All Chapters of Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!: Chapter 21 - Chapter 30
139 Chapters
Chapter 20 - Bandit Case
“Madam, apa Anda sudah mendengar kabar tentang rumor yang sedang ramai diperbincangkan itu?” “Rumor? Rumor tentang apa?” “Oh ya ampun, Anda belum mendengarnya?! Itu loh, rumor tentang gerombolan bandit-bandit yang sering menjarahi rumah berisikan harta, seperti rumah orang-orang bangsawan. Rumornya, bandit-bandit jahat itu telah memasuki kawasan ibukota!” “Oh my! Benarkah itu?” Hisahilde yang tadinya tak sengaja mendengarkan gosip wanita-wanita paruh baya itu, menajamkan pendengarannya. Ikut mendengarkan cerita tentang rumor yang sama sekali tak pernah sampai ke telinganya. “Iya! Itu benar! Bukan bandit yang mengambil harta dari rumah bangsawan lalu membagikannya ke orang miskin seperti di dongeng-dongeng, melainkan ... mereka sepenuhnya kumpulan orang-orang jahat!” “Ah, tentang rumor yang itu?
Read more
Chapter 21 - Bandit Case (2)
“Lepaskan Aku! Beraninya Kau melakukan ini padaku!” berontak Darissa meronta-ronta setelah penyumpal mulutnya berhasil terlepas. Darissa merasa pusing, yang ia lihat hanyalah kaki orang yang membawanya menuju ke pedalaman hutan. Jalan yang curam dengan pohon menjulang di sisi-sisi sana, menambah kesan ngeri akan nasib mereka kedepannya.Ada 3 gadis lain yang ikut di bawa paksa, sementara bandit-bandit yang menyeret mereka berjumlah 3 kali lipat, yaitu sekitar 9 orang. “Diam!” WHAACCK! Darissa tersentak, merasakan punggungnya menjadi sakit akibat dipukul oleh bandit lain dengan menggunakan sabuk pedang. Ia terdiam, memberhentikan aksi berontaknya karena sepertinya tidak ada gunanya juga.Apa dia benar-benar tidak bisa melakukan apapun untuk melawan mereka? Apa nasibnya benar-benar akan berakhir di sini? Tidak, itu tidak boleh terjadi!Darissa memutar otakny
Read more
Chapter 22 - Bandit Case (3)
“Bagaimana keadaan Anda sekarang, Sir Hisahilde?” “Ugh, cukup mendingan. Akan tetapi, dalam keadaan yang mendesak begini, akan lebih baik jika kita berbicara secara informal saja. Lagi pula, Aku tidak keberatan sama sekali, dan Kau juga hanya lebih tua dariku 2 tahun dan beberapa bulan, jadi mari berbicara santai saja.” “Eh? Saya rasa yang harus menawarkan itu adalah seseorang yang jauh lebih tua, tapi kenapa Anda ....” Fennel terdiam tak ingin melanjutkan keluhannya. Fennel berjalan bersama Hisahilde menuju kawasan hutan cemara di dekat wilayah kekuasaan Duke Gracious, mengikuti tebakan Fennel tentang lokasi Darissa saat ini, setelah Hisahilde terlebih dahulu merawat lukanya.Fennel sudah diberitahu oleh Hisahilde tentang semuanya, alasan dibalik kupu-kupu menghampirinya, sampai dengan menghilangnya Darissa.Sehabis mendengar kabar mengejutkan itu, otomatis saja Fennel l
Read more
Chapter 23 - Such A Shame
SWOOSH! TRAPP! “Hukk!” Sebuah anak panah yang melesat dengan cepat menancapkan ujung lancipnya yang tajam pada batang pohon, nyaris mengenai kepala Darissa jika ia tak menarik kepalanya untuk menghindar. Diambilnya anak panah yang tertancap itu, untuk berjaga-jaga jika nanti mungkin saja akan diperlukan.Nafas yang memburu, dan detak jantung yang berpacu, diabaikannya oleh gadis yang kini mengangkat gaunnya ke atas dan berlari secara zig-zag melewati setiap batang pohon cemara, demi meloloskan diri dari dua orang bandit yang tengah mengejarnya. Sebenarnya, sudah terhitung berapa lama sejak ia berlari dari tadi? Kenapa matanya masih belum menemukan pemukiman penduduk yang bisa dimintai pertolongan olehnya?Lututnya sudah terasa lemas, kakinya yang hanya beralaskan sebelah sepatu saja sudah mulai mati rasa. “Tembak kakinya! Tembak kakinya agar jalang sialan itu tidak bis
Read more
Chapter 24 - A Guilty For A Knight Like Him
PRANGG!  “Ahhhh, ahhh ... Ayahhh!” “Darissa!” Marquess Myles sangat terkejut ketika mendapati putri bungsunya berteriak histeris memanggilnya setelah tak sengaja menyenggol guci kamarnya. Dengan perilaku yang seperti orang kesurupan, Darissa menangis menjerit-jerit menjambak rambutnya sendiri dan meringkuk di sudut kamarnya. Myles segera menghambur memeluk Darissa dengan lembut, lalu mencoba menenangkannya, ”Sayang, tidak apa-apa ... tidak apa-apa, Ayah ada di sini.” Darissa langsung memeluk Ayahnya erat, ia tak ingin lepas dari dekapannya yang terasa menenangkan. Sudah menginjak hari ke-3 semenjak Darissa berkelakuan seperti ini, membuat hati Myles merasa hancur akibat melihat kondisi putrinya yang paling tenang itu, berubah menjadi sangat menyedihkan.Darissa tidak ingin bertemu dengan siapa pun untuk sekarang, kecuali Ayahnya yan
Read more
Chapter 25 - Guilty Syndrome
