All Chapters of Babu Kumal VS CEO Kutub Utara: Chapter 21 - Chapter 30
71 Chapters
Rooftop
Deva menghentikan ciumannya dan menjauh sedikit dari wajah Terryn lalu mendekat ke telinga istrinya.“Rangkul aku cepat dengan semesra mungkin, Keke sedang melihat kita dari tadi. Aku ingin dia berpikir jika ini adalah sungguhan.”Mata Terryn mendadak terbuka, dia pun mengikuti apa yang diperintahkan Deva. Sudut-sudut hatinya terasa nyeri seperti sedang ditusuk sesuatu. Apa yang dilakukan Deva ternyata hanya ingin membuat Keke yakin jika mereka memang sedang mencintai satu sama lain. Lengan Terryn merangkul leher Deva dengan sempurna dan terlihat bagai pasangan yang memang sedang dimabuk asmara.Deva sekali lagi mengulangi hal yang sama, tapi kali ini terasa gambar bagi Terryn. Dirinya hanya mengikuti skenario yang dibuat Deva. Akhirnya setelah agak sesak menahan napas Terryn melepaskan dirinya dari Deva.“Tersenyumlah, yang lebar sehingga terlihat jelas," pinta Deva lagi sambil mengelus pipi Terryn, dia pun menarik garis agar terlihat s
Read more
Sentuhan Pertama
Deva mengetuk-ngetukkan ujung kakinya di lantai lift menunggu dengan tidak sabar benda ini membawanya segera ke lantai teratas dan disambung dengan beberapa anak tangga lagi. Bunyi denting lift terdengar,Deva segera memburu naik menapaki anak tangga. Benar, pintu itu tak sengaja dikuncinya siang tadi. Sialnya kuncinya macet sehingga Deva kesulitan membukanya, beruntung pak Saleh yang melihatnya tadi berlari panik segera mengikutinya.“Tolong carikan apa saja agar pintu ini bisa dibuka Pak, tolong cepat!” seru Deva dengan panik. Di jam seperti ini di rooftop angin bertiup cukup kencang dan bisa membuat seseorang menggigil kedinginan jika tidak mampu menahan hembusan angin. Petir terdengar menyambar dan hujan turun dengan sangat deras, hati Deva terasa seperti diremas karena cemas.“Terryn … Terryn … kamu dengar aku?!” Deva menggedor pintu berharap ada istrinya di balik pintu itu.“Yiiin … gedor pintunya atau beri
Read more
Iri Bilang Bos!
Pagi menjelang dengan tidur malam yang tak lagi maksimal untuk Terryn, dia gelisah dan tidak bisa memejamkan mata hingga dini hari menjelang. Setelah makan malam tepatnya tengah malam bersama Deva, kantuk Terryn bubar dan tidak lagi datang.Dia semakin mati gaya karena ponselnya mati dan dia tidak bisa menonton tivi karena Deva tidak suka dengan cahaya saat dia tidur. Menjelang subuh barulah kantuk itu datang dan Terryn merasa dia baru saja tertidur di saat sesuatu membuatnya terbangun lagi.Aroma bubur ayam yang nikmat, sukses menggoda perutnya. Mata Terryn membuka dan diliriknya jam dinding yang ternyata sudah pukul tujuh pagi. Deva sudah mengenakan pakaiannya lagi dan sedang serius mengamati ponselnya.Terryn bangun dengan sedikit pusing di kepalanya. Bajunya sudah tergantung rapi beserta … Terryn menarik napas dan benar-benar malu. Pakaian dalamnya benar-benar ikut di laundry dan sudah bisa dipakai lagi. Hal itu membuat pipinya menjadi panas meski Dev
Read more
Firasat Deva
