Semua Bab AFTERFALL: Bab 11 - Bab 20
73 Bab
11. i found him
๐™ณ๐š„๐š‚๐™บ๐™พ๐™ต๐™ด๐šˆ๐™ด ๐™ฟ๐š๐™ด๐š‚๐™ด๐™ฝ๐šƒ๐™ธ๐™ฝ๐™ถ ใ€๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ€‘ Udara dingin yang menusuk kulit tak mengurangi antusiasme rakyat dari empat kerajaan besar terutama Eargard. Lampion serta obor di jalan dinyalakan dengan terang, menghiasi jalanan Eargard yang sudah mulai gelap. Gerbang istana yang biasanya ditutup dengan rapat kini terbuka dengan lebar, mempersilakan semua kalangan masuk tanpa memandang kasta. Para bangsawan dengan kereta kuda serta setelan yang tampak anggun membentuk kelompok-kelompok kecil berdasarkan kasta sosial. Berbincang-bincang sekaligus mencari celah untuk merendahkan satu sama lain. Beberapa dari mereka turut memperhatikan rakyat biasa yang tampak histeris melihat keindahan bangunan istana dengan tatapan risih. โ€œAku tak percaya pihak istana turut mengundang rakyat bawahan itu,โ€ bisik salah satuny
Baca selengkapnya
12. a man who watching from behind
๐™ณ๐š„๐š‚๐™บ๐™พ๐™ต๐™ด๐šˆ๐™ด ๐™ฟ๐š๐™ด๐š‚๐™ด๐™ฝ๐šƒ๐™ธ๐™ฝ๐™ถ ใ€๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ€‘   Beberapa jam sebelumnya .... Aula utama istana terasa amat sesak. Ratusan bangasawan dengan gaun-gaun mengembang menari bersama mengikuti irama lagu yang dibawakan sekelompok musikan ternama di atas panggung kecil. Para pelayan sibuk mondar-mandir membawa gelas-gelas anggur yang sudah habis. Sebagian lain yang sudah terlalu mabuk untuk menari memilih berbincang ringan membentuk kelompok-kelompok kecil. Kaline yang masih terjebak di atas balkon itu terus menatap balkon yang ada di seberangnya. Wajah familiar yang fokus memperhatikan tamu undangan yang menari itu tak sekalipun menoleh pada gadis itu. Membuat manik abu-abunya terlihat suram. โ€œKau menyukai vampir itu, bukan?โ€ Ratu Faline yang duduk di sampingnya tiba-tiba b
Baca selengkapnya
13. dark sky
๐™ณ๐š„๐š‚๐™บ๐™พ๐™ต๐™ด๐šˆ๐™ด ๐™ฟ๐š๐™ด๐š‚๐™ด๐™ฝ๐šƒ๐™ธ๐™ฝ๐™ถ ใ€๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ€‘   โ€œPutri ....โ€ Sudah satu jam terakhir Kaline terus menangis sembari menatap ke luar jendela yang gelap tanpa cahaya selain bintang dan bulan yang bersinar tak terlalu terang. Narin hanya bisa memandangi Kaline yang sudah ia dampingi saat ia menginjak usia 18 tahun itu dengan nanar. Seingatnya, Kaline hanya pernah menangis dua kali. Pertama saat ia terjatuh dari kuda lima tahun yang lalu, dan sekarang yang entah disebabkan karena apa. โ€œApa Pangeran dari Elavrine menyampaikan sesuatu yang buruk pada Anda, Putri?โ€ Narin kembali menebak dengan suara rendah. Ia sempat mendengar desas-desus dari pelayan yang mengurus pesta dari malam jika Putri Kaline dan Pangeran dari Elavrine terlihat sangat akrab. Bahkan mereka sempat berdansa bersama.
