All Chapters of AFTERFALL: Chapter 61 - Chapter 70
73 Chapters
62. rekasa
Kaline kembali menaiki kereta kudanya. Tubuhnya yang langsung bersandar pada bantalan empuk kursi kereta yang membuat tubuh lelahnya nyaman seketika.Kereta berjalan dengan kecepatan sedang, menampilkan pemandangan langit malam yang terasa tenang dengan minimnya cahaya yang menyinari jalan. Ia berpisah dengan Pangeran Cliftone tepat saat mereka keluar dari palang kayu. Sebagai tanda terima kasihnya karena sudah membantu Kaline melewati jalanan berlumpur, gadis itu dengan ramah menawari pria itu tumpangan karena tujuan mereka sama, pergi kembali ke Istana Eargard, namun ditolaknya tanpa berpikir panjang.“Apa kau suka dingin, Putri?” ucapnya saat itu saat Kaline menawarinya kembali bersama. Memilih untuk balik beratnya dengan pertanyaan yang diluar topik pembicaraan mereka daripada menjawab tawaran Kaline. Kaline menggeleng. Jelas ia tidak suka dingin.“Kalau begitu aku akan kembali sendirian. Selamat menikmati perjalan
Read more
62. time getting faster
“Tidak, bukan seperti itu!” Teriakan penuh rasa frustasi itu muncul saat pagi buta itu terdengar menggelegar, penuh semangat mengalahkan sinar matahari pagi itu. Tentu saja, suara itu berasal dari satu-satunya orang yang ada di lapangan luas itu, menatap ban karet yang terbakar di depannya dengan putus asa.Sudah semalaman penuh ia di sini. Seharusnya, ia harus segera kembali ke istana Eargard tiga puluh menit yang lalu, namun niatnya diurungkan kala mendapati prei-peri itu tidak menjalankan perintah yang diberinya.“Apa aku sepayah itu dalam hal memimpin?” ucap Pangeran Antheo putus asa, membuang napasnya dengan kasar berkali-kali.Memimpin puluhan peri bersayap merah itu saja ia masih tidak mampu. Bagaimana bisa ia memimpin negerinya sendiri nanti? Ayahnya sudah berusaha keras, mengabdikan seluruh hidupnya pada Lyvora sehingga menciptakan negeri yang makmur seperti sekarang. Jika ia tahu penerus tahtanya adalah seorang yang
Read more
63. getting started
Kaline menatap Pangeran Cliftone yang sedang duduk menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan tatapan tajam selama beberapa saat. Sedangkan pria itu tampaknya sama sekali tidak merasa terganggu, membalas tatapan Kaline dengan tenang meski manik merahnya kni tengah menyala-nyala tak karuan.Kedua tangan mereka kini terselip berkas yang dilindungi map cokelat muda. Seharusnya, mereka sudah menukarkan kedua berkas itu beberapa menit yang lalu, namun tindakan Kaline memperlama inti pertemuan mereka sekarang. Sudah seminggu lamanya sejak perjanjian mereka yang akan menyelidiki Pangeran Antheo bersama-sama dan kini kali pertama bagi mereka untuk bertukar informasi. Tatapan Kaline sarat akan ketidakpercayaan. Bagaimana bisa ia berakhir menyerahkan laporan yang didapatnya dari Badan Pengawasan Penyewaan Tanah dan Badan Pengurus Izin Edar pada pria yang notabene seorang Pangeran Mahkota dari negeri lain itu begitu saja.Pangeran Cliftone membuan