Untuk menghindari gosip dan berita miring selanjutnya kali ini Terryn agak menjaga jarak dengan Deva di kantor atau ketika mereka sedang ada pekerjaan. Awalnya Deva merasa keberatan tapi dia tidak tega juga melihat istrinya jadi bulan-bulanan gosip. Akhirnya Deva mengalah dan membiarkan kemauan Terryn itu. Meskipun dalam hatinya merasakan tiba-tiba sunyi tanpa celoteh dan kecerewetan Terryn.Terryn menatap lega layar laptopnya, dia sudah mengirimkan pengajuan beasiswanya ke sebuah universitas di Jerman. Gadis itu hanya butuh sebuah keberuntungan untuk bisa terbang ke sana menuntut ilmu. Dia pun melirik jam dan saatnya bagi Terryn untuk berkutat di dapur menyiapkan makan malam untuk suaminya.“Yin, kamu mau ikut di mobil besok atau rombongan bus kantor?” tanya Deva sambil menarik kursi makannya. Terryn yang menyendokkan nasi ke piring Deva tampak berpikir sesaat.“Ikut rombongan kantor aja yaa, Kak. Terryn gak mau ada cerita gosip lagi kalo ikut
Read more
Penguntit
Para karyawan Melda’s yang tiba kemarin sudah berkumpul di pendopo mereka pun sudah menikmati sarapan pagi. Karyawan eks De Sign kagum dengan cara bos Melda’s memanjakan karyawan mereka. Kini mereka sedang menunggu pengarahan untuk pekerjaan mereka yang diumumkan oleh Desta. Semua membagi diri setelah mendengar arahan Desta dan menuju kendaraan jemputan mereka masing-masing menuju lokasi. Deva menghampiri Terryn yang sedang memeriksa catatannya serta memasukkan notebooknya ke dalam tas.“Apa kau nyaman berada di sini?” tanya Deva pada istrinya itu. Terryn mendongak dan menoleh ke kanan kiri untuk memastikan tidak ada yang melihat mereka.“Iya, ketika Yin praktek lapangan dulu malah keadaannya jauh lebih sulit dari lokasi yang sekarang.” Terryn tersenyum lebar, dia masih ingat ketika dia kesusahan mendapatkan akomodasi untuk pulang pergi ke lokasi kerja prakteknya Deva membelikannya sebuah motor untuk Terryn. Walaupun di balik m
Read more
Pelukan Deva
Terryn memandangi kotak makannya dan ditutupnya kembali dengan pelan-pelan. Bagas memperhatikan gerakan Terryn itu dan meletakkan kotak makanannya juga.“Kalau kamu gak jadi makan aku juga gak makan deh.” Bagas menoleh dan menatap wajah Terryn. Di mata Bagas Terryn semakin cantik dengan polesan alami dengan anak-anak rambutnya yang dimainkan angin. Tangan Bagas hendak terjulur menyentuh wajah Terryn tapi gadis itu menarik dirinya dan menjauh.“Mas Bagas mau ngapain?” Terryn bergeser dari tempat duduknya, dia semakin tidak nyaman dengan gerak gerik Bagas.“Aku tuh udah lama banget naksir sama kamu, Terryn. Jadi pacar aku yaa? Meski aku gak sekaya Deva Danuarta tapi aku bisa membuatmu bahagia.” Bagas semakin mendekati Terryn yang membuatnya merinding ketakutan dan beranjak berdiri hendak meninggalkan tempat itu.“Maaf, Mas, saya gak bisa, hati saya sudah mencintai pria lain.” Tolak Terryn, tangan kanannya meme
Read more
Aku sayang kamu, Yin
Sudah tiga minggu mereka ada di sini pembangunan tidak pernah jeda karena investor dari Thailand itu ingin segera resort dapat segera selesai. Namun, tenggat waktu yang diberikan dalam tempo sekian bulan tidak akan mengurangi kualitas dari bangunan tersebut.Deva tidak pernah main-main dengan proyek yang dipegangnya agar tidak merugikan klien mereka dan dirinya mendapat kepercayaan penuh partner bisnis perusahaannya.Bagi sebagian tim, mereka akan kembali tapi tidak dengan yang lainnya mereka harus di sana hingga selesai. Maka Willy lah yang dipercayakan Deva pada mega resort yang sedang mereka kerjakan itu. Willy akan tinggal bersama tim yang lain sementara Deva dan sebagian tim akan pulang karena Deva akan mengikuti lelang tender lagi.Purnama bersinar dengan sangat indah, Terryn baru saja menyelesaikan laporannya dan ingin mengistirahatkan matanya sejenak. Tak jauh dari losmen ada pantai yang kerap dikunjungi sebagai objek wisata dan langkah Terryn menuju ke sa
