Semua Bab Kekasih Suamiku: Bab 21 - Bab 30
40 Bab
Masa-Masa Penuh Duka
Suasana duka menggelantung di atap rumah masa kecil Airin. Ibunya telah berpulang. Nyawanya tak tertolong meski sempat dilarikan ke rumah sakit. Terlambat penanganan. Jantung koroner yang diderita ibunya telah merenggut nyawanya secara mendadak.Itulah alasan sebenarnya mengapa Airin selalu mengiyakan setiap perkataan ibunya. Tidak pernah menolaknya. Selalu berupaya membuatnya senang. Membahagiakannya.Sebab penyakit kronis yang diderita ibunya. Kendati demikian, ibunya juga tak bersedia untuk diboyong ke rumahnya. Tinggal bersamanya dan Bayyu. Menantu pilihannya.Padahal, justru ulah menantu idamannyalah yang membuatnya meregang nyawa. Itu baru diketahuinya ketika seorang tetangga mengabarkan perihal video tamparan yang viral itu."Bu, Bu. Gawat, Bu. Ini, lho, suaminya Mbak Airin menikah lagi." Begitu ucap si tetangga yang melapor.Sontak video toktok berdurasi 15 detik itu membuat ibu Airin shock. Jelas kaget buk
Baca selengkapnya
Hampir Saja
Bayyu tak dapat tidur. Raganya jelas lelah. Tapi masih lebih lelah otak dan hatinya yang memikirkan Airin. Entah mengapa pikirannya tiba-tiba tidak enak. Membuatnya ingin menengok istrinya di kamar utama. Sambil mengambil charger HP-nya yang tertinggal di sana.Bayyu membuka pintu. Meski lampunya mati, tapi ia masih bisa menemukan sosok istrinya di atas kasur. Eh, tunggu. Ada yang aneh dengan posisi tubuh Airin."Aiii...! Astaga, apa yang sudah kamu lakukan, Ai!" Bayyu tergopoh meraih tubuh Airin yang tergolek tak berdaya di atas ranjang. Wajahnya seputih kapas. Pergelangan tangan kirinya terjuntai. Hampir menyentuh bibir lantai. Persis di bawahnya, darah segar menggenang. Airin tak sadarkan diri.Bayyu panik. Ia bingung harus melakukan apa. Ia rengkuh raga istrinya. Menggoyang-goyangkan tubuhnya. Memanggil nama Airin berkali-kali. Nihil tak bersahut.Ia ambil ponselnya. Menekan 118. Nomor layanan ambulance unit gawat daru
Baca selengkapnya
Yang Tak Terlihat
Langkah Bayyu mendadak terhenti di depan kamar rawat Airin. Padahal, gagang pintu sudah diraihnya. Tapi, pemandangan yang ia tangkap dari balik ornamen kaca membuat niatnya urung. Ia tidak ingin merusak momen itu. Selama bersamanya, ia tak pernah melihat Airin tertawa selepas itu.Tadinya, ia berniat untuk mengistirahatkan diri. Tidur barang sejenak di rumah. Sekalian memberi waktu untuk Airin menenangkan diri dan menerima maaf darinya. Sesungguhnya, ketika Airin menyuruhnya pergi, ia tak bermaksud benar-benar ingin pergi.Meski sudah di rumah, batinnya tetap gundah. Matanya memejam tapi pikirannya berlarian. Isi kepalanya mengutuki dirinya sendiri. Suami macam apa yang tega membiarkan istrinya terbaring sendirian di rumah sakit? Ya, meskipun kehadirannya tak diinginkan, bukankah seharusnya ia memaksa untuk tetap bertahan? Hatinya berkonflik. Dorongan nurani Bayyulah yang akhirnya menyeretnya kembali ke rumah sakit. Ia sudah mengabark
Baca selengkapnya
Pisah Ranjang
