All Chapters of Aksa!: Chapter 41 - Chapter 50
155 Chapters
Tangisan Pitaloka
 Mobil sedan berwana putih, memasuki perkarangan rumah Gino. Di dalam mobil tersebut ada Ghibran, yang bertugas menyetir. Dan, ada Pitaloka dan Azkia yang sedang duduk di kursi belakang.Pitaloka masih tetap tinggal di rumah ini, karena tidak ingin merepotkan orang lain. Padahal, setelah membawa Pitaloka menjauh dari hutan Pinus, Cakra sempat menawarkan untuk tinggal di apartemennya untuk sementara waktu. Tetapi, ditolak oleh Pitaloka.Pitaloka dan Azkia pun memasuki rumah. Kali ini mereka hanya berdua, karena Fanny sudah tidak masuk sekolah selama tiga hari. Dan, hari ini mereka berdua berencana untuk menjenguknya, setelah berganti baju.Azkia merasa heran. Karena sejak ia memasuki rumah Pitaloka, ia selalu melihat bekas luka di wajah para pengawal."Pengawal lo habis latih tanding?" tanya Azkia."Mereka diserang sama geng Heaven,"
Read more
Bergabungnya Devil
 Pitaloka sedang duduk termenung di dalam kelas. Senyumannya tidak lagi muncul, sejak kejadian ia menangis di depan rumah Aksa. Pikirannya terus-menerus mengingat kejadian saat Aksa memanggilnya dengan sebutan senior. Dan, akhirnya ia sadar kalau ia menyukai sebutan tersebut."Pi, ke kantin yuk. Lo belum sarapan kan," ajak Azkia."Sebentar lagi masuk jam pertama, nanti aja pas istirahat," tolak Pitaloka.Jam menunjukkan pukul 06.50, jadi sebentar lagi akan ada guru mapel yang akan datang. Pitaloka sedang bersedih, jadi dirinya tidak ingin menambahkan kesedihannya hanya kerena mendapatkan sebuah hukuman dari guru."Dia nggak masuk juga hari ini?" tanya Pitaloka."Entah, dari kemarin gua nggak bisa ngehubungin dia," jawab Azkia.Orang yang dimaksud mereka berdua adalah Fanny. Perempuan itu sudah tidak masuk tiga hari t
Read more
Surat Aksa
 Pitaloka sudah berada di depan sebuah rumah besar berwarna putih. Sudah lama, ia tidak menginjakkan kaki di rumah ini lagi. Ini adalah rumah milik ibu kandungnya, yaitu Reni.Semenjak Reni dan Gino berpisah, Pitaloka tidak pernah bertemu dengan ibunya lagi. Bahkan, selama ini ia menganggap kalau ibunya itu telah meninggal dunia.Pitaloka berjalan mendekat ke arah bel yang ada di tembok dekat gerbang. Ia memencet bel tersebut, lalu menunggu seseorang dari dalam untuk membukakan gerbangnya.Tak lama kemudian, datanglah seorang laki-laki tua. Kalau dilihat-lihat umur laki-laki sudah sekitaran 50 tahun, atau mungkin lebih."Maaf, cari siapa ya?" tanya laki-laki itu.Pitaloka tersenyum. Ternyata laki-laki itu adalah Satya. Orang yang selalu menjadi pengasuhnya semenjak SD sampai orang tuanya cerai."Mungkin bapak ingat s
Read more
Balas Dendam
 Tepat di detik-detik terakhir matahari terbenam, seluruh geng motor langsung memenuhi jalanan menuju ke arah sebuah gudang yang berada di pesisiran kota.Jalanan yang tadinya sepi, sekarang menjadi lautan para anggota motor. Orang-orang yang tadinya berada tengah jalan, langsung menepi. Dan, orang-orang itu melihat bendera Heaven berkibar untuk pertama kalinya setelah vacum terlalu lama.Suara knalpot mereka mendominasi suara keraiman jalanan. Tak ada satu orang pun yang berani menghalangi jalan mereka. Raja jalanan akhirnya bangkit kembali.Setelah sekian lama, akhirnya mereka sampai di gedung tersebut. Sebuah gedung yang di dalamnya sedang ada para anggota mafia Triangle. Mereka pun turun dari motor masing-masing, lalu jalan mendekat ke arah gedung. Kedatangan mereka disambut oleh senyuman sinis para mafia."Kalian tau kan tugas kalian masing-masing," ucap Nova."Jangan remehkan kita," ucap Alka.Kali ini Alka, Cakra dan pasu
Read more
Kemunculan
 Elvano, Putra dan beberapa pasukan yang tersisa, akhirnya sampai di lantai dua. Dugaan mereka tentang jumlah penjagaan di lantai lebih ketat, ternyata benar. Penjaga yang berada di lantai dua lebih banyak dari pada yang ada di halaman dan di lantai satu.Putra memandang salah satu pria paruh baya yang sedang duduk di sofa. Pria itu adalah Hanzo, dan di samping Hanzo ada Kenma. Ia adalah anak tunggal Hanzo.Elvano memandang keadaan sekitar. Ternyata, ada beberapa kotak kayu yang bisa digunakan mereka sebagai landasan loncatan."Bawa Bos, dan Tuan muda pergi dari sini," ucap salah satu mafia.Hanzo dan Kenma berdiri, mereka melenggang pergi diikuti oleh beberapa mafia. Mereka melewati jalan evakuasi yang sengaja mereka bikin dari tahun lalu. Jalan yang hanya cuma mereka ketahui, dan jalan itu terhubung ke belakang gedung."Serang!" te
Read more
Raja Jalanan Kembali
