Semua Bab Perjalanan Waktu Xie Tianlan: Bab 61 - Bab 70
90 Bab
Bab 59 : Serangan Penuh Amarah
Matahari semakin naik, bersinar menandakan hari sudah tak lagi malam, dan langit juga sudah mulai menunjukkan hamparan birunya. Tepat di sebuah lapangan luas, arena bertarung milik Sekte Awan Giok, 2 makhluk berbeda jenis berdiri saling berhadapan. Arena bertarung yang telah lama terbengkalai, dan arena yang tak pernah lagi digunakan setelah bertahun-tahun ditinggalkan, sebentar lagi akan kembali terpakai. 2 makhluk berbeda jenis tersebut tak menunjukkan pergerakan yang berarti. Keduanya hanya diam sembari menatap satu sama lain. Angin berhembus pelan, menerbangkan ujung pakaian yang dikenakan Tianlan. Helai rambutnya yang panjang juga ikut terbawa angin, sedikit anak rambut menutupi sebagian wajahnya. Matanya menyipit pelan saat anak-anak rambut tersebut mengenai ujung matanya. Tianlan menatap tajam ke arah makhluk berkepala kerbau di depan sana. Ia tidak boleh bertindak gegabah, saat ini Iblis itu sedang berada pada kesadaran manusia, Iblis itu akan menjadi jauh lebih cerdas da
Baca selengkapnya
Bab 60 : Konsekuensi
Para warga desa Zao kini terlihat telah memenuhi kaki bukit. Mereka berkerumun di sana karena penasaran dengan apa yang terjadi di atas sana. "Apa yang terjadi?" "Apakah kau juga mendengarnya? Ledakannya sangat besar." "Apa yang menyebabkan ledakan sebesar itu?" "Apakah terjadi sesuatu?" Masing-masing dari mereka melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tak seorangpun bisa menjawabnya. Ditengah kebingungan para warga, tampak seekor hewan berbentuk kucing mirip rubah dengan seorang anak laki-laki di atas punggungnya berlari cepat, menerobos kerumunan. Hewan tersebut beserta anak laki-laki di punggungnya berlari cepat menuju ke atas bukit. "Apa itu tadi?" "Kemana mereka akan pergi?" "Apakah mereka berniat untuk naik ke atas bukit? Bukankah di sana ada monster pemakan manusia?" "Hei! Bocah! Jangan ke sana! Terlalu berbahaya!" Seolah tuli, anak laki-laki tersebut tidak mendengar teriakan dari kerumunan dan terus menunggangi hewannya menuju ke atas bukit. Hewan itu tak berhenti
Baca selengkapnya
Bab 61 : Tindakanmu Terlalu Lambat Tuan Muda Xie
Mengingat semua kejadian itu, Fushao semakin marah. Ia marah dengan dirinya sendiri karena telah bertindak bodoh. Sekuat tenaga Fushao berusaha bergerak, urat-urat dari leher dan kedua lengannya muncul. Fushao menggertakkan giginya, berpikir bahwa dengan begitu maka kekuatannya akan bertambah. Pada akhirnya Fushao berhasil terlepas dari teknik jarum hantu Tianlan. Namun, itu tak berlangsung lama, karena Tianlan kembali membuat Fushao tidak bergerak setelah ia mengeluarkan teknik jarum hantu untuk yang kedua kalinya. Kali ini tekniknya memiliki kapasitas kekuatan yang lebih kuat. Jadi, sekuat apapun musuh, jika ia ingin lepas, maka ia harus memohon kepada Tianlan hingga Tianlan mau melepaskannya. Fushao kehabisan tenaga, ia tak bisa terus-terusan menguras tenaganya karena ia yakin, bahwa ia tak akan bisa melepaskan diri dari jebakan ini. Tianlan menyadari bahwa tenaga qi-nya masih berlimpah. Teknik jarum hantu yang ia gunakan dikenal dengan penggunaan qi-nya yang lumayan besar.
Baca selengkapnya
Bab 62 : Bukankah itu Tuan Muda Xie?