Read more
64. tonight
Pangeran Cliftone menyipitkan matanya, tersenyum sinis dari tempat persembunyiannya tatkala seseorang yang ia tunggu sedari tadi akhirnya tiba. Nyamuk, lalat, serta berbagai serangga yang mengerumuni nya sama sekali tak mengganggu Pangeran Cliftone yang sedari tadi meringkuk dibalik semak belukar.Dilihatnya dengan jelas bagaimana Zed--tangan kanan Pangeran Rex berjalan secara mengendap-endap, mengikuti setiap jejak serbuk magis berwarna emas yang berceceran di tanah--yang tentu saja merupakan jebakan dari Pangeran Cliftone--dengan wajah bersemangat.Setelah ia memerintahkan 3 orang tangan kanannya untuk mengamati segala gerak-gerik Zed selama 3 hari, kini Pangeran Cliftone dapat menyimpulkan tiga hal penting.Pertama. Zed selalu bekerja pada malam hari, dimulai kala lonceng kedua belas istana Eargard berbunyi, hingga matahari siang bolong tiba. Kedua. Pria itu selalu bertemu dengan seorang nenek tua di sebuah rumah ramalan--kini nenek
Read more
65. something is missing
malam sebelumnya Tatapan penuh permusuhan itu tampak dengan amat jelas di antara kedua tanganya. Meja bundar sebagai penengah itu agaknya terlampau kecil untuk menghalau aura menegangkan diantara keduanya. Tidak, di meja itu tidak hanya ada mereka berdua. Seorang wanita tua dengan punggung yang sudah membungkuk ada di antara keduanya dengan senyuman licik yang tak kunjung pudar. Selain itu, Zed juga dengan setia berdiri di belakang Pangeran Rex. “Jadi, seberapa jauh yang kau tahu?” tanya Pangeran Rex dengan dingin, membuka suara untuk pertama kalinya. Mata menyala yang terus berkilat itu tak gentar membalas tatapan tajam dari manik bak madu milik Pangeran Rex. Jika saja ia bukan seorang vampir, sudah pasti ia akan meminum teh hangat di hadapannya untuk mengulur waktu, bermaksud membuat Pangeran Rex tersulut emosi. “Aku tidak bisa mengukur jika tidak tahu batasan ukurannya, Pangeran. Jika kau menginginkan jawabannya, kau harus memberitahuku sej
Read more
66. catch him now
Sinar bulan purnama malam ini tampak amat terang, seakan-akan cahayanya mampu menerangi 4 orang yang kini sedang bersembunyi diantara semak belukar, membiarkan tubuh mereka menjadi santapan empuk nyamuk yang kelaparan.Kaline terus berdoa dalam hati, harap-harp Narin tidak memasuki kamarnya malam ini agar tidak ada yang tahu bahwa Putri Mahkota Eargard diam-diam menyusup pergi menguntit Pangeran Antheo.Tentu saja, jika aktivitasnya bersama 3 pria ini ketahuan dan beritanya menyebar, merekaa terpaks mendekam di istana selama berbulan-bulan untuk menghindari hujatan masyarakat. Menguntit adalah tindakan yang berbelok dari tata krama. Siapapun bangsawan yang menyalahi tata krama akan dianggap tidak memiliki adab dan dikucilkan oleh masyarakat dan tentu saja itu tak boleh terjadi mengingat posisi Kaline sebagai Putri Mahkota yang seharusnya dihormati.
