All Chapters of Dilema: Chapter 31 - Chapter 40
46 Chapters
27
Semua sedang berduka saat itu. Terutama Dicky. Ada rasa bersalah yang besar di hatinya kepada adiknya yang sudah tak bernyawa itu. Ia hanya menatap jenazah adiknya itu dengan tatapan kosong. Rey dan Ryan saat itu yang mengurus semua keperluan untuk pemakaman Nisa. Dan mereka berdua jugalah yang menghalangi siapapun yang ingin mendekati Dicky. Karena mereka paham. Dicky tak ingin didekati saat ini. Sedangkan Ibu Dicky gagal untuk menahan tangisnya dan juga gagal untuk menerima kenyataan. Ia menangis melihat jasad putrinya itu dan berkali-kali pingsan. Mengapa anak bungsunya itu harus pergi secepat ini? Putri dan Thania saat itu hadir bersamaan. Namun mereka tak saling sapa. Ada perasaan canggung di antara mereka berdua. Berjuang untuk mendapatkan hati Dicky membuat hubungan mereka kurang baik dan berakhir dengan tak saling sapa.Thania dan Putri mencoba untuk menghampiri Dicky yang sedang terduduk dengan tatapan kosong itu. Berharap b
Read more
28
Malam itu Dicky bersiap untuk keluar. Ia akan menemui Levin untuk membalaskan dendamnya atas kematian Nisa. Tentunya Dicky berbohong pada ibunya saat meminta izin. Dicky izin pada ibunya untuk menemui Ryan dan Rey. Ia juga ingin menghibur diri katanya. Vina yang saat itu masih berada di kediaman Dicky bersama ibunya tak tau kenapa merasa aneh. Perasaan Vina juga tiba-tiba tidak enak tentang Dicky. Namun Vina hanya diam. Mungkin hanya perasaannya. Dicky menghubungi Rey yang sudah ditugaskannya untuk mencari posisi keberadaan Levin. Rey bilang Levin selalu berkumpul bersama Kemal dan Mondi di basecamp mereka yang tak terlalu jauh dari rumah Dicky. Rey memberikan titik lokasinya. Dan benar saja, Dicky tau tempat itu."Tunggu kita di sana Dicky, gue ama Ryan bakal langsung nyamperin lo," ujar Rey."Gak perlu, gue yang bakal habisin mereka sendiri, ini urusan gue ama Levin," bantah Dicky."Tapi Dicky--"&n
Read more
29
Dicky langsung dibawa ke UGD saat tiba di rumah sakit. Dicky langsung di tangani oleh dokter. Putri dan Thania sangat panik. Mereka tak ingin kehilangan orang yang mereka cintai. Thania sampai menangis kala itu. Ia benar-benar takut kehilangan Arielnya kembali. Putri yang melihat hal itu duduk di samping Thania dan menenangkannya."Hei, kita harus yakin Dicky akan baik-baik saja, ya?" ujar Putri.Sempat ada rasa kagum di hati Thania pada Putri. Di saat seperti ini ia tak mementingkan egonya. Memang benar kata Putri. Di saat seperti ini hanya tenang yang bisa dilakukan. Yakin Dicky akan baik-baik saja. Ibu Dicky akhirnya datang bersama Vina dan ibunya. Tentunya Ibu Dicky menangis sejadi-jadinya. Baru saja ia kehilangan anak bungsunya. Namun kali ini anak sulungnya sedang berada di antara hidup dan mati. "Kenapa harus anak-anakku? Kenapa bukan aku saja yang pergi?" ujar Ibu Dicky frustasi.Mendengar perkataan Itu, Vina dan Putri menghampiri Ibu Dicky
Read more
30
