All Chapters of Give Me Your Love: Chapter 91 - Chapter 100
120 Chapters
91. The Real Enrico
Hari demi hari berlalu. Pemberitaan demi pemberitaan hampir selalu sama. Lynea mengikuti saran Dokter Maria, ia membuang semua aplikasi berita dan mesin pencari. Segala pemberitaan tentang dirinya hanya akan membuat hati semakin sakit. Nyawa yang ada di dalam kandungan terlalu berharga untuk disakiti dengan berbagai pikiran negatif.Menuruti keinginan suaminya pula, Lynea berganti nomor. Hanya saja, nomor lamanya ia berikan pada Bryant, dengan catatan hanya berita penting saja yang dikabarkan padanya. Berbagai chat dari Gabriel tidak boleh dibuka atau dibalas. Biarkan saja terendap, tidak terbaca. Bryant menerima keinginan kakaknya.Lynea berhenti menemui Dokter Maria di rumah sakit. Apabila memeriksakan kandungan, maka rumah sakit lain menjadi tempat kunjungannya. Menghindari Gabriel adalah yang terbaik untuk saat ini.Enrico adalah Enrico. Lynea sadar itu sekarang. Tidak semudah itu merubah orang. Apa yang ia lihat saat di villa, lelaki yang dirasa lembut dan
Read more
92. You Are My Missing Piece
Lynea bergegas mencari Bryant. Adiknya itu pasti tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.“Aku tidak tahu ada apa, Lyn.” Bryant berkilah. Ia menghabiskan sarapan tanpa memandang kakaknya.“Bohong! Aku kakakmu, aku tahu kalau kamu berbohong! Ayolah, Bryant. Jangan buat aku seperti orang bodoh tidak tahu apa-apa!”Lynea menatap jengkel pada adiknya. Lelaki satu ini lebih setia kepada Enrico daripada dirinya.“Nyonya, maaf, tapi ada yang mencari Anda,” Jenna menghampiri.“Siapa?” tanya Lynea. Selama ini ia tidak pernah menerima tamu di istana De Luca.“Kepolisian San Angelo timur, Nyonya.”“Bryant? Ayo katakan! Ini ada apa?” Lynea mulai panik.“Aku tidak tahu! Temui saja mereka dan katakan kamu tidak tahu apa-apa, Lyn!”Lynea mendengkus. Kesal sekali rasanya menghadapi Bryant seperti ini. Ia melangkah cepat menuju ruang tamu. Jenna mengekor
Read more
93. "Civil War"
Dua kalung yang identik, dengan liontin berbentuk separuh hati, menjadi satu-satunya benda yang menutupi tubuh Enrico dan Lynea. Benda berupa rantai kecil dari emas putih tampak bergelayut bebas di leher keduanya.Desah Enrico semakin menjadi melihat bagian belakang tubuh Lynea di depan pinggulnya. Istri cantiknya itu sedang bertumpu di atas kasur dengan kedua tangan dan kaki.Dorongan melesak, memasukkan kejantanan secara sempurna ke dalam lorong hangat.“Aaaah,” lenguh Lynea merasakan kewanitaannya terisi penuh.Tubub Enrico menjura ke depan. Sedikit membungkuk, mengecup punggung sang istri. Tangannya kemudian menggosok lembut. Mulai dari tengkuk, turun ke punggung, sampai pada bongkahan kembar yang mengapit junior dengan legit.“Kamu seksi sekali tampak belakang seperti ini!” racau Enrico menepuk-nepuk bongkahan itu. Tidak terlalu keras hingga menyakiti, tapi juga tidak terlalu ringan.Setiap dorongan menambah keni
Read more
94. Baby Boy