‘Menjalani hidup yang bahagia bersama-sama. Siapa? Aku? Denganmu? Dengan kalian semua? Memangnya orang yang penuh kesalahan sepertiku ini ... pantas untuk mendapatkan itu?’ pikir Hisahilde. Pelukan hangat yang Alesya salurkan padanya, telah berhasil membawa kewarasannya kembali.Saat tangan Hisahilde terangkat dan hendak memeluk punggung Alesya, tiba-tiba sebuah pertanyaan rumit lagi-lagi menyerang pikirannya. Apakah ia memang benar-benar pantas mendapatkan perlakuan spesial seperti itu? Dia yang istilahnya bukanlah orang istimewa ataupun orang berada, dari sekian banyak orang-orang yang bekerja di kediaman keluarga bangsawan terhormat ini? Alhasil, tangan yang tergapai itu pun terhenti di udara sebentar, lalu kemudian kembali ke posisi di samping tubuhnya setelah ia berhasil mengurungkan niat.Ah, sudah berapa lama sejak Hisahilde datang ke kediaman ini? Setelah mengikuti punggungnya Marquess E
Read more
Chapter 26 - Guilty Syndrome (2)
 *** -“Alesya, lihatlah siapa yang Ayah bawa. Hm, apa putriku ini sudah tertidur?”- -“Hng ... Ayah?”- Alesya kecil yang merasa terganggu dengan suara nyaring di tengah tidur siangnya itu, terbangun dan mengucek-ngucek matanya yang masih terasa mengantuk.Penasaran dengan apa yang membuat Ayahnya sampai membangunkannya hanya demi menunjukkan sesuatu padanya, Alesya pun akhirnya bertanya. -“Apa yang membuat Ayah sampai datang kemari, kalau tidak salah ingat, di jam saat ini itu ... Ayah sering di sibukkan oleh pekerjaanmu, benar 'kan?”- -“Ah soal itu, tentu saja karena Ayah ingin memperkenalkan seseorang padamu. Ayah sedih saat melihatmu kesepian di rumah tanpa menghabiskan masa kanak-kanakmu dengan teman sebayamu di luaran sana.”- Marquess Myles mengelus-elus lembut pucuk kepala merah muda put
Read more
Chapter 27 - Don't Tell Me ... Your Dad ....
-“Karena Aku ... telah membunuhnya.”-   Tersentak, tangan Alesya yang saling bertautan dengan tangan Hisahilde itu mendadak menjadi terasa kaku. Kendati demikian, ia tetap tak melepaskan tangannya dan pergi dari sana begitu saja, justru karena pengakuan yang sangat mengejutkan itulah, yang membuat Alesya ingin semakin menemani dan menguatkan teman masa kecilnya.   -“Untuk menceritakan semuanya padamu, Aku ... harus memulai dari mana, yah?”-   Hisahilde mengalihkan tatapannya ke luar, mengamati para pelayan dan penjaga kebun di bawah sana yang sibuk berlalu-lalang mengerjakan tugas mereka di March Eiren ini.   -“Kejadian kelam itu, betul-betul menyisakan jejak yang sangat dalam pada jiwaku hingga mampu mempengaruhi kewarasanku. Tepat di hari peringatan kematian Ibuku, Aku tak pernah menyangka kalau Ayahku juga akan pergi meninggalkanku sendirian.”-   Hisahilde melepaskan genggaman
Read more
Chapter 28 - Listen, Isn't Your Fault!
-“Saat itu, Aku adalah seorang bocah kecil yang tidak tahu menahu tentang apapun. Terutama mati dengan cara membunuh dirinya sendiri,”- Hisahilde mengakhiri cerita tentang kematian ayahnya, dengan raut muka yang penuh akan kesedihan mendalam. -“Orang yang membawaku ke kerajaan ini ... tidak pernah memberitahuku tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Ayahku di waktu itu, hingga pada akhirnya, Aku mencari tahu sendiri.”- lanjutnya. Hisahilde memutar badannya ke arah luar, kakinya yang tadi ia tekuk itu kini menjulur keluar bibir jendela, berayun-ayun kecil di sana, seirama dengan derus dari angin yang menerpa bingkai kaca. -“Aku dengar, bunuh diri dilakukan oleh orang yang sudah lelah dengan kehidupan yang sedang mereka jalani. Masalah yang banyak dan penderitaan yang semakin menumpuk, membuat orang itu ingin menghilang saja.”- Suara yang kian terdengar parau, dan
Read more
Chapter 29 - Happy Birthday ... Milady
“Hilide~ oh Hilide~ di manakah Dikau berada? Daku sudah mencarimu ke mana-mana sedari tadi, tapi tetap tak bisa menemukanmu.” Alesya berdendang, sambil menyibakkan semak-semak ataupun gentong-gentong besar di belakang gudang kediamannya.Sementara si orang yang tengah dicari Alesya, yakni Hisahilde, justru berada di atas batang pepohonan sambil membekap mulutnya sendiri, agar tidak menimbulkan suara yang bisa membuat Alesya sadar kalau ia sedang berada di dekatnya. “Ah, Daku paham. Dikau ingin mengajak Daku bermain petak umpet ya? Ahaha, Hilide yang kekanak-kanakan. Baiklah, asal sekali saja ya! Soalnya Daku ingin mengajakmu berlatih memanah untuk kompetisi berburu nanti.” Tujuh bulan tak terasa telah berlalu, menggantikan musim gugur yang adem dengan suasana musim panas yang gerah. Kompetisi berburu yang merupakan sebuah tradisi turun temurun nenek moyang kerajaan, sudah hampir di depan ma
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status