Setelah beberapa detik terdiam, Tianlan kembali merapikan rambut Zhaoyang yang masih sedikit berantakan dan menatap Hua Rong. "Tidak." Angin berhembus sesaat setelah Tianlan memberikan jawabannya, melewati jarak antara dirinya dan Hua Rong. "Kenapa?" Hua Rong kembali bertanya, ingin mengetahui alasan dibalik penolakan sang Kultivator jenius di hadapannya. Tianlan mengangkat sebelah alisnya, merasa heran dengan pertanyaan Hua Rong. Ia berpikir bahwa dengan hanya 1 penolakan darinya, maka Hua Rong tidak akan bertanya lagi. Namun, ternyata dugaannya salah, Hua Rong sepertinya bukanlah tipe orang yang mudah menerima penolakan. "Aku tidak bisa percaya kepada orang asing yang baru saja kutemui," jawab Tianlan jujur. Hua Rong menyipitkan kedua matanya, sedikit terkesan dengan jawaban yang diberikan Tianlan. Senyum di bibirnya mengembang, sudut bibirnya yang runcing semakin menambah kesan licik pada dirinya. Semua yang ada pada dirinya mirip sekali dengan seekor rubah, tajam dan memani
Baca selengkapnya
Bab 63 : Membersihkan Sekte
"Iya," jawab Hua Rong santai, seraya menyesap tehnya.Tianlan mengedipkan matanya.Bukan tanpa alasan Tianlan terkejut, pasalnya selama ia berada di dunia ini, semua orang selalu mengatakan bahwa ia cantik, cantik, dan cantik. Tidak ada kata lain selain cantik yang bisa ia dengar.Seperti waktu itu, saat Tianlan bergabung dengan beberapa pemuda yang sedang bergosip tentang rumor Sekte, bahkan mereka mengira bahwa Tianlan adalah seorang nona muda.Baru kali ini ada yang memujinya tampan setelah terdampar di dunia ini. Tianlan merasa tidak sia-sia baginya menerima Hua Rong, ternyata ia menerima orang yang waras."Apakah cuaca begitu panas hingga membuat telinga anda merah Tuan Muda Xie?" ucap Hua Rong saat melihat rona merah di telinga Tianlan.Dengan cepat, Tianlan menutupi telinganya menggunakan kedua tangannya. Dalam hati ia merutuki tingkahnya yang terlihat memalukan.Setelah menyadari tindakannya, perlahan Tianlan melepaskan telinganya. Suasananya jadi sedikit canggung."Terima kas
Baca selengkapnya
Bab 64 : Lukisan Yang Sangat Jelek
Waktu berlalu begitu cepat dan hari berikutnya tiba.Kini, Tianlan dan Hua Rong, beserta para warga Desa yang masih bersedia membantu Tianlan telah bersiap dengan peralatan di tangan mereka masing-masing.Beberapa diantara mereka membawa peralatan tukang, seperti palu, gergaji, paku dan cat.Tianlan kembali mengarahkan beberapa orang untuk mengurus bagian-bagian yang telah ia tentukan. Beberapa orang akan memperbaiki dinding-dinding bangunan yang sudah rusak, dan beberapa lainnya akan mengurus sisanya.Para warga terlihat sangat bersemangat, mereka mengerjakan semua yang diarahkan Tianlan dengan senang hati.Ditengah pekerjaan, mereka selingi dengan nyanyian-nyanyian untuk membakar semangat mereka.Tianlan juga tidak tinggal diam. Selain mengarahkan, Tianlan juga ikut membantu beberapa tugas yang dikiranya memerlukan sedikit bantuan darinya.Kini Tianlan telah selesai membantu yang lainnya. Ia dan Hua Rong saat ini sedang memeriksa sekitar Sekte.Banyak bangunan yang awalnya rusak par
Baca selengkapnya
Bab 65 : Kekaisaran Tang Timur
Tak menunggu waktu lama, Tianlan langsung menyanggupi syarat yang terbilang sangat mudah tersebut. Ia mendudukkan dirinya di lantai untuk melihat pertunjukan yang akan Hua Rong bawakan.Hua Rong mengambil sebuah kuas dan tinta serta sebuah kertas yang ia temukan di dalam kuil ini.Persis seperti saat ia melakukan pertunjukan di Desa Zao hari itu, Hua Rong melukis terlebih dahulu di atas kertas sebelum kemudian lukisannya menjadi hidup seperti sihir dan melakukan tugasnya.Pada awalnya Hua Rong melemparkan kertas yang telah diisi dengan lukisannya ke atas.Sama seperti waktu itu, kertas itu tak segera jatuh ke tanah, melainkan masih tertahan di udara.Hua Rong kali ini tidak menari seperti saat di Desa Zao. Ia terlihat hanya menggerakkan kuas di tangannya, seolah melukis sesuatu.Tak lama, Hua Rong berhenti melukis. Matanya terpejam, sosoknya berdiri tegak dengan ciri khas seorang sarjana.Saat Hua Rong membuka matanya, sesosok pria berjubah emas yang sama persis dengan yang Tianlan li
Baca selengkapnya
Bab 66 : Menghancurkan Topeng.