Wajah tegang, pusaran kawatir membayang. Kondisi Lynea siang ini berada dalam perjuangan hidup dan mati. Pendarahan yang begitu banyak membuatnya tidak sadar diri.Bryant dan Jenna mondar-mandir di luar ruang UGD. Entah sudah keberapa kalinya Lynea masuk di rumah sakit ini.Sementara itu, Enrico masih berpacu dengan waktu. Meliuk di antara keramaian kendaraan siang hari Kota San Angelo yang padat. Kevin sudah berusaha mengendarai mobil dengan kekuatan penuh dan kecepatan tinggi.“Harusnya aku minta pengawalan dari Dominic! Kalau begini terus kapan aku sampai di rumah sakit?” sesal Enrico merasa dirinya melakukan kesalahan.“Lima belas menit lagi sampai, Tuan. Saya yakin Nyonya Lynea sudah ditangani dengan baik di sana.” Alonzo coba menenangkan.“Lynea sudah tidak sadar, Alonzo! Dia kehilangan banyak darah! Apa kamu tidak dengar tadi Bryant bilang apa?” hardik Enrico menolak untuk ditenangkan.Alonzo terdia
Read more
95. Fransiscuss David De Luca
Pandang masih samar-samar. Pendengaran pun masih berdenging. Sesekali rasa dingin mencekal, membuat tubuh bergejolak dengan sendirinya. Selimut penghangat khusus pasien yang baru selesai menjalani operasi dililitkan.Lynea berusaha memastikan siapa lelaki di sebelahnya. Pikiran pertama tentu orang itu adalah suaminya, Enrico. Lama kelamaan ia semakin yakin orang itu bukan sang suami.“Gabriel?” desisnya terkejut.“Iya, Lyn. Aku di sini, tenanglah.” Gabriel merengkuh jemari mantan kekasihnya.Mendadak kepanikan menyerang. Lynea tidak mengetahui perihal operasi dan lain-lain. Ketika memasuki ruang UGD, ia telah hilang kesadaran karena terlalu banyak pendarahan.“Dimana aku?” teriaknya ketakutan.“Sssh … sssh … tenanglah. Kamu di rumah sakit. Kamu habis menjalani operasi caesar. Lihat, anakmu sudah lahir dengan selamat.” Gabriel menunjuk ke arah perut yang sudah mengecil.&ldq
Read more
96. Duel For Love
Sosok Enrico menjulang di depan pintu. Jenna dan Alonzo ada di belakangnya. Semua mata menatap pada Gabriel dan Lynea. Posisi tangan Lynea yang berada di dada dokter itu menjadi sebuah pertanyaan.Rasanya ingin berteriak dan menangis sekencang mungkin. Baru saja satu hari merasa bahagia, kini sudah ada masalah lain mendera.“Kamu, dokter tidak tahu diri! Sudah bosan hidup kamu, ya?” Enrico mendatangi Gabriel.Dengan sekali cengkeraman, krah putih diangkat dan dilempar ke tembok. Gabriel terpelanting setelah tubuhnya menubruk dinding.“Enrico, hentikan!” jerit Lynea menangis“Apa? Kamu mau membela dia? Kamu masih cinta dengan dia?” bentak Tuan Muda De Luca pada istrinya.Kehilangan akal sehat, Enrico menarik senjata api kecil dari balik jasnya.“Enrico! Jangan! Hentikan!” Lynea berteriak ketakutan. Ia ingin turun dari kasur tapi jarum infus menghalanginya.Tidak memperdulikan teria
Read more
97. A Parent's Sin
Alonzo sudah mengingatkan, kamera ada di mana-mana. Banyak orang merekam kejadian saat Enrico menghantam wajah Gabriel begitu kuat hingga berdarah dan babak belur. Kini, video itu viral hanya dalam waktu kurang dari setengah jam. “Kamu keterlaluan!” teriak Lynea. Ia melihat sekilas di televisi bagaimana wajah Gabriel terlihat sungguh mengerikan. “Dia harus diberi pelajaran, Lyn!” bentak Enrico semakin marah. “Kamu sudah berjanji tidak akan ada lagi kekerasan! Kamu bohong! Kenapa kamu bisa sesadis ini?” Lynea terus menjerit dan menangis. “Lalu aku harus apa? Diam saja sementara dia mendekatimu? Dimana harga diriku? Kalau aku tidak menembak kepalanya saja, itu sudah suatu berkah untuknya!” “Kamu kejam! Kamu jahat!” “Ya! Memang aku kejam dan jahat! Aku membunuh semua musuh-musuhku! Lalu kenapa? Menyesal menjadi istriku?” Meledak sudah amarah Enrico. Lemari pakaian di sebelahnya digebrak sekuat tenaga. Pintu lemari sampai bergetar.