Read more
Pelukan Deva
Terryn memandangi kotak makannya dan ditutupnya kembali dengan pelan-pelan. Bagas memperhatikan gerakan Terryn itu dan meletakkan kotak makanannya juga.“Kalau kamu gak jadi makan aku juga gak makan deh.” Bagas menoleh dan menatap wajah Terryn. Di mata Bagas Terryn semakin cantik dengan polesan alami dengan anak-anak rambutnya yang dimainkan angin. Tangan Bagas hendak terjulur menyentuh wajah Terryn tapi gadis itu menarik dirinya dan menjauh.“Mas Bagas mau ngapain?” Terryn bergeser dari tempat duduknya, dia semakin tidak nyaman dengan gerak gerik Bagas.“Aku tuh udah lama banget naksir sama kamu, Terryn. Jadi pacar aku yaa? Meski aku gak sekaya Deva Danuarta tapi aku bisa membuatmu bahagia.” Bagas semakin mendekati Terryn yang membuatnya merinding ketakutan dan beranjak berdiri hendak meninggalkan tempat itu.“Maaf, Mas, saya gak bisa, hati saya sudah mencintai pria lain.” Tolak Terryn, tangan kanannya meme
Read more
Aku Sayang Kamu, Yin
Sudah tiga minggu mereka ada di sini pembangunan tidak pernah jeda karena investor dari Thailand itu ingin segera resort dapat segera selesai. Namun, tenggat waktu yang diberikan dalam tempo sekian bulan tidak akan mengurangi kualitas dari bangunan tersebut.Deva tidak pernah main-main dengan proyek yang dipegangnya agar tidak merugikan klien mereka dan dirinya mendapat kepercayaan penuh partner bisnis perusahaannya.Bagi sebagian tim, mereka akan kembali tapi tidak dengan yang lainnya mereka harus di sana hingga selesai. Maka Willy lah yang dipercayakan Deva pada mega resort yang sedang mereka kerjakan itu. Willy akan tinggal bersama tim yang lain sementara Deva dan sebagian tim akan pulang karena Deva akan mengikuti lelang tender lagi.Purnama bersinar dengan sangat indah, Terryn baru saja menyelesaikan laporannya dan ingin mengistirahatkan matanya sejenak. Tak jauh dari losmen ada pantai yang kerap dikunjungi sebagai objek wisata dan langkah Terryn menuju ke sa
Read more
Musuh Dalam Selimut
Dian masih mengamati layar ponselnya sambil tersenyum-senyum, dia tidak memperhatikan jalan sehingga menabrak seseorang di depannya. Dian sangat terkejut hingga ponselnya terjatuh, sosok yang ditabraknya sama sekali tidak bergerak untuk membantunya malah menatapnya curiga.Dian segera memungut benda itu dan membersihkannya dari pasir.“Berikan ponselmu, aku ingin lihat apa yang kau rekam di pantai tadi.” Desta mengulurkan tangannya meminta ponsel Dian. Suara dingin Desta yang tidak biasanya membuat sedikit nyali Dian menciut.“Sa-saya gak rekam apa-apa Mas Desta, lagi pula ini ponsel saya, privasi saya kenapa saya harus berikan sama Mas Desta?” gadis itu tampak sangat keberatan Desta mencampuri urusan pribadinya.“Apa yang kau rencanakan pada Terryn, hah?” Desta mencondongkan badannya agak maju mendekat pada Dian, gadis itu pun mundur. Tenggorokannya mendadak terasa kering, beberapa kali ia harus menelan ludah kar
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status