Semua Bab Sang Panglima Perang: Bab 121 - Bab 130
290 Bab
Berjuang Melawan Maut
    Tanpa ragu-ragu lagi Zhang Yuan segera meneguk ramuan yang ada di tangan. Dia segera berbaring dan membiarkan sang tabib mengoleskan ramuan untuk matanya dan melingkarkan kain berwarna putih agar ramuan yang baru saja dioleskan bisa meresap dengan baik.    “Panglima Zhang, sebentar lagi kau akan melewati masa-masa sulit. Semoga kau bisa bertahan.”    Baru saja sang tabib memperingatkannya, seluruh organ dalam Zhang Yuan bagai disayat oleh pedang. Bahkan jantung yang berdetak semakin cepat dan tidak karuan. Penderitaan itu menyebabkan Zhang Yuan kesulitan untuk bernapas karena harus menahan setiap rasa sakit di bagian dalam tubuhnya.    “Tu-tuan, apa yang harus aku lakukan?” Liu Bai panik mendengar suara Zhang Yuan yang menahan jeritannya.    “Sebaiknya Tuan Liu Bai menemani panglima Zhang, dan tolong jangan biarkan siapapun masuk selama satu ma
Baca selengkapnya
Rencana Tersembunyi
    Begitu masuk ke dalam, mereka mendapati Zhang Yuan terbaring di atas tempat tidur. Sang tabib segera melaporkan kondisi kesehatan Zhang Yuan sesuai dengan apa yang telah mereka bicarakan tadi. Hal ini juga didukung oleh Zhang Yuan dengan memaksa dirinya batuk agar lebih meyakinkan Dong Shuo kalau dia sekarang sudah sekarat.    Dong Shuo berjalan mendekati Zhang Yuan dan duduk di sampingnya. Dia menunduk dan berbisik di telinga Zhang Yuan, “sayang sekali ... kau tidak bisa melihat kejayaanku.”    “Tabib, apa tidak ada cara lain untuk mengobati racunnya?” tanya jenderal Fang Jianming.    “Aku sudah melakukan yang terbaik, tapi hanya bisa menekan racun untuk memperlambat penyebarannya, dengan begini bisa memanggil tabib dari istana untuk memeriksa panglima Zhang. Kemampuan dan keterbatasan obat di benteng tidak cukup untuk menyembuhkannya.”  &nbs
Baca selengkapnya
Tiba Di Ibukota Kerajaan Wei
    Pembicaraan mereka terhenti saat tabib datang lagi membawa kotak medisnya. Dia meletakkan kotak medis di meja dan membukanya. Di dalam ada pakaian pembantu tabib yang sudah disediakan untuk digunakan Zhang Yuan.    Tanpa menunggu lama, Zhang Yuan segera memakainya dan mengikuti sang tabib keluar dari dalam kamar. Dia diminta oleh tabib untuk bergabung bersama barisan tabib lainnya secara diam-diam. Hari ini tabib beralasan keluar dari benteng untuk mencari tanaman obat di pegunungan karena stok obat-obatan telah habis terpakai merawat para prajurit yang terluka.    Di belakang barisan beberapa pembantu tabib, Zhang Yuan diam menundukan wajahnya. Cadar yang menutupi sebagian wajahnya membuat salah satu prajurit yang berjaga menatap curiga dan menghadang jalannya.    “Kamu! Tunjukan wajahmu!”    “Uhuk ... uhuk....” Zhang Yuan berimprovisasi dengan berb
Baca selengkapnya
Sandiwara Di Dalam Bordil
    Banyaknya uang yang jatuh menyebabkan situasi sudah tidak terkendali sebab semua orang saling memperebutkan sekian banyak perak di jalanan. Hal ini memberikan kesempatan bagi Zhang Yuan untuk menyelusup ke dalam kerumunan dan menjauhi keramaian.    Kekacauan itu membuat para prajurit harus mengambil tindakan tegas dengan menendang semua orang dan memisahkan rakyat dari para pria yang baru direkrut. Sayang sekali tindakan Zhang Yuan melarikan diri dilihat oleh salah satu prajurit.    Zhang Yuan bergegas masuk ke rumah bordil, bahkan menerobos semua penjaga di dalam sana. Dia sangat gesit melompat dari satu meja ke meja lain. Dan berlari cepat menaiki tangga menuju lantai dua. Rumah bordil bukanlah sesuatu asing lagi baginya, dia memasuki salah satu kamar yang tersendiri dan tentu saja merupakan ruangan khusus bagi wanita populer di tempat itu.    Begitu masuk, seorang wanita cantik berteriak ketak
Baca selengkapnya
Berhasil Masuk Di Istana
    Beberapa hari mencari informasi dan menyusun rencana agar bisa masuk ke dalam istana tanpa menimbulkan kecurigaan, akhirnya Zhang Yuan mendapatkan apa yang selama ini dia cari. Toko buah, sayur dan daging berkualitas menjadi target utamanya untuk memulai awal rencana.    Dia masuk ke dalam dan memperhatikan di seluruh pajangan barang dagangan yang mereka jual. Dengan mengandalkan penampilan lusuh dan sederhana seperti rakyat biasa dia berhasil menarik perhatian. Ditambah lagi beberapa jeruk dan buah lainnya yang dia makan semakin membuat seorang pelayan toko mengawasinya.    Setelah merasa kenyang, dia berjalan keluar dengan santai. Namun sang pelayan menghentikannya dan meminta dia membayar semua buah yang dimakannya. Zhang Yuan merogoh saku di bagian dalam lengan baju lalu mencari uang di seluruh tubuhnya, tapi sayang tidak ada yang bisa dia gunakan untuk membayar.    Melihat ekspresi Zhang Yua