Mata Dicky akhirnya terbuka secara perlahan. Dicky sadar. Ibu Dicky langsung memeluk anak sulungnya itu yang sekarang mungkin sudah berubah status menjadi anak tunggalnya. Ibu Dicky menangis sejadi-jadinya. Bersyukur anak satu-satunya yang ia miliki sekarang itu tak pergi meninggalkannya. "Kenapa kamu lakuin ini Dicky? Kenapa kamu bahayain diri kamu? Kenapa kamu juga mau ninggalin mama?" tangis Ibu Dicky."Aku cuma mau ngebales kematian Nisa ma, sekarang aku udah tenang, orang yang ngebunuh Nisa mungkin sudah berada di tempat yang semestinya, aku janji gak bakal kenapa-napa lagi ma," ujar Dicky.Ibu Dicky sedikit tenang mendengar janji anaknya itu. Ryan dan Rey juga sudah mengabari pada Dicky bahwa Rey dan teman temannya juga sudah ditangkap oleh polisi. Membuat Dicky lega. Suka cita saat itu menghapiri. Ryan dan Rey juga ikut memeluk Dicky saat itu. Berharap ini adalah kesedihan terakhir yang ia rasakan. Namun sepertinya harapan itu tidak ter
Read more
31
Putri menangis saat itu di perjalanan pulangnya. Biasanya ia akan pulang bersama Dicky. Menaiki motor yang selalu digunakan oleh Dicky dan memeluk Dicky dari belakang. Ia sangat berharap moment itu kembali. Tapi mungkin harapan itu tidak akan terjadi. Karena ia sudah merelakan Dicky untuk Thania. Tak lupa Putri mengabari Ibu Dicky bahwa ia akan mengikuti kemauan Dicky. "Ma, ini Putri, Maaf Putri mundur ma, mungkin ini yang terbaik, biar Thania yang melanjutkan perjuangan Putri untuk mendapatkan keyakinan hati Dicky, Putri gak nyerah kok ma, tapi Putri cuma mengalah, karena mungkin dengan ini Dicky bisa mempercayai cinta lagi, maafin Putri udah ngebuat Dicky gak mempercayai cinta lagi, tapi Putri harap keputusan yang Putri ambil ini bisa ngebuat Dicky mempercayai cinta lagi," Putri menangis saat mengetik pesan itu. Ia tak kuat menahan sakit di hatinya. Perasaan tak rela itu saat itu masih ada di hatinya walau ia sudah berusaha merelakan Dicky untuk
Read more
32
Ibu Dicky dan Ibu Vina sempat terkejut  saat keluar dari ruang inap milik Dicky. Ia melihat Thania sedang tertidur di sebuah bangku yang berada di di depan ruang inap Dicky. Ibu Dicky langsung membangunkan Thania dengan lembut. Ada perasaan bersalah pada Thania. Bahkan juga dengan Putri. Namun apa boleh buat. Sifat keras kepala anaknya itu tak bisa ia lawan. "Thania, hey, bangun sayang," ujar Ibu Dicky lembut. Thaniapun bangun. Ibu Dicky memeluk Thania hangat saat itu. Merasa kasihan pada Thania. Ia sudah berkorban terlalu besar untuk membuktikan cintanya pada Dicky. Kesalnya, Ibu Dicky tak bisa berbuat apa-apa saat ini. Sekali lagi Ibu Dicky tak bisa melawan sifat keras kepala dari anaknya. Air mata Thania kembali mengalir saat berada di pelukan Ibu Dicky."Ma, gimana keadaan Dicky?" tanya Thania."Dicky udah baikan kok, kamu kenapa gak pulang sayang? Kamu harus istirahat, besok kamu kan sekolah," tanya Ibu Dicky mengelus rambut Thania.&
Read more
33
Pagi itu Dicky sudah bersiap-siap untuk bersekokah kembali. Setelah sudah hampir seminggu ia tidak bersekolah. Vina dan keluarganya juga sudah kembali ke Bandung. Rasanya pagi ini Dicky tak ada semangat untuk bersekolah. Berbeda pagi itu rasanya. Dicky menghampiri ibunya yang saat itu sudah menunggunya di meja makan. Mencoba tersenyum agar ibunya juga tersenyum. Berharap pagi ini tidak ada kesedihan yang akan menghampiri ia dan ibunya lagi."Pagi ma," "Pagi sayang, ayo sini sarapan, kamu mau sarapan apa?" tanya Ibu Dicky."Nasi goreng aja ma," Dicky mulai memakan nasi goreng yang sudah disiapkan oleh ibunya itu. Sunyi rasanya pagi itu. Tak ada senyuman dan tawa Nisa yang biasanya menghiasi kebersamaan keluarga kecil Dicky di meja makan. Senyuman terakhir Nisa di hari terakhirnya itu kembali teringat oleh Dicky. Membuat Dicky kembali merindukan adiknya itu. Hampir saja Dicky meneteskan air matanya. Namun Ibu Dicky dengan cepat menguatkan anak s