Baca selengkapnya
14. first day
๐™ณ๐š„๐š‚๐™บ๐™พ๐™ต๐™ด๐šˆ๐™ด ๐™ฟ๐š๐™ด๐š‚๐™ด๐™ฝ๐šƒ๐™ธ๐™ฝ๐™ถ ใ€๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ€‘   Hari pertama sayembara telah dimulai. 4 buah kereta kuda dengan corak emas dengan bendera yang berbeda warna di depannya sebagai penanda setiap kerajaan telah tersusun rapi di depan pintu utama istana. Para prajurit dari setiap kerajaan telah bersiap mengelilingi setiap kereta dengan kuda gagah mereka.  Burung-burung yang berkicau setiap pagi hari masih terdengar, namun ketiga pangeran dan seorang putri telah duduk dengan manis di dalam kereta masing-masing. Kaline memperhatikan kereta dari Kerajaan Lyvora yang berada tepat di samping miliknya. Kereta itu paling unik karena tidak ada kuda yang mendorongnya, melainkan kilauan emas yang terlihat seperti percikan api yang membuatnya dapat melayang meski tanpa roda dan berjalan tanpa bantuan k
Baca selengkapnya
15. do you like a cup of tea?
๐™ณ๐š„๐š‚๐™บ๐™พ๐™ต๐™ด๐šˆ๐™ด ๐™ฟ๐š๐™ด๐š‚๐™ด๐™ฝ๐šƒ๐™ธ๐™ฝ๐™ถ ใ€๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ€‘   Hutan Hidni tampak lebih terawat dari dugaannya. Kuda dengan salah satu kaki terikat kain coklat yang menandakan milik Kerajaan Elavrine itu terus memacu dengan kecepatan sedang, menyusuri semak belukar yang tak terlalu banyak. Cahaya matahari yang tak berhasil menembus ranting serta dedaunan pohon-pohon yang berdiri dengan tegak, membuat penerangan hutan terlihat remang-remang. Aknan, tanaman langka yang hanya ditemukan di hutan terdalam Hidni. Tanaman itu amat terkenal bahkan sangat sering disebut oleh salah satu profesor di akademi kesehatan. Menurut rumor yang beredar, Aknan adalah rahasia stamina prajurit Eargard yang amat baik meski notabenya mereka hanya manusia biasa. Bentuknya seperti ilalang liar. Sangat sulit menemukan tanaman itu karena Aknan sering berkamuflase bersama tumpukan
Baca selengkapnya
16. black tea
๐™ณ๐š„๐š‚๐™บ๐™พ๐™ต๐™ด๐šˆ๐™ด ๐™ฟ๐š๐™ด๐š‚๐™ด๐™ฝ๐šƒ๐™ธ๐™ฝ๐™ถ ใ€๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ€‘   โ€œApa kau menyukai teh?โ€ Alis Pangeran Antheo menyatu. Matanya yang berwarna hijau terang menangkap setangkai tanaman dengan daun yang berubah menjadi warna merah setiap kali terkena cahaya di tangan kiri Pangeran Cliftone. Bukankah itu Aknan? โ€œBukankah semua orang menyukai teh, Pangeran?โ€ jawab Pangeran Antheo dengan tenang. Di dalam hatinya, ia bertanya keras bagaimana bisa rivalnya itu menemukan Aknan meski yang ia lakukan hanyalah duduk santai di bawah pohon. Pangeran Cliftone menggelengkan kepalanya ringan. โ€œVampir tidak memakan atau meminum apapun selain darah. Jadi mustahil jika aku menyukai teh.โ€
Baca selengkapnya
17. doesn't it feel familiar?
