Semua Bab Aksa!: Bab 61 - Bab 70
155 Bab
Pertemuan Dua Penguasa
Aksa dan Elvano menghentikan motor mereka di depan rumah besar yang di dalamnya terdapat banyak mafia. Mereka turun dari motor, lalu masuk begitu saja ke dalam.Kedatangan mereka mendapatkan banyak perhatian dari banyak mafia yang ada di dalam. Para mafia yang tadinya sedang berlatih tanding, langsung menghentikan pertandingan saat melihat mereka berdua datang.Tentu saja, kejadian ini adalah kejadian yang paling langka. Karena sekarang Aksa datang bukan sebagai pacar Pitaloka. Tetapi sebagai sang raja jalanan.Sang raja jalanan datang ke tempat sang raja malam. Tentu saja hal yang menarik untuk dilihat. Karena tidak ada yang tau, hal apa yang akan terjadi. Bisa saja akan terjadi pertarungan. Atau mungkin saja akan ada sebuah deklarasi perang.Langkah Aksa dan Elvano berhenti tepat di depan sebuah pria paruh baya. Pria itu adalah orang yang memimpin para mafia. Siapa lagi kalau bukan Gino. Sang raja malam.
Baca selengkapnya
Bergabungnya Dragon
Di dalam ruang kerja Gino. Ada dua orang yang sedang duduk berhadapan saling membicarakan hal yang sangat penting.Sebuah pertemuan yang sangat penting. Sang raja malam dan sang raja jalanan, sekarang sedang ada di ruangan yang sama."Kemungkinan mereka para mafia baru. Mereka sudah ngehancurin salah satu basecamp Heaven. Dan saat saya kemari, saya sempat dicegah oleh mereka. Mereka bilang kalau mereka ingin menghancurkan Heaven dan Dragon, agar mereka bisa berkuasa penuh di kota ini," ucap Aksa menjelaskan tentang apa yang ia ketahui."Mafia baru, ya. Kemungkinan mereka sudah tau banyak tentang Heaven dan Dragon. Makanya mereka berani menyerang," ucap Gino dengan santainya."Terus, apa rencanamu?" tanya Gino sambil menatap Aksa."Saya harus menghancurkan mereka secepat mungkin. Karena semakin lama dibiarin, mereka bakal bikin onar lebih banyak lagi. Dan saya harap Dragon akan mendukung He
Baca selengkapnya
Merebut Tubuh Aksa
Aksa mengendap-endap masuk ke dalam rumahnya. Karena ia tidak ingin ada orang rumah tau, kalau dirinya pulang tengah malam. Bisa-bisa ia dihukum kalau sampai ada yang mengadu ke Fitri.Aksa menghela nafas lega. Saat ia sudah ada di depan pintu kamarnya. Sepertinya rencananya masuk ke dalam rumah tanpa seorang pun tahu berhasil dengan begitu mulus.Aksa membuka pintu kamarnya, lalu masuk ke dalam kamarnya dengan santai.Ia melepaskan jaketnya, lalu menaruh jaket tersebut di atas meja belajarnya. Karena kamarnya begitu gelap, ia pun menghidupkan lampu kamarnya. Agar terang.Saat lampu kamarnya hidup, ia melihat ada seorang perempuan cantik sedang tertidur pulas di atas kasurnya. Perempuan cantik itu sepertinya sedang menunggunya sampai pada akhirnya perempuan itu tertidur.Aksa naik ke atas kasurnya. Tangannya menjulur ke arah muka perempuan itu. Saat tangannya hampir menyentuh pipi perempua
Baca selengkapnya
Tidur Bersama