Baca selengkapnya
Pria Misterius
    Bukannya Zhang Yuan yang merasa panik dan harus pergi dari sana, tapi seseorang misterius itu yang terlebih dahulu menghilang dalam sekejab mata. Dugaan Zhang Yuan benar kalau di dalam istana ada pihak yang mungkin saja berselisih dengan Wei Hongli dan berusaha mencari kesalahannya.    Zhang Yuan yang begitu penasaran dengan isi di dalam peti itu, masih meneruskan pengawasannya sampai kotak peti dimasukan ke dalam ruangan.    Keesokan harinya di waktu yang sama, Zhang Yuan kembali lagi ke kediaman Wei Hongli untuk mencari kotak peti kiriman dari Dong Shuo. Tengah malam merupakan waktu yang tepat untuk melakukan aksinya. Begitu mendapatkan kesempatan, Zhang Yuan masuk ke dalam wilayah kediaman. Dia mengendap-ngendap menuju ke salah satu bangunan rumah yang berada di bagian belakang kediaman.     Meski situasi di saat itu terasa aneh sebab sangat sunyi dan tak ada satu pun penjaga yang terliha
Baca selengkapnya
Penjagaan Ketat Di Gerbang
    Setelah berhasil keluar dari dalam wilayah istana, Zhang Yuan akhirnya bisa bernapas lega, tapi bukan berarti sudah aman, melainkan masih ada masalah lain yang lebih besar lagi di depan mata. Tanda peringatan bahaya telah membuat seluruh kerajaan Wei berwaspada dan meningkatkan keamanan di tiap-tiap gerbang kota. Meski sekarang dia bisa menghindari kejaran para prajurit, tapi jalan untuk keluar dari gerbang kerajaan akan lebih sulit lagi.    Merasa diburu membuat jiwa Zhang Yuan tertantang. Prajurit kerajaan dan keamanan kota telah bergabung untuk menemukan penyusup yang masuk di istana hingga memaksanya untuk melarikan diri di kedalaman hutan.    Kegelapan hutan membantunya untuk beristirahat sejenak setelah berlari tak henti-henti dari kejaran para prajurit Wei. Napas yang tersengal-sengal diatur kembali sambil menyandarkan tubuhnya pada sebatang pohon besar.    “Apa kau sudah lelah berla
Baca selengkapnya
Siapa Yi Lang?
    “Yi Lang?”    Zhang Yuan tak menyangka kalau bisa bertemu dengan seorang teman seperjuangan yang telah lama terpisah. Meski wajah dan penampilannya sudah banyak perubahan, tapi tetap saja Zhang Yuan masih mengingat orang pertama yang memberinya makan dengan serangga aneh bahkan menjahit lukanya dengan cara unik.    “Zhang Yuan, oh tidak, seharusnya aku memanggilmu ... panglima Zhang Yuan. Lama tak berjumpa, panglima Zhang Yuan. Kupikir kau sudah melupakan aku.”    “Tentu saja tidak.”    “Kalau begitu, kau juga tidak melupakan apa yang aku katakan padamu waktu itu, ‘kan?” Yi Lang menarik pedangnya dan menghunuskan lurus ke depan, “pertarungan kita waktu itu belum selesai, Zhang Yuan. Aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri!”    Yi lang dengan cepat berlari menghampiri Zhang Yuan dan
Baca selengkapnya
Pangeran Weihongli
    “Aku akan mengantarmu melewati gerbang kerajaan.” Pertanyaan Zhang Yuan diacuhkan, dan hanya di jawab dengan pembahasan lain.    Kereta yang membawa mereka berdua kini telah berada di depan pintu gerbang, dan dihadang oleh seorang prajurit pengawal. Meski pun Yi Lang menggunakan cara yang sama seperti menyingkirkan beberapa prajurit tadi, tapi kali ini tidak berpengaruh sebab ada pengawal pribadi Wei Hongli yang meminta izin agar dia bisa memeriksa keamanan di dalam kereta.    “Pangeran ketujuh, tolong jangan mempersulitku. Aku hanya mengkhawatirkan keselamatanmu saja.”    Perkataan pengawal pribadi Wei Hongli membuat Zhang Yuan terpaku menatap Yi Lang. Namun Yi Lang justru mengacuhkan identitasnya yang terbongkar dengan menyuruh Zhang Yuan masuk ke dalam ruang kosong yang ada di bawah tempat duduk.    Begitu tirai pintu dibuka oleh pengawal Wei Hong
Baca selengkapnya
Sembuh
    “Liu Bai, kenapa kau berdiri saja di depan pintu? Tidakkah kau lihat tabib istana sudah datang? Cepat minggir!”    “Penasihat Dong Shuo, panglima Zhang masih dalam perawatan tabib militer. Dan tabib juga mengatakan agar tidak boleh mengizinkan siapa pun masuk sebelum dia keluar dari dalam.” Liu Bai meggunakan berbagai alasan untuk mengulur waktu, memberikan kesempatan bagi Zhang Yuan agar dia boleh sampai di dalam benteng.    Alasan pertama dari Liu Bai diterima oleh Dong Shuo, mereka menunggu sesuai dengan apa yang dikatakan Liu Bai. Namun beberapa menit telah berlalu, Dong Shuo mulai curiga sebab tak ada suara apa pun di ruang kamar itu, dia memaksa untuk masuk sekarang tapi Liu Bai bersikeras tidak mengizinkan mereka mengganggu konsentrasi sang tabib.    “Kenapa Liu Bai? Apa kau menyembunyikan sesuatu? Atau ada yang terjadi dengan panglima Zhang?” tutur Dong
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
29
DMCA.com Protection Status