๐™ณ๐š„๐š‚๐™บ๐™พ๐™ต๐™ด๐šˆ๐™ด ๐™ฟ๐š๐™ด๐š‚๐™ด๐™ฝ๐šƒ๐™ธ๐™ฝ๐™ถ ใ€๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ€‘   Hujan lebat di hari-hari memasuki musim dingin adalah hal yang biasa. Malam ini, lagi-lagi puluhan juta rintik air dari langit menjatuhi daratan Hidni tanpa ampun, membuat kastil besar tempat Putri Mahkota, serta Pangeran-Pangeran yang mengikuti sayembara berpesta dengan megah terpaksa batal. Duke Lutherfork yang memegang tongkat kayunya hanya bisa menghela napas berkali-kali, tak ada harapan lagi baginya untuk mengadakan pesta di tengah guyuran hujan. Kue-kue yang sudah dimasak semenjak fajar muncul itu terpaksa dibiarkan mendingin, lilin-lilin indah yang sudah disiapkan tak jadi dinyalakan, rencananya yang sudah tersusun dengan rapi gagal. โ€œJika kau ingin menetap semalam lagi, aku berjanji akan memberikan pesta malam hari di dalam ruangan yan
Baca selengkapnya
18. missing
๐™ณ๐š„๐š‚๐™บ๐™พ๐™ต๐™ด๐šˆ๐™ด ๐™ฟ๐š๐™ด๐š‚๐™ด๐™ฝ๐šƒ๐™ธ๐™ฝ๐™ถ ใ€๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ€‘   Sinar fajar yang mulai tampak membuat Pangeran Cliftone terpaksa kembali mengenakan jubah hitamnya. Ia berjalan dengan sepatu bot bertapak tebal, membuat langkah kakinya terdengar amat keras saat memasuki bar kecil dengan lantai berlapis kayu tipis yang sepi. Pemilik bar yang sedang bersantai di balik meja kayunya itu tampak bingung. โ€œJika kau kemari hanya untuk mengemis, maka pergilah. Aku tidak punya uang,โ€ ucapnya malas, kembali fokus merebahkan kepalanya di atas meja. Pangeran Cliftone tak menjawab. Salah satu telapak tangannya yang menggenggam 15 buah koin perak langsung menjatuhkannya ke atas meja, membuat suara berisik yang mengejutkan si pemilik bar. Jumlah yang cukup untuk membeli segelas bir.
Baca selengkapnya
19. sorry
๐™ณ๐š„๐š‚๐™บ๐™พ๐™ต๐™ด๐šˆ๐™ด ๐™ฟ๐š๐™ด๐š‚๐™ด๐™ฝ๐šƒ๐™ธ๐™ฝ๐™ถ ใ€๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ€‘   Sepertinya Pangeran Cliftone menepati janjinya dengan sangat baik. Saat rombongan kerajaan tiba di Kelfak (nama fiksi untuk penginapan elit), ia telah duduk manis di ruangan utama besar. Wajahnya terlampau tenang, seolah-olah ia tak tahu (kemungkinan besar tidak peduli) dengan kekacauan yang disebabkannya tadi pagi sehingga membuat perjalanan mereka ke Desa Anten terlambat. โ€œWow ... ternyata kau telah tiba, Pangeran Cliftone.โ€ Pangeran Rex langsung menduduki sofa merah hati yang ada di hadapan Pangeran Cliftone dengan santai. Wajahnya terlihat sumringah, seakan-akan pria di hadapannya adalah teman lama. Tak ada balasan istimewa dari Pangeran Cliftone. Ia menatap Pangeran Rex tanpa minat sembari mengangkat sebelah alisnya yang tebal. Saat di Hid
Baca selengkapnya
20. the soul from another dimension
Narin tetap setia menumpukan berat kepalanya pada kedua telapak tangan yang diletakkan di atas meja kayu bundar, bersama dengan cemilan ringan serta teh hangat. Maniknya menatap Kaline penuh binar, berharap tingkah lakunya dapat menarik perhatian Kaline yang terpaku pada surat kabar harian yang ia terima.Setelah hampir sepuluh menit berlalu, Kaline akhirnya menoleh. Ia menghela napasnya pasrah. “Sebenarnya apa yang ingin kau tanyakan?” tanya pada akhirnya.Senyuman Narin mengembang, membuat matanya menyipit. “Tentang pesta teh bersama Pangeran Antheo ... apa kau tak ingin menceritakannya padaku, Putri?” matanya yang berwarna biru terang berbinar-binar, membuat Kaline tak sanggup untuk menolaknya.Kaline mengangkat kedua bahunya, berusaha bersikap acuh tak acuh. “Ya ... begitu. Tak ada yang spesial. Kami hanya berbicara hal-hal kecil.”Senyuman Narin perlahan-lahan memudar, gadis itu terlihat tak puas dengan jawaban Kal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status