Fanny mengusap matanya pelan lalu membuka matanya lebar-lebar. Ia melihat ke arah sekitarnya dan ia pun langsung merasa aneh. Karena kamar yang sekarang ia gunakan tidur bukanlah kamarnya.Fanny merangkak turun dari kasur. Saat kakinya mau menginjak lantai, ia melihat ada seorang laki-laki tidur pulas di lantai.Sebuah senyuman muncul di bibir Fanny. Ia baru ingat, kalau kemarin malam ia menunggu Aksa di kamar laki-laki itu dan tidak sengaja ketiduran.Fanny pun turun dari kasur. Lalu merebahkan tubuhnya tepat di samping tubuh Aksa.Ia menatap secara saksama wajah Aksa yang sedang tertidur. Walau sedang tertidur, adik laki-lakinya itu masih terlihat tampan.Tangannya mulai menjulur, menyentuh pipi Aksa. Dengan sengaja, Fanny menusuk-nusuk pipi Aksa dengan pelan menggunakan jari telunjuknya.Aksa yang sedang tertidur, terlihat tidak terganggu dengan apa yang sedang Fanny la
Baca selengkapnya
Perpisahan Heaven
Lagi-lagi terjadi hal sangat membuat para anggota Heaven geram. Kali ini basecamp Dixie yang jadi sasaran amukan para mafia yang entah dari mana asalnya.Aksa, Elvano, Putra, Nova, Cakra, dan Alka sedang menatap semua anggota Heaven yang sedang berusaha membenahi basecamp Dixie.Tentu saja, mereka ber-enam sudah sangat muak dengan kelakuan para mafia itu. Tetapi, mereka juga belum bisa menyerang para mafia itu. Karena mereka belum mendapatkan informasi tentang titik perkumpulan para mafia-mafia itu. Jadi mereka tidak tau harus menyerang para mafia itu di mana.Kalau mereka bergerak secara asal. Pasti mereka sendiri yang akan dirugikan. Dan pasti para mafia akan memanfaatkan kerugian itu untuk mengalahkan mereka.Jadi satu-satunya cara terbaik untuk saat ini hanyalah tetap tenang dan bersiap untuk menghadapi serangan selanjutnya yang entah akan datang kapan."Kita nggak tau, basecamp
Baca selengkapnya
Pemakaman
Azkia sedang ada di pemakaman. Ia datang ke pemakaman ini untuk berkunjung ke makam adiknya. Sebenarnya rencana berkunjung ini sudah ia rencanakan dari kemarin lusa. Tetapi karena kesibukannya, ia baru bisa datang sekarang.Kalau biasanya ia datang bersama sahabat-sahabatnya, sekarang ia datang sendirian. Bukan karena ia lagi marahan dengan sahabat-sahabatnya itu. Tetapi karena ia memang lagi ingin sendiri ke makam adiknya.Sebentar lagi ia sampai di makam adiknya. Dengan senyuman lebar, ia melangkahkan kakinya lebar. Tetapi, ia hentikan langkahnya secara mendadak. Karena ia melihat ada seorang laki-laki yang sedang berdiri di hadapan makam adiknya.Laki-laki dengan tatapan kosong, air mata yang membasahi pipinya, dan rambut yang sangat berantakan. Laki-laki itu terlihat seperti sedang putus asa.Laki-laki itu adalah Aksa. Sang mantan kekasih adiknya yang sekarang telah menjadi kekasih sahabatnya. Tidak lama setelah itu, sosok la
Baca selengkapnya
Rumah Azkia
Azkia sekarang sudah sampai di rumahnya. Karena bajunya sekaran basah kuyup, ia ingin sesegera mungkin masuk ke dalam rumah dan mandi."Oi, ngapain gua juga ikut masuk ke sini?" tanya Aksa sambil mengikuti langkah Azkia masuk ke dalam rumah perempuan itu."Gua bisa-bisa diamuk Fanny, kalau lo pulang dalam keadaan basah kuyup kayak gini. Jadi lo mandi di rumah gua, nanti gua cariin baju bokap gua yang sekiranya pas buat badan lo," jawab Azkia sambil mempercepat langkahnya."Mandi? Di rumah lo? Gila, bisa-bisa gua diamuk sama keluarga lo.""Tenang, bokap sama nyokap gua lagi kerja di luar kota. Pembantu gua lagi ke pasar. Jadi sekarang hanya ada gua sendiri di rumah.""Bukannya malah tambah gawat?""Gawat? Kenapa?"Aksa menggelengkan kepalanya pelan. Bagaimana bisa perempuan itu dengan mudahnya menyuruh seorang laki-laki mandi di rumahnya? Apakah perempuan itu tidak takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."Itu kamar gua. Di