Read more
34
Dicky sempat terkejut saat tiba-tiba seorang gadis menghampirinya. Ia tak pernah melihat gadis ini sebelumnya. Sampai akhirnya gadis itu berdiri di hadapan Dicky dengan senyumannya. Satu hal yang ada di pikiran Dicky saat melihat senyuman gadis yang menghampirinya itu. Senyumannya sangat manis dan mirip dengan Putri.  "Hai kak, kak Dicky kan?" tebak gadis itu. "Iya, siapa ya?"  "Aku Tasya kak, aku mau ngasih titipan ini ke kakak, ini dari kak Putri kak," ujar gadis itu memberikan sebuah kotak makanan kepada Dicky. Raut wajah Dicky berubah seketika. Ia tak ingin menerima titipan itu. Karena jika ia menerimanya, Putri akan beranggapan bahwa Dicky sudah memaafkannya dan memberikannya kesempatan padanya untuk mencintai Dicky kembali.  "Kak?" panggil Tasya kembali. "Eh iya, sorry, sekarang kakak minta tolong ke kamu, tolong balikin titipan ini ke dia, bilang ke dia kalau kakak gak bakal nerima apapun dari dia lagi," perintah
Read more
Levin Side
Gue Levin, gue gak suka basa-basi. Mungkin sebagian dari kalian udah tau siapa gue. Walau kalian gak tau sepenuhnya tentang gue. Gue sepupu Thania. Salah satu primadona tercantik di JIS. Mempunyai sepupu yang sangat cantik, bahkan sampai terkenal satu sekolah mungkin menjadi satu kebanggaan tersendiri bagi gue. Bayangkan saja, dulu hampir setiap hari temen-temen sekelas gue minta nomor Thania ke gue. Thania bahkan sampai kesel ke gue karena gue ngasih nomornya ke orang lain tanpa seizinnya. Gue cuma bilang, "Tenang aja, kalau ada dari mereka yang macam-macam gue bakal tanggung jawab tentang itu,". Namun seperti yang diceritakan Thania sebelumnya, Hanya Ariel yang dapat memenangkan hati Thania. Sepupu gue itu sangat bahagia dengan Ariel. Namun sayang, kebahagiaannya itu hilang saat Ariel pergi untuk selama-lamanya. Hal itu membuat Thania terpuruk bahkan hampir mengakhiri hidupnya. Sejak saat itu gue bertekad, bahwa gue yang akan jadi pelindungnya. Gue gak akan ngebuat di
Read more
35
Dicky saat itu sudah tiba di sebuah restoran tempat ia membuat janji dengan Rey dan Ryan. Di sana Rey, Ryan, Vanessa dan Steffani sudah menunggu kehadiran Dicky. Dicky mencoba untuk tersenyum dan bahagia di hadapan teman-temannya. Walau duka atas kehilangan adiknya masih belum hilang. Karena jika ia masih larut di dalam duka itu, duka yang ia rasakan tidak akan pernah hilang.Obrolan mereka kala itu beragam. Dimulai dari apa yang terjadi di sekolah tadi, sampai membicarakan aib Ryan yang sangat lucu. Dicky bahkan sampai tertawa lepas. Ia juga merasa bersyukur memiliki sahabat-sahabat yang menghiburnya dan menguatkannya saat ia terpuruk. Perkataan Levin mungkin benar. Dicky tak seharusnya keluar dari genk Ryan.Obrolan mereka saat itu berubah tentang ujian kenaikan kelas yang akan berlangsung tak lama lagi. Vanessa tampak sedikit stress karena ia harus mengejar ketertinggalan pelajaran pasca komanya Rey. Ryan dan Rey bahkan tak terlalu memikirkan tentang ujian itu.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status