Read more
67. its four
Kantung mata yang mulai menghitam itu sama sekali tidak dipedulikan oleh Pangeran Antheo. Sudah seminggu lebih ia hanya tidur selama 2 jam. Malam panjang yang seharusnya digunakan untuk istirahat ia habiskan bersama lima ekor peri nakal yang kini sudah kembali terkurung didalam sangkarnya.Kini, saat samar-samar fajar telah terlihat, Pangeran Antheo akan kembali ke Istana Eargard dengan wajah lelah. Ada jeda waktu lima hari tersisa sebelum sayembara akan kembali dimulai. Lima hari yang harus dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk membuat monster-monster kecil di dalam sarang itu patuh padanya. Setelah ia berhasil mengendalikan 5 peri penghancur ini, ia akan kembali mengirimkannya ke penjara bawah laut.Langkah jenjang pria itu perlahan-lahan melambat kala mendengar sesuatu yang mencurigakan. Jelas sekali tadi terdengar beberapa langkah kecil di belakangnya. Meski pendengaran Pangeran Antheo tak begitu tajam, bahkan saat ia sengaja berjalan denga
Read more
68. revange party
Lenguhan ringan beberapa kali keluar dari mulut Kaline. Kepalanya terasa seperti baru saja ditimpa oleh sesuatu yang berat dan memang benar adanya, di dahi gadis itu sekarang, sudah ada benjolan sebesar setengah bola pingpong. Bau busuk asap pertama kali masuk ke dalam indera penciumannya saat gadis itu terbangun. Kedua tangan dan kakinya terikat dengan kencang, membuat gadis itu harus bersusah payah untuk menyandarkan tubuhnya pada dinding di tepi ruangan kecil ini. “Ah … akhirnya ada yang terbangun juga.” Suara ringan itu membuat Kaline kembali was-was. Di dalam kegelapan seperti ini, ia tidak bisa melihat apapun kecuali … dua sinar kecil berwarna merah di ujung ruangan. “Cal, apa itu kau?” tanya Kaline dengan hati-hati. “Ya … syukur kau masih mengingatku. Aku pikir kau akan hilang ingatan setelah dipuku oleh bata, Putri,” jawab pria itu dengan candaan yang sama sekali tidak lucu. Kaline memilih untuk tidak lagi menimpali ucapan pria
Read more
69. it's a wonderful day to die
“Aku bersumpah aku tidak tahu apapun tentang ini!” seru Pangeran Antheo dengan frustasi.Ini sudah lebih dari dua puluh kali Kaline dan Pangeran Cliftone menanyakan hal yang sama, terus membuat posisinya semakin terpojok. Pangeran Antheo mengatakan hal yang sebenarnya. Dia tidak tahu apapun soal ini. Bahkan hingga saat ini, dirinya masih bertanya-tanya bagaimana bisa peri-peri itu berada di luar kendalinya.“Kau sendiri yang mengatakan bahwa hanya dirimu yang bisa mengendalikan peri-peri itu, Pangeran. Jangan berbohong.” Kaline terus mendesaknya. Meski Pangeran Antheo tidak bisa melihat apapun sekarang, ia yakin kini Kaline sedang memandangnya dengan tajam.“Demi negeriku, Putri. Aku tidak tahu apapun soal ini. Peri-peri itu, aku tidak tahu apapun!” seru Pangeran Antheo sambil menjambak rambutnya untuk mengalihkan rasa nyeri yang menjalar ke seluruh tubuhnya.“Sudahlah, Putri. Kau tahu dia bukan pelak
Read more
79. the one who kill her
Napas Kaline teramat sesak. Dalam kondisi terikat pada pohon besar seperti sekarang, Kaline nyaris tidak dapat melakukan apapun jika saja mulutnya ikut tertutup.“Apa yang kau lakukan?” tanya Kaline penuh amarah saat Pangeran Rex mendekat dengan senyuman memuakkan.Bagaimana bisa pria itu tersenyum setelah hal gila yang ia lakukan?“Ssstt … tidak perlu marah, Putri. Aku hanya ingin membuat namamu abadi. Setelah ini, aku yakin tidak akan ada yang berani melupakanmu,” ucapnya dengan penuh kebanggaan sambil menumpahkan sebotol minyak berbau menyengat tepat di bawah kaki Kaline.Dari ujung mata gadis itu, dapat ditangkap pergerakan Pangeran Antheo dan Cliftone yang mengendap-endap menuju tempat yang saling berlawanan. Langkah Pangeran Antheo perlahan mendekati seorang penyihir tua yang sedang fokus bertapa, sedangkan langkah Pangeran Cliftone menjauhinya.Rencana mereka harus berhasil.“Kau akan menyesali per
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status