Baca selengkapnya
Kebahagiaan Fanny
Aksa membuka pintu rumahnya. Menatap seisi rumahnya secara saksama. Ia tidak mendapati orang lain selain Fanny yang sedang duduk di sofa ruang tengah sambil menonton TV.Dengan santainya pun ia masuk ke dalam rumah. Bersikap tidak ada yang terjadi. Agar Fanny tidak curiga dengannya."Dari mana?" tanya Fanny saat Aksa berada tepat di belakangnya."Biasa, urusan sekolah," jawab Aksa dengan santai."Ini minggu. Nggak mungkin ada urusan sekolah di hari minggu.""Oh, iya, Kak. Mama sama papa di mana?" "Pergi cek kandungan mama. Nggak usah ngalihin pembicaraan. Dari mana?"Aksa meneguk ludahnya. Ia tidak mungkin bilang ke kakak perempuannya itu kalau ia dari rumah Azkia. Karena kalau sampai perempuan itu tau, bisa-bisa jadi masalah besar."Dari makam Zia," ucap Aksa dengan nada pelan."Perasaan habis hujan. Masa hujan-hujan ke makam dia," ucap Fanny sambil mengalihkan pandangannya ke arah Aksa."Diam di situ. Jang
Baca selengkapnya
Hancurnya Heaven
Putra, Cakra, Alka, Nova, Elvano menatap tidak percaya gedung Heaven yang sudah hancur berantakan. Sudah bisa kelihatan jelas, siapa yang menghancurkan gedung tersebut. Para mafia yang sekarang ada di hadapan mereka.Nova mengepalkan erat tangan kanannya. Tanda kalau ia sudah siap memukul kepala para mafia itu. Putra menatap salah satu mafia itu dengan tatapan tajam, tanda kalau ia akan melakukan sesuatu yang membuat mafia itu tidak bisa berdiri lagi.Alka tersenyum kecil. Tanda kalau ia senang karena sebentar lagi ia akan melakukan sebuah pertarungan besar melawan para mafia yang ada di hadapan mereka.Cakra menggigit bibir bawahnya, tanda kalau ia tidak percaya dengan apa yang sekarang sedang terjadi di hadapannya. Gedung Heaven yang sering digunakan untuk berkumpul bersama, sekarang telah hancur porak-poranda. Semuanya sudah hancur, begitu juga batas kesabaran Cakra.Elvano berjalan satu langkah maju. Tanda kalau ia akan memulai pertarungan ini. Ia tau
Baca selengkapnya
Perundingan
Cakra secara brutal melawan dua orang yang ada di hadapannya. Ia tidak bisa menahan rasa emosinya. Karena itu ia tidak akan berhenti menyerang sebelum kedua mafia itu babak belur.Secara tidak sengaja, Cakra melihat Putra yang sudah duduk santai di antara tubuh para lawan-lawannya. Tanda kalau Putra sudah mengalahkan para lawan-lawannya tadi.Cakra tidak ingin kalah. Ia melayangkan sebuah tendangan keras menuju ke salah satu mafia. Tetapi, satu mafia yang lain langsung memblokir tendangannya. Jadi tendangannya barusan tidak sampai ke tubuh target."Besok malam di bawah jembatan tua. Kami akan menunggu kalian di sana," ucap mafia yang memblokir tendangannya.Cakra tidak menghiraukan perkataan mafia tersebut. Ia langsung menyerang mafia itu secara membabi buta. Membuat sang mafia itu terus-menerus mendapatkan sebuah hantaman keras di tubuhnya.Saat Cakra ingin mengakhirinya dengan sebuah tendangan keras tepat di kepala mafia itu. Tiba-tiba ada satu o
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status