"Tentu saja itu aku." "Tidak, itu aku." "Aku! Kau tidak cukup kuat untuk melampauiku." Terlihat 2 remaja tengah beradu argumen. Dilihat dari pakaian yang mereka kenakan, sepertinya keduanya berasal dari Desa Zao. "Dengar! Aku yang akan menjadi murid pertama di Sekte ini," tegas salah satu di antara mereka. "Apa kau yakin? Melempar ketapel saja kau meleset, dilihat dari segi manapun, akulah yang lebih unggul daripada dirimu, jadi akulah yang akan menjadi murid pertama," sanggah remaja lainnya. Mereka masih saling beradu argumen sampai Tianlan datang dan menghentikan perdebatan mereka. "Semangat kalian sangat menggebu, itu bagus ... Tetapi, apakah kalian tidak pernah mendengar proses “Penyaringan”?" ucap Tianlan. Kedua pemuda itu tampak kebingungan, "Apa itu penyaringan?" "Tentu saja Seleksi," jawab Tianlan. "Tidak sembarangan orang bisa bergabung ke Sekte, hanya orang-orang berbakat dan memiliki keinginan yang kuatlah yang bisa bergabung." Lagipula, Sekte mana yang akan mener
Baca selengkapnya
Bab 67 : Seleksi Sekte.
Tianlan tercengang melihat jumlah peserta yang telah mendaftar. Sekitar 600 anak tertulis pada laporan yang diberikan Hua Rong. Sedikit curiga dalam benaknya bahwa data ini palsu."Apakah ada manipulasi data di sini?" tanya Tianlan tidak percaya. "Tidak, itu jumlah murni," jawab Hua Rong. Setelah membaca ulang data tersebut, Tianlan menyadari bahwa para peserta bukan hanya berasal dari Desa Zao. Banyak para peserta yang berasal dari kota-kota besar dan desa-desa tetangga. Tianlan menatap Hua Rong, "Hua Rong, seberapa terkenal diriku?" Hua Rong meletakkan siku kanannya di atas meja dan balas menatap Tianlan, "Seterkenal aku." "Sungguh?" Hua Rong mengangguk. Kabar bahwa seorang master muda yang jenius telah membangun kembali Sekte Awan Giok yang dulunya merupakan sekte besar itu menyebar sangat cepat. Apalagi banyak orang yang mengetahui bahwa tangan emas Hua Rong dan Tianlan berteman baik, jelas banyak orang akan tertarik. Cerita tentang kehebatan Hua Rong dan Tianlan menyebar
Baca selengkapnya
Bab 68 : Peserta yang Lulus.
Dari 300 pendaftar, hanya 120 yang berhasil lulus. Pengurangan jumlahnya sangat signifikan, persaingan yang ketat membuat peserta yang tidak memiliki kualifikasi lulus jadi lebih kesulitan. Seleksi ketiga : Ini adalah seleksi terakhir yang akan dijalani oleh para peserta. Seleksi terakhir adalah bertahan hidup. Para peserta harus bisa bertahan hidup selama 7 hari 7 malam di dalam hutan Beast. Mereka hanya diperbolehkan untuk membawa senjata agar bisa membela diri. Masing-masing dari mereka diharuskan membawa alat untuk situasi gawat darurat berupa kembang api. Apabila ada yang ingin menyerah, mereka bisa menyalakan kembang api untuk memanggil bantuan. ••• "Dari semua seleksi yang telah dilaksanakan, ini adalah yang terberat. Masa depan Sekte bergantung pada mereka. Kehebatan dari sebuah Sekte terdapat pada murid-muridnya," Tianlan menghembuskan nafas panjang. "Tapi, apakah aku bisa menghidupkan lagi Sekte ini? Sebelumnya aku tidak pernah berkecimpung dalam dunia Sekte." Apalagi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status