangat, menyentuh kedua tangan lembutnya dan mengecup puncak kepalanya dengan penuh perasaan cinta. Mendapat perlakuan manis dari suami langsung, senyuman bahagia terukir pada wajah Charlotte. “Sayang, apakah kau gugup?” tanya Gabriel pelan. “Sebenarnya aku sedikit gugup, apalagi aku tidak terbiasa bermain piano di hadapan banyak orang.” “Tidak apa-apa, kalau seandainya kau gugup, biarkan aku saja yang memainkannya sendirian.” “Jangan, Sayang. Aku tidak ingin hanya kau saja yang ber
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status