All Chapters of Pemuda yang tidak terduga: Chapter 141 - Chapter 150
154 Chapters
BAB 141
Sungguh licik pikiran Mellisa, dan dia juga berencana mau menceraikan suaminya. Tapi semuanya tidak sesuai rencana Mellisa,  ternyata Mellisa disuruh kerja di gerai makanan yang baru dibuka di pinggiran kota metropolitan. Daerah terpencil dan sederhana. penduduknya tidak terlalu berada, jadi gerai ini boleh dikatakan sebagai amal dari Hendrik untuk penduduk disini. Di pertokoan sederhana, Hendrik membuka gerai makanan kecil seukuran 3 X 5 meter persegi, untuk jualan makanan ringan dan mellisa disuruh menjaga disini bersama dua pelayan yang lain, semuanya itu dibawa kuasa Hans Wilson. Memang tujuan Hendrik adalah untuk mempermalukan keluarga Stefanus. Sepulang dari tempat kerja Mellisa marah marah dan berkata:” Capai saya kerja disana, hayo kalian juga cari kerja
Read more
BAB 142
Tempat kerja Mellisa akhirnya diketahui teman mainnya dan mereka beramai ramai mendatanginya. Dasar, seperti peribahasa ada semut ada gula, setelah gula tidak ada semut juga pergi dan caci maki dan ejekanlah yang di dapat dan itu juga yang dialami Mellisa setelah dia bekerja disini sebulan lamanya. Tidak tahu siapa yang memasukan dia di media sosial dan juga di grup teman temannya. “Ha ha ha, ini kamu Mellisa, Mantu kaya keluarga Nicken akhirnya menjadi pegawai toko di toko terpencil ini.” “Ha ha ha, berapa gaji kamu sebulan? Cukup tidak untuk kita minum minum di cafe yang biasa kita datangi.’ “Pantas, selama ini kamu menghilang.” “Jadi miskin ya, “
Read more
BAB 143
Suasana di istana Puncak Gunung Berlian , sungguh berlawanan dengan keadaan keluarga Stefanus. Hendrik melewati kebahagiaan yang tak terkira dengan kedua istrinya yang mengandung anak anaknya. Sungguh kejutan yang menyenangkan Maureen memiliki anak kembar di kandungannya, kandungannya memasuki bulan ketujuh dan menurut dokter, kandungan Maureen sangat lemah, dia tidak boleh mengalami goncangan apapun dan juga tidak boleh ketakutan dan stress. Oleh karena itu, supaya Maureen dapat santai, Hendrik menyarankan Kakek dan Nenek Layran tinggal di istana juga , begitu juga kakek Baskoro. Untuk semua itu, Hendrik memperketat penjagaan untuk Istananya, Hendrik tahu, Keluarga Stefanus masih marah dengan keluarganya dan masih mencoba untuk membalas dendam kepada mereka.
Read more
BAB 144
POV    STEFANUS NICKEN “Sial, karena salah perhitungan , kami mengalami kegagalan, saya lupa untuk mematikan kamera pengintai, karena merasa senang, Maureen tanpa penjaganya, jadi saya menyuruh saudara sepupu saya yang jadi dokter kandungan yang baru datang dari Amerika itu untuk bertindak.’ Batin saya dalam hati di saat saya dibawa ke kantor polisi. Saya sangat mengharapkan Maureen dan anak anak nya tidak mengalami hal yang berbahaya. Saya sudah menyuruh istri dan menantu untuk memantau keadaan mereka dan saya dengan was was menunggu kabar itu semua. Ternyata doa saya tidak dikabulkan, Maureen meninggal setelah sehari setelah operasi dan sialnya lagi anak anaknya normal dan tidak cacat sama sekali. Keinginan s
Read more
BAB 145
POV  SAMUEL Saya sangat ketakutan ketika perbuatan kami diketahui oleh Hendrik dan dia juga mengajak para personil dari jaringan hitam yang terkenal itu, mereka sangat kejam sekali dan jika musuh mereka jangan harap dapat selamat. Untung polisi juga datang, dan saya merasa aman dibawa pergi oleh polisi, saya percaya kasus saya dan ayah akan selesai dengan damai. Maureen tidak akan kasar pada kami, dari kecil dia kenyang di siksa oleh saya dan ayah ibu pasti memenangkan saya, jadi saya yakin Maureen sangat takut pada saya dan ayah, dia tidak akan berani menghukum kami apalagi sampai di penjara. Nanti setelah kasusnya tenang, pasti ibu dan Mellisa akan datang membebaskan kami , karena Maureen mencabut tuntutannya. Jadi saya santai saja di dalam penjara.