Pulang. Airin telah diboyong kembali dari rumah sakit. Tentu saja dengan serangkaian pertikaian kecil dan adu argumen dulu, baru akhirnya ia bersedia pulang bersama Bayyu. Tentu saja dengan syarat: ia tak mau sekamar dulu. Ingin menenangkan diri dan perasaannya. Pisah ranjang menjadi pilihannya sebelum akhirnya keputusan itu benar-benar akan ia tunaikan. Berpisah."Baiklah. Sampai kapan?" tanya Bayyu setelah menyepakati permintaan Airin untuk berpisah kamar. Airin di kamar utama, dirinya di kamar tamu."Tidak tahu. Sampai aku benar-benar yakin dan mantab untuk berpisah denganmu.""Ai, kenapa mesti pisah, sih? Aku akui aku banyak salah ke kamu. Selalu menyakiti perasaanmu. Tapi, aku nggak pernah melalaikan tanggung jawabku, kan? Kamu hidup berkecukupan secara materi. Aku juga selalu pulang ke kamu. Memperlakukanmu dengan baik ketika di rumah. Artinya, ya aku akan selalu kembali dan menjadi milikmu seutuhnya.""Lantas di luar rumah, kamu beb
Baca selengkapnya
Ponsel yang Tertukar
Tidak ada pilihan lain. Selena menghubungi Glenn Bagas untuk meminta tolong membawa Bayyu pulang. Bisa semakin runyam masalahnya kalau ia yang mengantar Bayyu. Bisa jadi perang ketiga dengan Airin."Mas Glenn, maaf banget mengganggu malam-malam. Mas, aku mau minta tolong. Urgen banget ini," buka Selena ketika sambungan teleponnya terjawab.Glenn menjawab malas."Ada apa?""Nanti aku jelasin di sini, Mas. Sekarang tolong Mas ke sini dulu, ya. Mas Bayyu parah ini. Mabuk parah. Aku kirim lokasinya." Tanpa berbasa-basi lagi, Selena menutup teleponnya. Segera mengirimkan titik lokasi keberadaannya kepada Glenn.Meski sangat malas karena sudah berada di atas tempat tidur, Glenn tetap saja berangkat. Tentu saja dengan menggerutu di dalam hati, 'Apa lagi, sih, yang mereka lakukan semalam ini? Selalu saja berujung masalah.'Glenn Bagas tiba di coffee bar. Matanya celingukan mencari keberadaan Sel
Baca selengkapnya
Disangka Pasutri
"Nah, jadi itu tadi syarat-syaratnya, ya, Mbak. Lalu alurnya, Mbak nanti mendaftarkan gugatan cerai dulu dan setelah itu membuat surat gugatan. Nah, di surat gugatan itu harus mencantumkan alasan cerai itu karena apa.Alasannya itu harus bisa diterima pengadilan. Misalkan, suami berbuat zina yang tidak dapat disembuhkan, atau terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus-menerus serta tidak ada lagi harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Nah, alasan tersebut nantinya disertai bukti-bukti dan saksi yang akan di ajukan di pengadilan."Airin menyimak uraian penjelasan petugas yang didatanginya di kantor pengadilan agama. Ia tengah mencari-cari informasi terkait pengajuan gugatan cerai yang sudah ia mantapkan di kepala."Apakah nantinya saya bisa mewakili diri saya sendiri, Pak, di depan hakim? Atau, harus didampingi advokat?""Bisa saja, Mbak. Tapi, memang kalau mengurus sendiri itu akan sedikit lebih rumit. Tapi, bisa. Sebenarn
Baca selengkapnya
Dibakar Cemburu
Semenjak momen ponsel tertukar itu, Selena dan Adnandito jadi sering bertukar kabar. Entah melalui pesan singkat atau telepon, tidak pernah terlewat setiap harinya.Seperti siang ini. Selena baru saja menyelesaikan laporannya. Bilah notifikasi HP-nya memunculkan pesan Adnandito. Nama itu berhasil mencuri senyumnya.[Hai. Sudah makan siang?] [Belum, Mas. Ini kerjaaku baru aja kelar.][Makan siang, yuk?][Hmm, boleh.][Ya, udah. Keluarlah.☺️][Ha?? 🤔][Aku di depan.☺️]Kiriman gambar diterima. Foto depan kantor.Selena tercengang. Tak begitu saja mempercayai kiriman Adnan itu. Bisa saja dia hanya bercanda, pikirnya. Maka, ia memastikan kebenarannya melalui jendela kaca yang dapat mengakses pemandangan lantai bawah, termasuk halaman kantor dan sekitarnya.Benar saja. SUV hitam yang pernah mengantarnya terparkir di sana. Adnandito tidak sedang berkelakar rupany