Read more
98. Jail Or Money?
Mata Enrico membulat. Otaknya kembali berpikir keras. Apa yang sedang Elena siapkan untuk membuatnya terkejut dan bahagia?Wanita itu sudah setahun lebih menghilang dari kehidupannya. Pergi meninggalkan saat kaki masih belum bisa berdiri. Tidak memberikan kehangatan yang dibutuhkan, tetapi justru selalu membakar hati dengan angkara.Pada waktu itu, Lynea hadir dengan segala kasih sayang dan kelembutan. Membuat semangat baru muncul kian hari kian besar. Tak lama kaki kembali berjalan. Kebahagiaan pun menghampiri, sampai kini seorang putra mahkota telah hadir dalam hidup.Lalu, bila keberadaan Lynea membuat perubahan sedemikian besar dalam hidupnya, kenapa tidak berusaha hidup tenang bersama istrinya? Kenapa justru kembali pada kehidupan mafia sebelumnya yang penuh dengan kekerasan? Padahal, ia sangat tahu kalau Lynea membenci kehidupan itu.“Enrico?” panggil Lynea melihat suaminya melamun.Suara manis menyadarkan dari berbagai pikiran. S
Read more
99. Here Comes Elena
Ucapan terakhir Elena membuat Enrico meradang. Permainan ini sudah tidak lucu lagi. Segala sesuatu yang mengancam keberadaan harta harus disikapi dengan serius.“Jangan macam-macam denganku, Elena!” hardik Enrico kasar.Romario langsung melirik khawatir. Ia menanyakan ada apa, tanpa mengeluarkan suara. Hanya bibirnya saja bergerak-gerak.“Baiklah, baiklah. Sepertinya kamu sangat penasaran dan tidak sabar ingin bertemu denganku. Benar, bukan?” Elena kembali tertawa centil.“Apa maumu?” Enrico langsung pada pokok permasalahan. Lelah berputar-putar.“Aku mau kamu, Enrico. Sampai jumpa besok!”Putus sudah sambungan telepon itu. Kepala Enrico mendadak pening. Menghadapi wanita selalu dirasa lebih memusingkan daripada menghadapi sepuluh orang bersenjata.Ia menceritakan semua omongan Elena kepada Romario. Alonzo kemudian dipanggil dan ikut menganalisa kejadian ini.“Hindari saja,
Read more
100. Elena Is Back
Ini tidak mungkin terjadi. Mimpi buruk kembali menggelayut dalam kehidupan Enrico. Hubungan dengan Lynea sedang coba diperbaiki, justru Elena datang membawa kabar luar biasa membuat jantung berhenti berdetak.Pelukan Elena tidak dirasa sama sekali. Mata Enrico terus menatap seorang anak perempuan mungil yang begitu cantik di hadapan.Rambutnya kecokelatan dengan mata biru terang. Pipi merona merah alami. Di atas kepala dipasangi bando berbunga. Gaun yang dipakai berwarna pink senada dengan semua aksesoris yang melekat. Elena benar-benar tahu menampilkan kecantikan putrinya di hari spesial ini.“Aku menamai anak kita Rosabelle Donna De Luca. Artinya Putri De Luca yang cantik seperti bunga mawar.”“Dia … anakku?” gumam Enrico masih shock.“Tentu saja, Baby. Silahkan cek DNA kalau tidak percaya,” kekeh Elena.Ia memutar badan lalu mengambil Rosabelle dari gendongan pengasuh. Harum parfum Elena yang ber
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status