Read more
BAB 146
POV  DEMON Pulang ke negara leluhur bertemu dengan saudara sepupu saya, adalah hal yang menggembirakan. Tapi setelah bertemu dengan anak sepupu saya, luka lama karena kematian ibu dan adik saya terbuka kembali. Setiap melihat muka dan penampilannya yang seperti ibu saya, dendam saya sama gadis itu, kenapa dia hidup? Sedangkan ibu saya meninggal , jadi kemarahan saya saya lampiaskan kepada dia. Sayang ketika saya bertemu dengannya, kandungannya belum bisa dipacu untuk melahirkan paksa, jadi saya harus bersabar untuk menunggu kehamilannya untuk bisa dipaksa melahirkan, hal itu adalah biasa saya lakukan dan selalu terbebas dari hukum, ya, karena tiada bukti yang menguatkan Dengan senyuman yang menyakinkan saya selalu m
Read more
BAB 147
POV  MAUREEN Saya sangat senang dengan dokter baru ini, sangat ganteng dan baik hati, dia selalu membuat saya bisa manja dengan nya. Saya tidak tahu kenapa? Tapi saya merasa dia seperti ayah saya, apa karena saya kekurangan kasih sayang dari ayah saya? Jadi saya mengharapkan cinta kasih dari orang lain. Selama sebulan saya mendapat perawatan dari dokter ini dan saya sangat senang, dia sangat telaten dan dengan teliti memeriksa kandungan saya. Setiap memeriksa kandungan, saya bersamaan waktunya dengan kakak Elisa, kakak Elisa memakai dokter lain , dia ingin dokter wanita, jadi dia menolak ketika direkomendasikan dokter kepala atau direktur rumah sakit  ini.  Untuk tidak mengecewakan dokter kepala, saya bers
Read more
BAB 148
Hendrik mengatur para pengawalnya untuk melindungi Elisa dan anak anak Maureen dan juga orang tua dan kakek dan nenek Maureen, ibu Maureen dan kakak iparnya dilarang mendekati anak Kembar Maureen. Hendrik berencana mengurus acara kematian Maureen dahulu, baru kemudian menemani Elisa.Orang tua Elisa, Hendrik menyuruh mereka menemani Elisa dan anaknya dan kakek dan nenek Maureen di minta tolong untuk memantau cucucnya. “Elisa, Maureen telah meninggalkan kita, saya harap pengertian kamu, selama beberapa hari saya tidak dapat menemani kamu, saya mau mengurus pemakaman Maureen dahulu, setelah itu, baru saya menemani kamu, apakah kamu keberatan?” Tanya Hendrik mengharapkan pengertian Elisa. “Pergilah, saya ada ayah dan ibu menemani.” Kata
Read more
BAB 149
Saat kaki Hendrik menapak kakinya di pintu utama rumah sakit, Hendrik menggunakan energinya, dengan menyelaraskan energi dirinya dengan alam, Hendrik mengusir kesedihannya dan membuat hatinya gembira dengan kelahiran ketiga anaknya. Dengan muka ceria , Hendrik mendatangi kamar Elisa. "Hai, apa kabar semuanya?" Sapa Hendrik dengan nada riang. Mereka semua memalingkan kepala untuk melihat Hendrik dan mereka tahu Hendrik dengan diam menyembunyikan kesedihannya. Terlihatlah Elisa sedang sarapan dengan kedua orang tuanya dan ada juga Kakek dan nenek Layran dan  Elina Smith. “Hendrik, kemarilah , kenalkan dia adalah bibi kamu, adik perempuan ibu kandung kamu, juga ibu angkat Maureen dan dia adalah seorang dokter anak.” Ka
Read more
BAB 150
Dengan takjub Hendrik melihat kedua anak kembarnya, anak yang terlahir prematur tapi memiliki kondisi anak cukup bulan dan menurut pandangan Hendrik, setelah seminggu di istananya kedua anak itu akan meninggalkan inkubatornya. Anak yang dilindungi oleh kekuatan energi alam yang merupakan keturunan murni kekuatan gaib putih yang akan selalu melindungi mereka dari bahaya yang mengancamnya. Sepasang anak, laki dan perempuan yang akan saling melindungi, pantas Stefanus dan kelompoknya tidak dapat mencelakakan mereka, ya mereka dapat melindungi diri mereka sampai umur mereka tujuh tahun. “Hendrik, kamu belum menamakan ketiga anakmu.” Kata Kakek Baskoro, ketika mereka sampai di istana. “Kakek saja yang beri mereka nama.” Kata Hendrik untuk menghormati kakeknya.
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status