Baca selengkapnya
Keraguan Bayyu
Uttara Bayyu telah sampai di D'Adn. Ia tidak sedang ingin nongkrong atau melepas penat. Keingintahuannya tentang siapa sosok Adnandito sebenarnya yang membuatnya berbelok ke sana. Prediksi Bayyu, jika Adnan menjemput Selena pulang, harusnya saat itu ia tak berada di kafenya. Momen itu ia gunakan untuk mencari tahu."Silakan, Pak, mau pesan apa?" sapa kasir dari balik meja. Memang letaknya lebih dekat dengan pintu masuk, jadi Bayyu langsung menujunya. "Nggak, Mbak. Saya mau ketemu sama Pak Adnandito. Ada?" kilah Bayyu memainkan rencananya."Oh, Pak Adnan lagi keluar, Pak. Nggak ada.""Hmm, kalau istrinya? Ada?" Bayyu asal menanya. Iseng saja dia menanyakan itu. Biodata Adnandito di internet menunjukkan tahun kelahiran lebih tua darinya. Harusnya sudah beristri. "Oh, kalau Ibu, sih, sudah lama tidak di sini, Pak. Kan sudah pisah sama Pak Adnan. Makanya sudah tidak lagi ikut mengurus kafe ini." 
Baca selengkapnya
Talak Satu
"Aku tidak serendah itu, Mas! Bercerminlah, siapa yang sesungguhnya telah menodai pernikahan kita? Siapa yang berkhianat? Kamu! Kenapa pula kamu tiba-tiba menuduhku berbuat sekeji itu?"Darah Airin mendidih ketika tetiba saja Bayyu pulang dengan emosi dan melemparkan foto USG yang dikirimnya. Persis di depan mukanya. Rujak mangga muda yang sedang ia nikmati lepas Magrib itu tidak lagi menggugah seleranya. Bayyu tak hanya merusak selera makan Airin, tapi juga membuat hatinya retak tak berbentuk.Bayyu menuduh Airin berbuat serong dengan Glenn. Lebih parah lagi, Bayyu menyangkal jika yang dikandung Airin adalah anaknya. Darah daging mereka."Itu pasti hasil perbuatanmu dengan Glenn. Iya, kan? Kalian kan akhir-akhir ini sangat dekat. Bahkan, waktu di rumah sakit saja aku melihatmu berduaan dengannya."'Plak!' Kemarahan Airin akhirnya membuatnya berani untuk menampar suaminya sendiri. Kata-kata Bayyu sudah sangat keterlaluan dan melukai hatiny
Baca selengkapnya
Jadian
Satu bulan kedekatan Selena dan Adnandito telah mampu mengubah status keduanya menjadi sepasang kekasih. Tidak ada yang terlalu cepat bagi Selena. Adnandito memenuhi segala kriterianya. Tampan dan mapan. Ya, meskipun duda. Tapi, itu sama sekali tak menjadi masalah selama dua poin pertama terpenuhi.Selena membutuhkan orang baru untuk mengalihkan dunianya dari Bayyu. Ia sadar tak ada yang bisa diharapkan dari hubungan semu itu. Ia juga tak mau terus menerus disangkutpautkan dengan segala carut marut rumah tangga Bayyu. Maka, menjalin hubungan dengan orang baru adalah pilihan yang tepat. Ya, meskipun kesannya terlalu cepat."Makasih banyak ya, Mas, udah diajakin belanja-belanja. Aku suka banget jam tangannya."Selena memandangi arloji bermerek yang dibelikan Adnandito. Malam itu mereka baru saja mengunjungi sebuah mall kenamaan. Selena mendapat previledge untuk membeli semua yang ia inginkan dengan bermodal kartu k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status