 Di lantai satu mulai membabi buta. Tidak, ada kata ampun lagi. Semua mafia dan Dixie saling menyerang tanpa mempedulikan apa yang akan terjadi nanti.Hantaman demi hantaman Nova terima. Sebuah darah mengalir dari sudut bibirnya. Tenaganya sudah terlalu banyak terbuang, akibat melawan tiga mafia yang badannya besar.Ada sebuah hantaman mendekat ke arah mukanya. Badannya seakan menegang seketika, seakan badannya sudah tak bisa lagi di gerakan. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mencengkram tangan musuhnya itu.Saat, ia melihat orang yang menyelamatkannya tersebut, ternyata orang itu adalah Aksa."Gua berjuang sejauh ini bukan untuk lihat kalah," ucap Aksa.Tiba-tiba banyak suara langkah kaki mendekat. Saat Nova melengak kebelakang ternyata, asal suara itu berasal dari Nova, Cakra dan semua pasukan mereka.Semua pasukan
Read more
Hadiah Reni
Sang surya mulai menampakan dirinya. Burung-burung mulai berkicauan. Pagi hari yang indah, tetapi tidak bagi Fanny. Ia menatap bayangannya di cermin kamar Aksa.Semenjak kepergian Aksa, ia selalu tidur di kamar Aksa. Baginya kehangatan selimut Aksa, hampir sama dengan kehangatan pelukan Aksa. Setiap ia bercermin, ia merasakan kalau ada bayangan Aksa yang sedang memeluk tubuhnya. Di rumah ini, cuma Fanny lah yang tau kalau Aksa sudah tiada. Ia belum memberitahu Fitri dan Robert tentang kematian Aksa. Yang mereka berdua tau, hanya Aksa meninggalkan rumah ini semenjak 2 minggu lalu. Hubungan persahabatannya dengan Pitaloka semakin memburuk. Sekarang, ia hanya bisa mengandalkan Aqilla. Karena, ternyata perempuan itu adalah sahabat dekat Aksa, semenjak Aksa pacaran dengan Zia.Hari ini ia memutuskan untuk dandan secantik mungkin, karena hari ini di sekolah akan ada acara pertandingan persahabatan. Dan, kabarnya SMA Angkasa akan mengiku
Read more
Buka Samaran
 Sudah sekitar 5 jam pertandingan persahabatan dilaksanakan. Dan, sekarang adalah pengumuman hasil dari pertandingan. Mereka semua berkumpul di gedung olah raga untuk menantikan hasil pertandingan yang akan ditampilkan pada sebuah layar besar.Terlihat jelas hasil pertandingan ini. SMA Angkasa mendapatkan 35 poin. SMA Nusa Bangsa mendapatkan 31 poin. SMA Pelita mendapatkan 22 point. SMA Trisula mendapatkan 11 point. Sedangkan, SMA Trimurti mendapatkan 2 point.Kemenangan diraih oleh SMA Angkasa. Walau ini adalah pertama kalinya mereka mengikuti pertandingan persahabatan, tetapi mereka bisa menunjukan siapalah sang juara yang sebenarnya."Selamat atas kemenangannya," ucap Diaz kepada Reni. Ia adalah kepala sekolah SMA Nusa Bangsa."Kekalahan yang manis," ejek Reni untuk Diaz. Ia sengaja memancing emosi Diaz."Saya ada penawaran yang b
Read more
Merelakan Pitaloka
 Fanny, Pitaloka, dan Azkia berlari menulusuri koridor. Mereka sedang mencari sosok Aksa. Terlihat jelas mimik bahagia di wajah Pitaloka dan Fanny.Langkah Pitaloka dan Azkia berhenti saat sudah berada di belakang sosok laki-laki yang menggunakan hoodie berwarna biru dongker. Sedangkan, Fanny masih melanjutkan langkahnya. Ia langsung mendekap tubuh laki-laki itu dengan erat."Gua kangen sama lo," ucap Fanny dengan wajah tertunduk.Laki-laki itu tersenyum, lalu mengelus puncak kepala Fanny dengan lembut. Rasanya sudah lama sekali, ia tidak memanjakan Fanny. Dan, sekarang ia berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu memanjakan Fanny."Lihat kan, nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Semuanya sudah kembali seperti normal," ucap Aksa."Aqilla, makasih udah jagain Fanny," ucap Aksa sambil melihat Aqilla yang baru saja datang.
Read more
Kebenaran
 Hari ini menjadi saksi kepindahan Pitaloka ke rumah Reni.Perasaan canggung mulai menyerang dirinya. Sudah lama sekali, ia tidak tinggal bersama Reni. Dan, sekarang ia harus mulai membiasakan diri tinggal bersama dengan Reni.Setiap jamnya mereka lewati bersama. Seperti keluarga pada umumnya, bedanya cuman rasa canggung yang selalu mereka pendam.Mereka bertingkah seperti tidak merasakan apa-apa. Padahal, rasa canggung sejak awal menyerang mereka masing-masing.Tidak terasa hari sudah mulai malam. Artinya, sebentar lagi akan diadakan pesta. Reni menggelar pesta untuk menyambut kedatangan Pitaloka. Ia mengundang beberapa sahabatnya, sahabat Pitaloka, dan dua laki-laki yang ia rasa bisa membuat Pitaloka semangat.Para tamu undangan mulai berdatangan. Satu persatu mulai memasuki pekarangan rumah. Semua tamu undangan menggunakan setelan
Read more
PREV
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status